Chapter Three : Amazing Twilight

3.3K 349 145
                                    

Chapter Three : Amazing Twilight.

Pagi ini, Dena berjalan di lorong sebuah rumah sakit, bau obat-obatan menyeruak masuk menusuk indra penciuman cewek mungil ini.

Ia sesekali melirik pintu yang berjejer di koridor ini, sampai ia tertuju pada satu pintu.

Membuka pintu tersebut perlahan, dilihatnya sosok cowok berambut hitam pekat sedang terbaring lemah di tempat tidur, degup jantungnya lemah terlihat dari elektrokardiograf yang terletak persis di meja sebelah tempat tidurnya.

Dena mendekati orang tersebut, melihat bunga di vas yang sudah hampir layu, ia segera mengganti bunga tersebut dan menaruhnya lagi.

Dalam diam ia berharap, dalam sepi ia bergumam, "Cepet bangun, gue masih nungguin lo." Ia membuang napas.

"Gue butuh penjelasan." Lalu ia menuju jendela, membukanya. Membiarkan angin membelai ramah pipinya.

|S ・L|

Liburan hampir berakhir, besok seluruh siswa dan siswi sekolah akan memulai rutinitas yang menurut mereka menyebalkan; bangun pagi.

Namun, berbeda dengan Dena, ia biasa saja dengan bangun pagi, karena bangun pagi sudah menjadi rutinitas wajib keluarganya.

Ia bangun saat subuh dan segera melaksanakan kewajibannya, salat subuh.

sesudah itu, Dena keluar dari kamarnya di lantai dua, melihat ke arah timur matahari akan terbit. Dena suka momen saat sang surya memuju keluar.

Pemandangan langit sebelum fajar dan sesudah senja, itu disebut aram atau twilight. Bagi Dena, ini hal menakjubkan yang bisa kau lihat setiap hari, bahkan dua kali. Kau akan lebih bersyukur dan lebih menghargai bumi jika kau melihat pemandangan ini.

Pemandangan langit yang terlihat di-ombre dengan sentuhan warna peach, lalu ke biru muda, dan kemudian dark blue. Dena tidak bisa mengekspresikannya, warna merah dan oranye. pokoknya itu sangat terlihat menawan. Indah dan mengagumkan.

Aram secara teknis diartikan sebagai periode sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam. Ketika muncul cahaya alami dari atmosfer atas yang menerima langsung sinar matahari dan menyebarkan sebagian sinarnya ke permukaan bumi.

Kadang Dena memerhatikan awan yang berjalan lambat, lalu kemudian menghilang, dan melihat awan baru datang.

Awan selalu menghiasi langit, aku ingin ada awan dalam hidupku, bisa menemani hari cerah, gelap, dan kelamku.

Tidak, aku akan jadi awanmu, menemani hari-hari burukmu, terbang, menepi, dan menghilang bersama semua beban dengan angin, Dena membatin.

|S ・L|

Pagi ini Dena datang dengan penuh semangat ke sekolah, berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih sering berangkat mepet saat hari pertama—Senin. Ia datang secepat kilat, bahkan sebelum jarum panjang menunjuk sempurna ke angka enam, ia sudah sampai di kursinya.

Beberapa menit ia memejamkan mata sembari mendengarkan musik, terdengar decit pintu terbuka, sontak ia membuka matanya, melihat siapa anak rajin selain dirinya yang datang sepagi ini. Saat matanya terbuka dan melihat siapa orang itu, ia kaget. Tak menyangka akan apa yang ia lihat.

|S ・L|

"Lihat, nih, besok gue datang pertama di kelas," ucap seorang cowok pada teman di sebelahnya.

All the Baffling Thing of Being Change✔ (WAS SAVAGE LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang