Chapter Two : Be Pantient

4.2K 426 221
                                    

Chapter Two : Be Pantient.

Libur semester dimulai, tapi hari Dena tetap sama; sepi. Beginilah nasib jomblo kerjaannya hanya menunggu kerjaan, dan galau karena tak ada yang bisa digalauin.

Dan apa kabar cuaca siang ini? Panas. Seperti saat lihat gebetan jalan dengan pacar barunya.

"DENAA!" teriakan Kirana di lantai bawah membuat ia kaget, tak biasanya Kirana berteriak sekeras itu saat siang hari.

Dena segera turun tanpa menjawab, berlari kecil mendekati sumber suara.

"Ada apa, Ma?" tanya Dena.

"Kamu bantuin Mama ya, Den?"

Dena mengerutkan dahi, Oh sialan, kukira ada hal penting.

"Ngapain, Ma?"

"Beliin koyo, dong."

Oh, demi dedaunan kering yang ditiup angin, apa ini serius?

Dena berdecak sebal.

"Ah, Den, tinggal ke warung apa susahnya, sih? Lagian kayaknya Mama masuk angin deh," ucap Kirana "Nih." Ia menyodorkan uang.

Dena mengambil uangnya. Kok banyak banget? Padahal cuman beli koyo, batin Dena.

Tapi, ia hanya mengambil uang tersebut tanpa berniat mempermasalahkannya.

Dengan berat hati Dena keluar, sampai langkahnya terhenti karena teriakan Kirana.

"OH, IYA," nada Kirana naik beberapa oktaf. "Dena. Sekalian beliin telur seperapat, mie goreng 6, minyak seliter sama—" Perkataan Kirana terpotong oleh ekspresi Dena.

Dena tak habis pikir, disuruh beli koyo beserta cabang-cabangnya. Ini beli koyo atau belanja bulanan?

|S ・L|

Tak terasa liburan telah berlangsung seminggu. Apa yang bisa Dena lakukan selain berdiam diri? Apa memang harus lari dari kenyataan?

Saat hampir mati karena bosan, handphone Dena berbunyi.

Akhirnya! Setelah sekian lama mati suri HP ini!

Ervin Haryanta : Den? Ntar gue bisa kerumah lo?

Adena Chavali : rumah gue yg mn?

Ervin Haryanta : emng rumah lo ada brp?-_-

Adena Chavali : satu doang kan, itu jg pny bokap

Ervin Haryanta : IYA MAKANYA GUE MAU KE SITUU

Adena Chavali : Gue udah pindah, Vin

Ervin Haryanta : sabtu ini ikut ngumpul ya. Temen-temen pada nanyain lo, ktanya kmn aja. Pin sama id line lo udah ganti semua
Ervin Haryanta : gue kasih line lo yg ini aja ya

Dena berdecak melihat kata teman, apa pantas dibilang teman jika kepura-puraan semata?

Tersenyum dan memuji di depan, namun membicarakan hal buruk di belakang.

Ada pula yang mencibir dan merendahkan di depan, kemudian mengikuti gaya dan semuanya tentang apa yang mereka benci dari kita.

Teman jenis apa itu?

Adena Chavali : Don't you dare, Vin. Or i'll block you.

Mengabaikan pesan pertama Ervin, Dena hanya membalas yang kedua.

All the Baffling Thing of Being Change✔ (WAS SAVAGE LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang