Twentythree : Are You Crazy or Such Thing as That?

951 69 11
                                    

Twentythree : Are You Crazy or Such Thing as That?




Entah mengapa, rasanya liburan terlalu cepat. Besok sudah mulai masuk sekolah lagi.

Dena dan Della sudah berbaikan, sudah sering chatting dan hang out berdua, saat itu keduanya yang meminta maaf dan saling memaafkan.

Jadi, kelas dikocok dan entah kebetulan atau tidak mereka sekelas lagi, ditambah Raka, Ahza, Ervin, Ariel, dan percaya atau tidak duo mesuk Eko dan Ari masuk kelas yang sama juga.

Dan karena ini baru awal masuk, jam kosong sudah dipastikan banyak. Omong-omong, kelas dua berada di lantai tiga.

"Del, gue mau ke toilet, ya," ucap Dena.

"Ikut!" Della berdiri, Ervin masuk kelas. "Enggak jadi, deh."

Dena tertawa kecil. Sebetulnya, ia juga tidak tau mau ke mana, karena ia hanya bosan.

Saat melewati toilet Dena tidak masuk ke dalamnya, ia melihat dari atas depan toilet yang menghadap ke bawah. Perpustakaan. Yeah... sepertinya buku akan membantu Dena mencegah bosan.

Oh, komik, maksudnya. Siapa juga yang mau baca buku pelajaran saat sekarang? Dena, sih, tidak.

Jadi, Dena turun dan menuju perpustakaan, ini pertama kalinya Dena ke perpustakaan, hebat. Ia masuk dan terseyum pada penjaga perpus, ia melihat ada seorang cewek sendirian yang duduk di pojok, di depannya ada komik. Wajah cewek itu familier, sepertinya anak kelas IPA.

Rasanya cangung kalau tersenyum atau menyapa, jadi Dena memilih fokus mencari komik mana yang harus ia baca lalu duduk di depannya dan tersenyum.

Akhirnya, Dena mengambil novel Shincan. Ia butuh sedikit hiburan.

Menyapa, tidak, menyapa, tidak, menyapa?

"Hai," sapa cewek itu duluan sambil tersenyum.

"Hai juga," balas Dena. Ia mengumpat dalam hati kenapa dia tidak langsung menyapa saja tadi? Pakai segala berfikir. Dena duduk di depan cewek itu.

Selang sepuluh menit dan tidak ada suara, karena keduanya sedang sibuk membaca.

Sebetulnya Dena ingin sedikit berbasa-basi dengan cewek di depannya ini, yah... maksudnya canggung saja kalau seperti ini, mau pindah kursi juga sudah terlanjur. Apa nanya nama sama kelas aja kali, ya? batin Dena.

Bersamaan dengan itu, Dena melihat dari ujung matanya kalau cewek di depannya mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca ke wajah Dena.

"Adena Chavali, anak kelas XI IPS 3?" tanya cewek di depannya.

"Eh?" Dena mengalihkan pandangannya dari komik yang ia baca pada cewek di depannya. "Iya, kok tau?" Dena mengernyit bingung, ia bukan sosok yang terkenal, kenapa bisa cewek ini kenal? Dengar dari siapa namanya? Dena bertanya-tanya dalam pikirannya.

"Aku sering lihat kamu, waktu itu teman kamu manggil nama kamu. Jadi, aku tau, deh." Cewek itu tersenyum ramah.

Pasti 'teman' yang ia maksud Della. "Oh... hehe." Dena mengangguk. "Anak IPA?"

Cewek itu mengangguk, Dena melirik name tag-nya Aura Vannesa. Entah mengapa, tapi sepertinya Dena pernah mendengar namanya.

Selanjutnya, mereka tidak berbincang lagi, setelah Dena membaca satu komik, ia keluar. "Gue duluan, ya, Aura."

Aura tersenyum ramah dan mengangguk. "Oke," balasnya.

Saat dikoridor, Dena mendengar ada sekelompok cewek yang berbisik, "Di perpus biasanya si Aura."

All the Baffling Thing of Being Change✔ (WAS SAVAGE LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang