Chapter 23

1.7K 71 0
                                    


       Waktu begitu cepat berjalan. Waktu begitu cepat berputar terus menerus. Waktu begitu cepat untuk memulainya. Begitu cepat waktu untuk memutuskannya. Memutuskan bahwa hari ini adalah hari dimana seorang gadis akan menjadi seorang milik laki-laki walaupun mereka belum terikat dalam hukum yang sah.

         Gadis berumur 18 tahun ini terduduk sambil melihat dirinya sendiri di cermin. Ia hanya tersenyum miris saat ini melihat dirinya yang sebentar lagi akan menjadi milik seseorang yang ia tidak tahu asal usulnya. Tidak terasa, satu tetes bening-bening kristal jatuh dengan bebas turun membasahi wajahnya yang telah dipolesi make-up tipis itu. Perlahan ia mengusap bening-bening kristal itu memakai jari-jari mungilnya. Ia tidak ingin menjadi seseorang yang cengeng, karena sebelumnya ia tidak pernah menangis bodoh seperti ini.

        Suara pintu terbuka begitu nyaring di ruangan itu sehingga membuat gadis ini menoleh. Terlihat seorang wanita paruh baya dengan dress panjang berwarna coklat muda dan tak lupa dengan jilbab yang senanada dengan bajunya menghampiri  gadis itu.

"Sayang... kamu kenapa?"
Tanya Tante Riana sambil mengusap bekas air mata Eagret yang masih tersisa.
"Aku gak apa-apa kok, Ma"
Eagret tersenyum simpul walaupun hatinya tidak tersenyum.
"Maafin Mama sama Papa ya. Kami sudah egois sama kamu sayang"
Ucap Tante Riana yang terlihat bersalah.
"Mama sama Papa gak ada maksud untuk membuat kamu kayak ini sayang. Kami hanya ingin melihat kamu bahagia, sudah itu aja"
Sambung Tante Riana.

Eagret tidak dapat membendung lagi air matanya yang sudah siap membanjiri wajahnya. Ia langsung memeluk Mamanya dan menangis di dalam pelukan Mama tercinta. Tante Riana dengan elusan hangatnya mengelus punggung Eagret dengan sayang. Matanya pun telah berkaca-kaca melihat anak semata wayangnya itu menangis bersedih.

"Udah, gak usah nangis dong. Mana anak mama yang gak punya ekspresi, hem?"
Ucap Tante Riana.
"Iih mama.."
Eagret membuat wajahnya seperti kesal kepada Tante Riana.

Tante Riana rerkekeh kecil melihat Eagret yang sedang berpura-pura kesal.

"Gak berhasil bohongin mama dengan muka pura-pura kesal kayak itu. Udah tau muka kayak tembok, di pasang muka kayak itu yah mana cocok"
Cemooh Tante Riana dengan tertawa kecil.
"Cemoohin anak sendiri"
Kata Eagret dengan muka datarnya.

"Udah yuk! Ke bawah. Calon kamu udah nunggu tuh"
Tante Riana berkata dengan nada menggoda.

Eagret hanya mendengus kesal menanggapinya. Ia memilih diam daripada harus menanggapi perkataan mamanya.

********

         Dua wanita beda usia ini pun keluar dari kamar sang anak. Dengan rasa cemas, takut, kesal, gugup, dan semua yang dirasakan oleh Eagret bercampur menjadi satu. Jari-jari tangan dan kaki Eagret mulai terasa mendingin ketika tidak terasa kaki mereka satu persatu menuruni anak tangga. Sayup-sayup Eagret mendengar suara gelak tawa dan seperti semacam perbincangan di bawah sana.

        Eagret semakin mengeratkan tangannya yang ada dikaitkan ke tangan mamanya itu. Tangan dan kakinya yang sudah terasa dingin, sekarang menjadi lebih dingin lagi. Tidak terasa, kaki mereka telah jatuh pada anak tangga yang terakhir. Kemudian, kedua wanita ini melanjutkan langkah kaki mereka menuju ruang tamu yang telah dipadatkan oleh keluarga besar dari Eagret dan keluarga besar dari calonnya Eagret.

        Ketika Eagret bersama mamanya telah sampai di ruang tamu, semua yang ada di dalamnya terdiam melihat mereka berdua. Eagret menundukkan kepalanya malu karena telah di pandang oleh keluarganya dan keluarga calonnya. Tante Riana mengarahkan Eagret untuk duduk bersama keluarga-keluarga besar disana. Setelah Eagret duduk, banyak dari keluarga-keluarga besar itu menatap kagum Eagret dengan pakaian dress panjang bewarna putih yang bercorak bunga-bunga, jilbab yang senada bersama dressnya itu, dan sepatu bewarna putih yang ia pakai tidak terlalu tinggi.

Cold CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang