Full-Finished : I Wanna Grow Old With You

70 3 6
                                    

Full-Finished : I Wanna Grow Old With You

Ahza mendekap Dena ke dalam pelukannya sambil menciumi rambut Dena yang untungnya baru disampo tadi pagi. "Kangen banget," kata Ahza sambil mengendus bau fruitty yang berasa dari sampo Dena.

Dena membalas pelukannya manja. Mereka baru bisa bertemu hari ini. Sudah hampir tiga bulan Ahza sibuk dengan KKN di luar kota.

Rambut coklatnya sudah mulai menyentuh mata hazel miliknya dan itu membuat dia seribu kali jauh lebih keren. "Kamu di sana ngapain aja?" tanya Dena.

"Cuman makan sama tidur," balas Ahza dengan nada santai. "Abis itu balik, gara-gara korona. Karantina dulu, deh 14 hari."

Dena yang menyadari hal itu langsung mendorongnya sejauh mungkin. Dena baru ingat, mereka harus social distancing!

Seakan tau apa yang ada di pikiran gadis itu, Ahza berdecak. "Telat jaga jaraknya! Wangi kamu udah masuk ke hati aku."

Ahza menarik Dena lagi ke dalam dekapannya yang hangat, kemudian bibirnya mulai menyentuh lembut milik Dena. Ah, rasanya Dena ingin selamanya seperti ini. Rasanya seperti menjadi Ironman.

Sudah tiga tahun berlalu dari mulai Dena mencoba membuka hatinya untuk Ahza, beruntungnya Dena bisa mendapat cinta yang mendewasakan dan membiarkan Dena selalu menjadi dirinya.

Awalnya bagi Dena, berbicara aku kamu ke Ahza bagaikan memakaikan Ahza wig, agak aneh. Tapi, lama-lama Dena malah ketagihan.

Bukan yang bagian ketagihan memakaikannya wig, tolong.

"Cari makan malem, yuk!" ajak Ahza.

"Sambil pelukan gini?" tanya Dena sok polos. Ya ampun, Dena pun tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Dulu aja, ia bahkan nggak mau deket-deket sama Ahza!

"Ya enggak, lepas dulu dong," balasnya sambil menyingkirkan tangan Dena. Akhirnya dengan paksa Dena melepas pelukannya. "Aku udah lupa rasa makanan di Jakarta." Ahza mengedipkan sebelah matanya, berusaha menggoda Dena dengan makanan.

Dena memutar bola mata sambil berdecak. "Padahal di sana juga makannya mie instan."

Sesudah itu, mereka izin pada Kirana untuk makan malam, yang tentu saja di iyakan, dengan tambahan, "Jangan sampe malem banget, ya!"

Kalau begitu, Dena bakalan pulang besok sore!

Bercanda, Sayang. Bisa langsung di coret dari kartu keluarga.

|S L|

"Kamu nggak nanya, kita mau makan apa?" tanya Dena, karena aku tiba-tiba terbayang pecel lele.

"Enggak ah," balas Ahza. "Terakhir kali cewek nentuin mau makan apa, kita diusir dari surga."

"Pecel lele, titik." Dena memerhatikan Ahza yang sedang asyik menyetir mobilnya. Hidungnya masih mancung seperti awal bertemu.

"Males, ah," balas Ahza sambil memamerkan senyum meledek.

Dena terkekeh. "Pokoknya kalo nggak pecel ayam, aku diet 5 menit!"

"Loh, tadi pecel lele?" Ahza bingung. Tapi tetap tampan, sih.

"Nah, kalo nggak pecel lele, aku dietnya seminggu!"

"Bisa aja Kendall Jepit. Aku serius nanya, nih."

"Iya, pecel lele!" Dena tertawa.

All the Baffling Thing of Being Change✔ (WAS SAVAGE LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang