Chapter 22: Berkumpul kembali

2.6K 203 20
                                    


 Selamat Malam :v :v :v

Besok UAS, gimana nih. Sering dimarahin karena main laptop aja sama orang tua, tapi gimana ya? Mumpung masih punya waktu, jadi saya melanjutkan menulis cerita gaje bin parah.

Oke lanjut saja.


SELAMAT MEMBACA


Sedangkan disisi lain...

"Wah, petasanmu sangat membantu"

Enggar yang mendengarnya hanya cengir sambil melemparkan beberapa petasan lagi disisi jalan.

"DOR!! Kerrt..!! Krrttt....!! DAAR!!' (Suara petasan yang kecil-kecil itu lho :v).

"Cepat maju, jangan berisik" bisik Taufik, sedangkan yang lain hanya menurut sambil berjalan melewati zombie yang terpancing petasan Enggar.

"Tapi kita tak bisa begini terus, malam semakin larut" ujar Fitria.

"Benar, tapi dimana kita singgah?" tanya Najwa.

"Rika sudah ngantuk..." ujar Rika sambil mengucek matanya yang merah. Oh ya, wakizashi milik Niam diberikan kepada Rika. Hanya untuk jaga-jaga.

"Tahan sebentar lagi Rika" bujuk Febri yang menggendong Agung. Yang lain terus berjalan sebelum Raihan menyuruh berhenti.

"Berhenti! Lihat zombie didepan, banyak sekali. Bagaimana bisa kita lewat?" ujar Raihan.

"Ya ampun" keluh Choki yang sudah putus asa (diakan nggak ngelakuin apa-apa).

Yang lain termenung. Tiba-tiba Enggar nyengir.

"Eh Enggar, ada apa?" tanya Ardhika yang melihat Enggar bertingkah aneh.

"Kalau ditembaki satu-persatu repot bukan?" ujar Enggar sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Semua yang melihatnya terbelalak.

"Jadi, lebih baik kita ledakan saja!" ujar Enggar bersemangat sambil memegang sebuah kembang api yang besar.

"Dia sudah gila" ujar Diaz. Enggar menyulut sumbu kembang api diujungnya, kemudian mengarahkannya kekerumunan zombie didepan.

"Oke, ayo Rock n roll!!" seru Enggar. Yang lain sudah menutup telinga. Beberapa saat kemudian, kembang api sudah menyala dan meluncur kearah kerumunan zombie.

"Ctaaar.!!"

"DAAAARRRR.....!!!!"

"Indahnya~" ujar Rika terkagum-kagum saat melihat zombie-zombie berpentalan akibat kembang api itu.

Tembakan kembang api berlangsung 8 kali, sebelum akhirnya habis.

"Yah, sudah habis~" ujar Enggar kecewa.

"Ya sih idemu lumayan meledakan mereka dengan kembang api. Tapi dari sekian banyak zombie didepan, yang mati cuma 3!" Enggar langsung mendapat 3 jitakan dari Najwa, Fitria, dan Diaz.

"Hahahaha, berarti kita atasi dengan cara biasa lagi" ujar Ardhika sambil menghunus katana Adam. Katana-nya mungkin sudah meledak tadi di SPBU, jadi dia memakai katana Adam.

"Hm, mungkin" ujar Enggar dengan kepala benjol sambil bersiap dengan M14 EBR-nya.

"Eh, ada apa?" tanya Agung. Rupanya dia sudah tersadar dari pingsannya. Febri menurunkan Agung.

"Kau tak apa-apa kan?" tanya Febri.

"Ya, makasih" ujar Agung merona (?).

"Ya, nggak apa-apa" ujar Febri tersenyum lembut.

Journey to Survive in a Zombie ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang