Tak adil jika hanya aku yang bercerita

277 22 1
                                    

DUA

Mereka duduk berhadapan di meja dekat dengan kaca yang terbentang lebar di sebuah restoran pinggir jalan itu, menyantap beberapa menu makanan yang mereka pesan untuk makan siang mereka.

"Oh, Yunhyeong-ssi nanti malam kau ada acara?" Laki-laki itu mendongak menatap mata Rhae. Mulutnya masih mengunyah makanan yang baru saja ia masukkan ke dalam.

"Tidak. Ada apa?" ujarnya diikuti gelengan kepala.
"Lucy mengundangmu untuk makan malam bersama di apartementnya."

"Oh. Lucy Kim?" Rhae mengangguk tegas. "Bagaimana?" Yunhyeong terlihat berfikir sedikit kemudian menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan ini.

"Bagus." Rhae tersenyum lebar kemudian menatap kembali makanannya. Melanjutkan acara makan siangnya. Yunhyeong menatap gadis itu kemudian tersenyum juga.

Beberapa saat mereka terdiam. Yunhyeong bersuara kembali.

"Apa kau bukan berasal dari Korea?" Yunhyeong menatapnya. Rhae memang tak terlihat benar-benar orang Korea. Matanya yang lebih lebar daripada umunya mata Asia Timur dan bola matanya yang hitam mengkilat itu cukup meyakinkannya jika dia bukan orang Korea asli.

"Ayahku orang Korea dan Ibuku orang Indonesia. Dan kebetulan juga aku mirip dengan ibuku." Yunhyeong mengangguk mengerti.

"Mereka juga di Korea?" Rhae mengangguk. Mungkin rasa ingin tau dirinya pada gadis ini sedikit mencuat dalam hatinya.
"Mereka ada di Busan. Biasanya satu bulan sekali aku mengunjungi mereka."
Sekali lagi laki-laki itu mengangguk.

"Lalu kau? Sejak kapan menjadi foto model?"
"Sejak umurku 11 tahun." Hee-Yoo menghentikan makannya, mengangkat wajahnya dengan mata tak percaya. Ternyata laki - laki ini sudah meniti karir semenjak dirinya sendiri saja masih begitu senang dengan permainan. Dan dia sudah mulai ada tawaran kesana kemari.

"Sejak kecil aku terkenal."

"Tetap saja aku tidak tau."

"Baiklah. Aku bisa menebaknya, pasti kau pindah ke korea saat usiamu sudah remaja."
Rhae mengangguk tegas. Kemudian kembali menekuni makanannya .

"Kau jenius," ucapnya.

"Kenapa kau pindah ke Korea? Jika aku boleh tahu," tanyanya.

"Karena aku..."

"Aku mungkin ingin bersama kedua orang tuaku."
"Mungkin?" Yunhyeong meragukan kata 'mungkin' yang dipilihnya itu, kenapa ia tak menjawab dengan pasti.

"Iya mungkin. Karena aku tak tau pasti dan aku juga bingung."

"Oh."

"Bagaimana denganmu? Kurasa tak adil jika hanya aku yang bercerita disini." Mereka tertawa kecil bersama sebelum Yunhyeong akhirnya memulai ceritanya sembari menghirup nafas dalam-dalam.

"Sejak kecil di Korea. Usia 11 tahun menerima tawaran menjadi seorang model. Semua keluargaku berada di Korea. Kurasa itu."
Rhae mengangguk tegas. Iya hanya sebatas ingin tahu saja dengan kehidupannya. Bukan apa-apa. Ia hanya memepererat pertemanan saja. Bukan ketertarikan atau cinta pada pandangan pertama. Ia bahkan tak mempercayai hal semacam itu dan tak ada waktu untuk itu bahkan selama seminggu ini ia merasakan dirinya tak pernah mendapatkan kasur yang terasa empuk, nyaman dan menenangkan hingga dalam semalam ia bisa mengatupkan mata delapan jam.

Jangan harapkan itu terjadi.

"Kau meniti karirmu sejak berumur 11 tahun itu sungguh menakjubkan," ucapnya kemudian. Mengobrol dengannya ternyata tidak begitu canggung. Karena mereka membawa suasana dengan baik.

RAIN IN SEOUL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang