obrolan pertama

381K 17.9K 311
                                    

Zara pov.

Tidak terasa seminggu sudah aku menjadi istri pengusaha muda yang tampan tapi dalam seminggu ini aku belum bisa ngomong soal Lana yang ingin sekolah karena dia selalu pulang larut malam saat aku sudah tidur.
Bukannya aku tidak melayani suamiku tapi dia yang selalu pulang malam saat aku bangun untuk sholat malam dia baru selesai mandi dan pagi biasanya berangkat kerja jam tujuh seminggu ini ia berangkat jam 6 pagi Lana sering menanyakan papanya untung aku bisa mengatasinya.
Apa dia seperti ini sebelum aku menjadi istrinya atau hanya ingin menghindariku saja aku tidak tahu.

Hari ini aku mengajak Lana membuat onde-onde kebiasaan baru kami setiap sore.
Lana selalu ikut denganku ke butik dan cafe milikku, membuat mama senang karena Lana bisa menerimaku sebagai mama barunya.

"Ma ini apa?" Tanya Lana sambil menunjuk sebungkus tepung ketan.

"Itu tepung ketan sayang"
"Ini ma?" Sambil menunjuk kotak berwarna kuning.
"Itu maizena"
Lana mengangguk mengerti.

Setelah menyiapkan semua bahan dimeja aku memakai celemek.

"Mama lihat" kata Lana.
Aku dudukkan Lana diatas kursi dekat meja pantry.

Aku masukkan sebungkus tepung ketan kedalam wadah.
Mencampurnya dengan gula, maizena dan sedikit air kapur sirih.
aku mencampurnyan sampai adonan kalis setelah itu aku membaginya menjadi bulatan kecil-kecil sampai adonan habis.

Lana memperhatikan setiap apa yang aku lakukan sambil memakan kacang hijau yang bakal aku jadikan isi.

Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum padanya.

"Hehehe enak ma" kekehnya sambil terus memakan kacang hijaunya.
Aku mengangguk "Lana suka?" Tanyaku ia mengangguk.
"Lebih enak dibuat isi ini menjadi bola pingpong" kataku.

"Buatkan Lana bola pingpong ma" katanya aku menganggung dan mulai mengisi adonan kulit tadi dan membulatkannya dan mengelindingkan kedalam wijen.

Setelah semua selesai aku menyalakan api untuk menggorengnya.
"Ma lihat" katanya saat aku mulai mengisi wajan dengan onde-onde sebelumnya apinya sudah aku kecilkan karena menggoreng onde-onde tidak bisa dengan api besar.

####

Setelah menyelesaikan acara bersama kami aku mengajak Lana main di halaman belakang rumah yang baru aku tahu sangat indah jika sore hari.

"Assalamualaikum" salam seseorang membuatku menoleh dan melihat dia yang selama seminggu ini selalu pulang malam dan tidak ada waktu untuk Lana.

"Waalaikumsalam" jawabku Lana yang mendengar suara papanya segera menyambut kedatangan papanya dengan pelukan.

Aku mengambil jas yang dibawanya dan tas kerjanya aku melihat dia terlihat lelah aku mengambil tangannya dan mencium punggung tangannya,

Aku masuk kedalam tepatnya kedapur dan kembali dengan membawakan segelas air putih dingin untuknya.

"minum bang!" Kataku sambil menyerahkan padanya dia menerimanya.
"Terima kasih" jawabnya.
Aku mengangguk.

"Papa tadi Lana cama mama buat bola pingpong ada kutunya" katanya.
Fatan menyerahkan gelas kosongnya padaku.
Aku menerimanya dan meletakkan di meja.

"Bola pingpong ada kutunya?" Tanyanya pada Lana.
"Iya papa, ya kan ma?" Tanyanya padaku aku mengangguk.
"Onde-onde bang" kataku sambil duduk dikursi taman sebelahnya

"Silakan cicipi bang" kataku menyodorkan sepiring onde-onde.
dia mengambil satu dan memakannya.
"Giamana papa?" Tanya Lana.

"Lana yang buat?" Tanya Fatan.
Lana mengangguk terus menggeleng.
"Jadi siapa yang membuatnya?" Tanya Fatan.
"Mama yang buat adonanya aku yang menggelindingkan kedalam kutu-kutunya" kata Lana,
"Tadi itu namanya Wijen sayang bukan kutu" kataku membenarkan.

Setulus Cinta ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang