Mulmed: Rika Alexandra
Suasana didalam rumah Nuansha sangat tenang (Iyalah, kalo ribut ntar zombie-nya dateng). Sudah sejam kami berlima sampai dirumah Nuansha. Setelah menunaikan sholat wajib, kami bersiap untuk makan malam. Sembari menunggu para cewek mempersiapkan makan malam, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Enggar mengisi tiap magazine-nya dengan peluru. Aku, Rangga, dan Adam membersihkan bilah pedang kami dari darah dan daging dengan tisu. Yusuf dan Raihan melakukan hal yang sama dengan Enggar. Sedangkan Fajar hanya duduk sambil melihat-lihat foto di ruang tamu. Terlihat Nuansha bersama 4 saudara dan orang tuanya disebuah foto yang agak besar.
"Hey para lelaki yang malas, makan malamnya sudah siap!" seru Fitria seenaknya.
Mendengar itu kami semua menuju keruang makan.
"Eh~ Mie instan" ujar Enggar.
"Karena berasnya tidak ada, jadi kami membuat 11 mie instan yang dicampur menjadi satu" ujar Nuansha.
"Kayak anak kost aja" ujar Fajar, yang langsung disambut oleh tatapan marah Nuansha
"Dari mana kalian mendapatkan mie dan bumbu yang lain?" tanyaku.
"Disebelah sana ada warung. Saat Fajar dan Enggar menjemput kalian berlima, kami bertiga kesana dan membawa sekardus mie instan dan bumbu dapur lainnya" jawab Raihan.
"Nekad sekali kalian" ujar Adam.
"Oh iya, apa kau telah menemukan bukti bahwa orang tuamu pergi juga ketempat pengungsian?" tanya Rangga.
"Oh, dokumen dilemari hilang dan beberapa barang dirumahku. Sepertinya beberapa tetanggaku juga ikut kesana" jawab Nuansha.
Kami semua akhirnya duduk dilantai menghadap semangkuk mie instan. Kami menaruhnya dilantai karena meja makan tak cukup untuk kami bersebelas. Setelah berdoa bersama, kami memulai makan malam kami.
"Rika dulu, habis itu anak perempuan" tegur Yunita takkala melihat aku dan Enggar kembali berebut makanan lagi.
"Ya ampun kalian ini" ujar Nuansha.
Rika yang mengambil makanan duluan, kemudian Yunita, Nuansha, dan Fitria, dan akhirnya Enggar, aku, Rangga, Adam, Yusuf, Raihan, dan Fajar.
"Selamat Makan!" seru semuanya.
. . . .
"Jar, setelah ini kita kemana?"
Kami bersebelas melakukan diskusi setelah selesai makan malam tadi di ruang tamu. Fajar dan Yusuf duduk disebuah sofa. Nuansha dan Yunita duduk disofa lainnya, dengan Rika yang duduk dipangkuan Nuansha. Fitria duduk disebuah kursi yang dia ambil dari meja makan. Sedangkan Adam, Enggar, Raihan, aku, dan Rangga duduk dilantai (ngenes amat).
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
Science Fiction#9 in Science Fiction on 13-06-2016 Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka...