Chapter 9: Terdesak

2.5K 226 9
                                    

Mulmed: Rangga Zeinurrohman




Nuansha yang tidak bisa diam saja ingin keluar dari mobil, tapi dicegah oleh Rika.

"Kakak jangan keluar, disana berbahaya" ujar Rika.

"Tapi Rika-chan, kakak tidak bisa diam saja saat teman kakak melindungi kita. Maaf ya" ujar Nuansha sembari keluar dari mobil. Dia segera mengambil PINDAD SS 2 Assault Riffle. Enggar yang melihat itu segera memberi tahu cara memakainya.

"Baiklah" Nuansha membidikkan senapannya kearah zombie dan...

"DOR!"

Zombie itu langsung ambruk. Itu karena Nuansha membidiknya dengan jarak 30 cm. Saat dia sibuk menembak, tanpa disadari ada zombie dibelakang Nuansha, dan saat dia hampir menggigit Nuansha...

"DAAK!"

Saat Nuansha menyadari, zombie itu telah ambruk. Ternyata Rika memukul kepala zombie itu dengan Nokia 3310 yang diikat dengan tali tambang loncat.

"Terima kasih Rika-chan" ujar Nuansha.

Sementara ditempat lain.

"Jar, mereka semakin banyak!" sahut Rangga.

"Bagaimana ini?" keluhku.

"Aku punya ide!" seru Raihan.

"Apa?" tanya Adam.

"Harus ada yang memancing mereka. Menurutku, 5 orang yang memancing, dan 6 orang didalam mobil" ujar Raihan.

"Kalau begitu siapa yang akan menjadi umpan?" tanya Fajar.

"Aku!" aku, Rangga, Adam, Yusuf, dan Yunita mengajukan diri.

"Oke, nanti kalian pancing kearah sana, kemudian kalian memanjat itu untuk menghindar dari mereka" ujar Raihan sambil menunjuk sebuah tower air.

"Baiklah, kami akan kerumah Nuansha. Nuansha, Fitria, Rika, segera masuk mobil. Ayo Raihan" ujar Fajar. Mereka berlima segera masuk kedalam mobil, dengan Enggar yang ikut masuk, kemudian diam. Sedangkan kelompok pengumpan segera memancing 'mereka'.

"WOII ZOMBIE KAMPREET, DISINI!" seruku sambil memukul-mukulkan katana-ku ketiang besi.

"DISINI-SINI!" seru Yunita sambil memukulkan naginata-nya ditiang listrik.

"DISINI WOII!" seru Yusuf sambil menembaki zombie itu sembarangan, sehingga suara tembakannya bergema disini.

"SINI, KAMI ADA DISINI!" seru Rangga dan Adam. Alhasil kerumunan zombie yang terpancing langsung mengejar kami berlima.

"Cepat naik" sahutku. Pertama Adam, kemudian Yusuf, Yunita, aku, dan yang terakhir Rangga. Kami sampai dipuncak tower.

"HEY, DISINII!" seru kami masih memancing zombie agar menjauh dari mobil jeep. Setelah aman, mobil Jeep itu akhirnya berjalan menjauhi kerumunan. Kami sedikit lega melihatnya.

"Hey, bagaimana dengan kita?" tanya Adam. Hari saat itu sudah malam.

"Kita tunggu sampai dibawah sepi" ujar Rangga sambil melihat kerumunan zombie yang banyak sekali.

"Aku setuju" ujar Yusuf sambil mengganti magazine-nya dan mengisi magazine-nya dengan peluru baru.

"Tapi sampai kapan?' tanyaku sambil mengelap noda darah di katana-ku dengan tissue.

Journey to Survive in a Zombie ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang