Mulmed: Adam Hidayat
Saat aku masih terkejut atas kematian Rangga, sesuatu seperti bergerak dibalik rak tepat dibelakangku. Aku yang menyadari itu langsung berbalik kebelakang, melihat rak itu dengan kewaspadaan sangat tinggi. Tapi setelah beberapa saat tidak ada apa-apa disana. Aku hanya menghela napas dan berbalik ke depan. Tapi sebelum aku selesai berbalik, seseorang tiba-tiba menyerangku dari balik rak itu dengan pisau. Aku yang terkejut melihatnya segera menghindar secepat mungkin, tapi sayang lengan kiriku yang kugunakan untuk melindungi wajahku terluka karena sayatan pisau itu. Aku segera melangkah mundur tapi orang itu masih menyerangku. Aku mencoba menghindari serangan pisau nya tapi pipi kiri, bahu kanan, dan pinggangku terkena sayatannya. Aku mencari celah untuk melakukan serangan, dan saat dia memiliki celah, aku segera menendang perut nya dengan tenaga yang tersisa.
''BUKH!''
Penyerang itu terpental kebelakang, dan aku juga hampir ambruk. Aku mencoba berdiri dengan darah menetes dari tubuhku saat orang itu masih meringis memegangi perut nya. Saat aku melihat wajah orang itu, aku terperanjat.
"Kau...Kris bukan?"
Kris yang mendengar itu hanya tersenyum dan mulai bangkit dan mengambil pisau yang terjatuh didekat kakinya.
"Ya benar, terkejut?" ujar Kris.
"Yang benar saja, apa kau yang membunuh Rangga juga?" ujar ku masih terkejut.
"Hmm, bagaimana ya mengatakannya. Dia kutanya sesuatu tapi dia tak ingin menjawabnya, makanya dia kubunuh" jawab Kris masih dengan ekspresi yang sama.
Aku terkejut seketika, orang yang baru berkenalan dengan kami beberapa menit yang lalu tiba-tiba membunuh salah satu dari kami "SIALAN! Kenapa?" tanya ku.
"Aku tahu, aku tahu! Apa kalian kira tak ada yang mengetahuinya? Apa kalian kira kalian bisa menyembunyikan ini?" ujar Kris.
"Menyembunyikan? Apa yang kau katakan?" tanya ku bingung atas apa yang dibicarakan.
"Senjata kalian" ujar Kris. Aku terperanjat mendengarnya, bagaimana bisa dia tahu itu "Aku mendengarnya dari percakapan kalian tadi" sambung Kris.
Aku yang berpikir percakapan yang mana, langsung teringat dengan percakapan antara aku, Yusuf, Fajar, dan Rangga saat kami berjaga beberapa saat yang lalu.
"Tapi rasanya jadi kurang kalau kita berjaga tanpa membawa senjata kita" ujar Rangga.
"Ssst! Apa kau bodoh!? Jangan keras-keras, nanti mereka tahu" bisik Fajar.
"Oh iya, maaf" bisik Rangga.
Dan tiba-tiba Kris datang dan mengenalkan dirinya pada kami, jadi itu bukan kebetulan. Aku mulai mengerti. Tapi tetap saja membunuh Rangga hanya karena itu sangat tidak sepadan."Dan pertanyaan ku akan ku lontarkan lagi ke kau, Ardhika Dharmawangsa! Dimana senjata itu kalian sembunyikan!?" tanya Kris sambil berjalan perlahan ke arah ku. Refleks aku juga berjalan mundur sambil meringis atas lukaku. Saat aku berjalan menjauhi Kris, aku menyenggol sesuatu yang tertempel didinding disamping kepalaku.
"Tak akan ku beri tahu" ujar ku sambil terus melihat benda itu. Sepintas ide tiba-tiba muncul dikepalaku.
"Tak akan diberitahu? Baiklah kau akan menyusul teman payah mu ini!" seru Kris sambil melesat maju menuju kearahku dengan pisau teracung. Disaat bersamaan, aku segera menarik tuas saklar lampu itu sehingga daerah kami menjadi gelap gulita, dan segera menjatuhkan rak besar disampingku agar menghalangi Kris dan segera melarikan diri. Untung saja aku masih mengingat arah tempat ini, dan mengandalkan peta imajinasi ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/67677332-288-k456747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
Ciencia Ficción#9 in Science Fiction on 13-06-2016 Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka...