Aku berbalik dan langsung menghampirinya.
"Kau menantangku ha?" ucapku tepat didepan wajahnya. Tinggiku dan tingginya sama, dia termasuk pendek dari laki-laki yang lain.
"Ya aku menantangmu Ms.Burner. Apa kau takut?" ucapnya dengan wajah yang sangat tengil. Sungguh ingin aku menghajar wajahnya sekarang juga.
"Jika aku takut aku tidak akan menghampirimu dan berhadapan denganmu sekarang." Ya aku tepat berada di hadapannya. Aku sudah muak dengan sifatnya yang sok berkuasa apalagi pacarnya Clarine.
"Baiklah kita tanding sekarang." ucapnya.
"Alexa jangan! Ini semua karena aku, kumohon jangan." ucap Avery.
"Ini bukan karenamu Avery, memang orang seperti mereka harus diberi pelajaran." ucapku.
Aku langsung menuju arena latihan karate. Disekolahku memang ada eskul karate, aku ingin ikut namun untuk apa juga, toh aku sudah menguasainya.
Sesampainya disana ternyata banyak murid yang menonton, mereka mengikuti kami kesini.
"Apa kau yakin ingin melawannya Alex? Aku dengar dia jago karate, dia sudah sabuk biru tingkat 2." ucap Hailey.
"Kau tidak tau Hailey bagaimana kemampuanku bertarung" batinku.
"Ya Alexa kumohon jangan. Ini semua terjadi karena kau menyelamatkanku tadi." ucap Avery.
"Sudahlah kalian jangan berisik, aku sudah muak dengan apa yang dilakukan Jonathan dan Clarine."
"Tapi kau membahayakan dirimu." ucap Amy.
"Ada apa ini?" ucap Dylan yang bary saja datang.
"Dylan, Alexa ditantang oleh Jonathan karena menampar Clarine tadi, karena membelaku." ucap Avery.
"Kau serius Alex? Biar aku saja yang melawannya." ucap Dylan.
"Tidak. Biar aku yang melawannya." ucapku.
"Tapi ini semua karena kau membela Avery tadi. Harusnya aku yang melawannya bukan kau." ucap Dylan lagi.
"Tidak. Tidak ada tapi tapi Dylan. Aku akan tetap melawannya."
"Apa kau bersungguh-sungguh Alex? Dia pemegang sabuk biru tingkat 2 karate." ucap Jacob.
"Lalu apa ada masalah?" ucapku santai. Aku melepas jaketku dan sekarang aku hanya mengenakan tanktop hitamku.
"Wow! you're so hot Alex" ucap Jacob sambil menaikan kedua alisnya dan mulut yang menganga. Aku hanya tersenyum dan langsung memasuki arena pertandingan.
Jonathan mengganti bajunya dengan baju khusus karate dengan sabuk biru melingkar di pinggangnya. Kau mau sombong kalau kau sabuk biru? Tidak denganku.
"You'll lose, young lady." ucap Jonathan sangat yakin.
"We'll see." ucapku sambil mengangkat sudut bibirku.
Dia mulai maju untuk bertanding sambil memasang senyum meremehkan.
"If you wanna cry, just cry baby girl." ucapnya.
"Shut the fuck up! Close your fucking mouth! Let's fight!" Sungguh dia terlalu banyak bicara. Laki-laki macam apa yang sangat banyak bicara. Ingin sekali aku menyumpal mulutnya itu.
Kami mulai bertanding. Dia mencoba memukul wajahku, tapi aku dapat menghindarinya. Dia menyerangku bertubi-tubi, tapi aku menyangkal semua serangannya.
Damn! Dia berhasil memukul wajahku beberapa kali lalu menendang perutku sampai membuatku tersungkur. Aku mengusap sudut bibirku, dan bibirku berdarah. Sudah cukup! Tidak ada main-main lagi!

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Girl [Completed]
AksiSeorang gadis yang berprofesi sebagai secret agent FBI melawan mafia yang ingin balas dendam dengannya. Apa yang akan dilakukannya? Apakah dia berhasil melawannya? Apakah semuanya bisa kembali seperti semula? Higest rank in Action #2 C...