Kupon Makan Gratis!

142 15 7
                                    

LIMA

Apa kau pernah melihat hujan dikala senja? Ribuan air yang terasa menjenuhkan itu datang bersama sebuah langit berhiaskan warna kemuning dan awan bersemburat merah. Betapa terasa indah jika keduanya datang bersamaan. hujan yang berjatuhan bersma langit cantik berhias kemuning dengan deretan pelangi yang akan tampak begitu hujan dan senja telah menyatu.

Dan itulah aku dan kau. Jika kita datang bersama meskipun aku menghampirimu dengan berjuta kekurangan dan berjuta hal yang dapat membuatmu bosan seperti hujan dan kau menghampiriku dengan segala hal yang indah dalam dirimu seperti senja maka aku dan kau akan menciptakan satu keindahan baru yaitu pelangi.

***

Aku mengangkat teleponku. Masih sangat pagi. Rasanya begitu kaku. Aku tak habis pikir jika semalam suntuk mereka menahaku dan Yunhyeong untuk tetap tinggal sampai mereka menginginkan pulang. Hingga malam hanya beberapa orang yang masih tersadar. Shim Chang Woo sudah limbung bersama enam model yang bersamanya. Namun wanita disebelahnya itu tetap tenang. Ia menjaga dirinya agar tidak seperti yang lain. Sementara kami hanya memandang bosan. Aku tak terlalu suka minum. Satu atau dua gelas sudah cukup. Jika ada sepupuku yang bisa dikatakan fanatik pada agamanya itu, aku akan mendengarnya mengoceh sepanjang hari. 

"Halo?" Suaraku mungkin masih terdengar parau karena mataku belum sesempurna mungkin untuk menerima cahaya pagi.

"Cepat bangun, mandi dan ke apartemenku. Yunhyeong sudah menunggumu."

"Kenapa dia disitu?" ucapku malas. Lenganku sudah melingkar lagi pada guling disebelahku. Rasanya terlalu pagi jika harus bangun, mandi dan pergi.

Oh, tidak. 

Bukankah hari ini?
Aku membangunkan tubuhku cepat dan terduduk lurus di atas tempat tidur.
"Baiklah aku akan segera kesana."

Ia berhasil membuatku meloncat dari tempat tidur.  Dan membersihkan diriku. Sungguh, aku lupa jika hari ini perkerjaan menungguku.

Leo's salon.

Aku harus kembali menapakkan kakiku disana. Bukankah itu salon? Kenapa harus membawaku kesana? Apa maksudnya? Disana harusnya sudah ada penata rias yang lebih handal daripada aku. Entahlah, kupikir aku harus menerimanya saja tanpa banyak berpikir. Toh, hanya memolesi Yunhyeong. 

Selesai mandi, berpakaian. Kakiku sedikit kram tapi aku harus segera ke apartemen Lucy. Langkahku kupercepat lagi untuk mencapainya hingga aku saat ini maksudku jemariku sudah mengetuk pintunya.  Tak perlu waktu lama gadis itu sudah tersenyum manis di hadapanku. Dia menggeretku masuk dan segera menempatkanku di kursi meja makan bersama Yunhyeong disana.

"Pagi."
"Pagi." Kami saling menyapa. Entah kenapa pagi ini dilingkupi kecanggungan. Aku hanya belum siap dengan diriku yang baru saja bangun dari tidur. Semalam aku bisa tidur sedikit nyenyak karena tak ada gangguan namun tubuhku terasa pegal dan remuk.

RAIN IN SEOUL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang