#8

357K 16.4K 332
                                    

Zara terbangun disepertiga malam seperti biasa ia akan melakukan Sholat sunnah.
saat ingin bangun ia merasa berat diperutnya ia melihat kearah perutnya tangan suaminya melingkar diperutnya ia berusaha untuk menyingkirkannya tapi bukannya menyingkir malah Fatan makin merapatkan pelukannya.

"Abang!" Panggil Lirih Zara.
"Diamlah Delisa aku masih merindukanmu dan memelukmu" kata Fatan serak.
Zara menarik nafas dan membuangnya.
"Abang! Zara ingin kekamar mandi" kata Zara membuat Fatan membuka matanya dan melihat Zara.
"Zara ingin kekamar mandi abang" kata Zara dengan suara menahan tangis.
Fatan mengalihkan tangannya dari perut Zara.

Zara segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan berjalan menuju kamar mandi. Ia segera menyalakan shower dibawah guyuran dingin air malam Zara meremas dadanya yang terasa sesak saat ini.
"tidak adakah sedikit celah dihatinya untuk aku?"
"Hanya sedikit, sedikit saja" kata Zara dalam tangisannya.

Zara tersadar saat pintu kamar mandi diketuk. Ia segera menyelesaikan mandinya dan berwudlu.
Zara membuka pintu kamar mandi dan melihat Fatan hanya memakai boxernya.
Ia ingin menyentuh Zara tapi Zara mundur selangkah.
"Maaf Abang Zara sudah wudlu" kata Zara dan diangguki oleh Fatan, dan minggir memberi jalan kepada Zara.

####

Fatan bangun karena mendengar alunan ayat suci yang merdu.
Ia duduk dan bersandar dikepala ranjang mengamati wajah tenang Zara yang sedang mengaji.
Fatan sadar ia sudah lama tidak menjalankan kewajibannya terakhir dia menjalani kewajibannya itu lulus dari sekolah, setelah itu dia tidak menjalani kewajibannya lagi apalagi setelah mengenal Deloa ia lebih banyak membuat dosa daripada membuat pahala.

"Zara membangunkan abang?" Tanya Zara setelah menyelesaikan mengajinya.
Fatan menggeleng, Zara melepas mukenanya dan melipatnya ia mendekati suaminya disalam tangan suaminya.

Ia mengambil hijabnya dan ingin pergi.
"mau kemana?" Tanya Fatan.
"mau buat sarapan untuk abang" kata Zara.

"duduklah disini!" Perintah Fatan, Zara menurutinya.
"Ada apa abang?" Tanya Zara.
"Kenapa kamu dulu meminta Mahar hanya sedikit?" Tanya Fatan dari dulu ia ingin tahu alasannya kenapa Zara hanya meminta mahar Dua juta enam belas ribu saja.

Zara tersenyum sebelum menjawabnya "Zara ingin mendapat berkah pernikahan bang ada satu hadits mengatakan,
"Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad).
yang penting bagi Zara bukan banyak Mahar yang akan diberi tapi yang penting adalah berkahnya, Zara ingin pernikahan kita mendapat berkah dan ridho Allah" jawab Zara.
Fatan memandang Zara.
"Cepat mandi Zara akan buat sarapan untuk kita" kata Zara dan beranjak pergi.

#####

Zara masih termenung didapur, sebenarnya ia sakit dengan sikap Fatan tidak bisakah dia melupakan mantannya saat bersama Zara tak terasa air matanya menetes dan buru-buru ia menghapusnya.
Zara berusaha tenang dan harus bersikap biasa.

Senyuman tulus diberikan kepada suaminya yang kini telah turun menuju meja makan.
"Assalamualikum abang!" Salam Zara sambil memberikan kopi hitam untuk Fatan.
"Waalaikum salam" jawabnya.

"Lana kapan pulang bang? Zara kangen" tanya Zara.

"Mungkin dua hari lagi" kata Fatan.

"Zara! nanti makan siang aku jemput ikut aku meeting"

"Baik bang" jawab Zara.

Fatan menikmati sarapannya sedangkan Zara hanya memakan sarapannya sedikit.

"Ada apa?" Tanya Fatan.
"Hmm?" Gumam Zara sambil memandang Fatan.
"Ada apa? Kenapa kamu ngelamun?" Tanya Fatan. Zara menggeleng.
"Aku merindukan Lana" jawab Zara.
"Dua hari lagi dia akan pulang, yaudah aku berangkat" kata Fatan.
"Hati-hati" pesan Zara, Fatan mengangguk.

Setulus Cinta ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang