#7

379K 16.6K 851
                                    

Abu Daud, Nabi Muhammad SAW. bersabda : Datangilah (gauli) ladangmu ( Istrimu ) menurut yang kau ingini, berilah ia makan jika engkau makan, berilah ia pakaian, jangan bermuka masam kepadanya dan jangan kau pukul dia.

###

Sepulang dari pesta Zara segera melakukan sholat isya' sedangkan Fatan masuk keruang kerjanya.
"Apa aku beruntung memilikinya?" Tanya Fatan pada dirinya sendiri.
Dia masih memikirkan setiap apa yang dikatakan temannya tadi kalau dia beruntung memiliki Zara.

Ketukan pintu membuat Fatan berdiri dan membuka pintunya.
Berdiri Zara didepan pintu dengan masih mengenakan mukenanya.
Fatan mengangkat alisnya.
"Tadi ada yang menelfon bang, Zara fikir penting jadi Zara bawa kesini" kata Zara sambil mengulurkan ponsel Fatan.
Fatan mengambilnya.
"Makasih" kata Fatan dan pergi masuk keruangannya.

Zara kembali ke kamar untuk melepas mukenanya.
Saat ingin naik keatas ranjang Zara mendengar suara pintu terbuka, dilihat suaminya baru masuk kamar.

"Mau tidur?" Tanya Fatan.
Zara mendengar pertanyaan suaminya hanya diam masih tidak percaya.
"Zara!" Panggil Fatan.
"Ah! Tidak bang, Zara belum mau tidur mau ngecek pemasukan kafe Zara" jawab Zara.
"Abang mau minum?" Tanya Zara, Fatan menggeleng.
Zara mengangguk dan mengambil tab nya dan mulai membuka emailnya sedangkan Fatan bingung untuk ngomong pada Zara kalau ia ingin meminta haknya sebagai suami tapi Fatan sadar diri apa ia pantas disebut suami?

Saat temannya menghina Zara dia hanya diam,
dan dia juga selalu bersikap dingin padanya apa pantas dia disebut suami?

Tapi keinginan Fatan sudah tidak bisa ditunda lagi, dulu sebelum ia beristri saat libidonya ingin di puaskan ia akan mencari wanita malam tapi sekarang ia ada Zara istrinya ia tidak ingin membuat dosa lagi dengan menyakiti istrinya cukup dulu dosa besar yang ia lakukan.

"Abang ingin sesuatu?" Tanya Zara.
Fatan menggeleng, Zara masih menatap wajah gelisah suaminya

Zara meletakkan tabnya dimeja samping ranjangnya.

Bersilah menghadap Fatan yang sekarang sudah rebahan mencoba memejamkan matanya.

"Abang! Jika abang tidak bisa menerima Zara sebagai istri abang, terima Zara sebagai teman abang, teman yang ada saat abang membutuhkan," kata Zara membuat Fatan membuka matanya dan melirik Zara.
"Tidurlah!" Perintahnya.
Zara hanya bisa mendesah kecil Fatan masih belum bisa menerima dirinya.
Akhirnya Zara membaringkan badannya terlentang ia tidak ingin mendapat dosa sia-sia karena tidur membelakangi suaminya.

Fatan membuka matanya dan melirik Zara yang sudah memejamkan matanya.
Ia memandang wajah ayu Zara, wajah yang bersinar memberikan keteduhan untuk siapa saja yang memandang.
sekarang ia juga terbiasa dengan kebiasaan Zara yang bangun malam untuk sholat walaupun usia pernikahannya masih satu bulan.

Ia tidak bisa tidur sama sekali.
Ia sesekali melirik Zara yang lelap dalam tidurnya.
Perlahan ia mengangkat tangannya ia arahkan pada wajah Zara dia usap perlahan pipi putih mulus Zara.

"Dia cantik, lembut dan penyayang" gumamnya.
Disentuhnya bibir merah alami tanpa lipstick.

"Ajari aku untuk bisa menerimamu" gumamnya.

Perlahan ia mendekatkan dirinya kearah Zara dan mengecup kening Zara singkat kemudian ia membaringkan badannya lagi karena sebentar lagi Zara akan bangun.
Dan benar tak lama Zara bangun dan turun dari Ranjang dan melihat kearah suaminya.
Menarik selimut keatas untuk menyelimuti suaminya, kemudian dia melangkah menuju kekamar mandi.

####

Zara sudah menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya.

"Assalamualaikum" sapa Fatan yang sudah Rapi dengan setelan kerjanya.
"Waalaikumsalam" jawab Zara.

Setulus Cinta ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang