30

23.3K 1.5K 15
                                    

Author POV

Diam-diam mom dan dad Alexa menguping dari balik pintu taman. Mereka mencoba mendengarkan apa yang sedang terjadi.

"Tapi kau melihat mereka, kau seperti tau yang sedang terjadi." desak Avery.

"Kau juga sangat mahir menghindari mereka. Apa itu kurang jelas?!!" sambung Avery, ia terus mendesak Alexa untuk berbicara tentang apa yang terjadi.

"Baiklah!!! Cukup!!! Aku akan memberi tau kalian." bentak Alexa yang sudah muak dengan segala desakan dari teman-temannya.

Mata dad dan mom Alexa langsung membulat seketika mendengarnya.

"Aku adalah....." ucap Alexa tergantung sambil menghela napas panjang.

"Anak dari seorang special agent FBI." kata-kata itu meluncur dari mulut Alexa begitu saja.

Dad Alexa yang mendengarnya pun langsung menghembuskan nafas lega.

"Apa kau serius? Itu keren..." ucap Jacob. Dylan langsung memukul kepala Jacob.

"Tapi kenapa kau tidak bilang kepada kami?" tanya Dylan.

"Karena aku tidak mau di segani orang hanya karena dad ku seorang agent FBI." jawab Alexa lalu duduk direrumputan seperti yang lainnya.

"Ya tapi kau disegani karena kau mengalahkan Jonathan." ucap Amy. Alexa hanya tersenyum mendengarnya.

"Tapi apa hubungannya dengan orang-orang yang menyerang kita tadi?" tanya Avery.

"Aku rasa mereka anak buah seorang mafia yang aku tangkap." ucap dad Alexa yang tiba-tiba muncul dari pintu halaman belakang, yang diikuti oleh mom Alexa.

"Tapi kenapa mereka mengejar Alexa? Kan dia tidak ada hubungannya dengan penangkapan bos mereka." tanya Hailey yang sedari tadi diam.

"Karena Alexa yang membantu tim ku menangkap mereka." jawab Mr. Burner lagi.

Lagi-lagi semua tatapan terarah pada Alexa.

"Apa lagi yang akan membuat kami terkejut Alex?" pertanya Dylan membuat Alexa tersenyum.

Sisa malam mereka lanjutkan dengan tawa yang sangat ramai.
Mereka semua akhirnya memutuskan untuk menginap dirumah Alexa. Dan pada pagi hari mereka pulang ke rumah mereka masing-masing.

Sedangkan Alexa langsung menuju markas, setelah teman-temannya pulang.

Dengan terburu-buru saat sampai di markas Alexa langsung menuju ruangannya, lebih tepatnya ruangan tim.

"Woahh...woahhh what happened young lady? Can you just calm down." ucap Connor karena Alexa membanting pintunya saat masuk.

"Apa ada kabar baru tentang John?" tanya Alexa tergesa-gesa sambil melempar jaket keatas mejanya.

"Memangnya ada apa? Lagi pula tumben sekali kau kesini pagi pagi." ucap Sam.

"Shut up! Just answer me!"

"Hey..hey what is going on?" ucap Gray yang bangkit dari kursinya dan menghampiri Alexa. Gray tahu ada yang tidak beres, dan hanya ialah yang bisa membuat Alexa lebih tenang.

"Kemarin ada yang menyerangku saat perjalanan pulang dengan temanku." jawab Alexa yang sudah lebih tenang.

"Siapa mereka?" tanya Gray.

"Aku rasa mereka adalah anak buah John."

"Bagaimana kau tahu mereka anak buah John?" tanya Connor.

"Dari tato yang ada dileher mereka." ucap Alexa sambil menunjukan foto tato yang sudah ia ambil.

"Aku memotretnya dari camera di helmku. Marvis yang mengambilnya."

"Kita harus menyelidikinya lebih cepat, ia sudah mulai berbahaya." ucap Gray.

"Tapi tunggu, apa tadi kau bilang kau diserang saat kau pulang bersama temanmu?" tanya Sam pada Alexa.

"Ya benar."

"Apa ia tidak curiga denganmu?"

"Tentu saja ia curiga bodoh! Dan ia menceritakannya kepada yang lain."

"Lalu apa yang mereka lakukan?" tanya Connor.

"Mereka datang kerumah ku dan mendesakku untuk mengaku siapa aku sebenarnya dan kenapa aku bisa diserang oleh orang-orang itu. Sampai-sampai aku tidak tahan lagi mendengar ucapan mereka." jelas Alexa.

"Lalu apa yang kau katakan???" tanya Gray yang sudah mulai sedikit panik.

"Aku bilang bahwa aku adalah anak dari seorang special agent FBI." ucap Alexa sambil duduk diatas meja dengan santai.

"Huh syukurlah. Aku kira kau mengaku bahwa kau seorang agent." ucap Gray lega.

"Aku ini tidak bodoh! Mana mungkin aku mengaku bahwa aku seorang agent." jawab Alexa jengkel.

"Tuh Gray dengar dia itu tidak bodoh." ucap Sam.

"Tentu saja aku tidak bodoh seperti Sam."

"Kenapa aku lagi?!" ucap Sam jengkel.

"Memangnya tidak ada yang tau bahwa dad mu seorang agent?" tanya Connor.

"Tidak. Baru kali ini aku memberitahu temanku, karena keadaannya sudah mendesak."

"Apakah mereka percaya?"

"Tentu saja, karena dad juga membantuku menjelaskan."

"Oh begitu. Dad mu pintar juga."

"Ah sudahlah jangan membahas itu terus aku malas." ucap Alexa.

"Tujuanku kesini ingin meminta tolong pada kalian." lanjutnya.

"Tolong apa?" ucap mereka bertiga serempak.

"Aku ingin kalian membantuku menjaga mom dan Jason saat aku tidak di rumah. Bisakah?"

"Tentu saja bisa. Daripada aku disini hanya diam saja, bersama dengan dua orang idiot ini." jawab Sam.

"Apa yang harus kami lakukan?" tanya Connor.

"Connor aku ingin kau mengawasi semua CCTV yang ada di rumahku, saat kau sedang tidak melakukan apapun tentunya." Connor pun mengangguk.

"Gray dan Sam tolong antar momku jika ia ingin keluar rumah untuk berbelanja atau apapun dan juga tolong jemput Jason dari sekolahnya." Gray dan Sam pun mengangguk setuju.

"Aku mohon hanya kalian yang bisa aku andalkan dan aku percaya."

"Baiklah tenang saja. Kapan kami mulai?" tanya Connor.

"Besok. Tapi ingat utamakanlah urusan kalian dulu jika itu sangat penting. Ok."

"Baiklah tuan putri." Alexa hanya tertawa mendengar panggilan itu, biasanya ia akan marah jika dipanggil seperti itu, namun saat ini tidak.

Ia sadar bahwa rekan-rekannya pun perduli dengannya.

"Sekarang, bagaimana jika kita sarapan dibawah? Aku sangat lapar." usul Sam.

"Tapi aku sudah makan." jawab Alexa.

"Ayolah Alex ikutlah saja berkumpul dengan kami. Kita kan jarang sekali berkumpul jika bukan mengerjakan misi." ucap Gray sambil menarik tangan kanan Alexa. Sam pun merangkul Alexa dan Connor yang ada disebelahnya. Mereka pun jalan beriringan ke kantin di lantai bawah kantor mereka.

*****

Unexpected Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang