Chapter 20: 'Terbakarlah!'

2K 186 7
                                    


Aku, Fajar, dan Raihan turun dari bus. Kami langsung disambut oleh orang-orang yang bertampang galak, liar, ganas, tapi bego semua. Jumlah mereka sekitar 9-10 orang, mayoritas bersenjata. Sepertinya mereka kelompok perampok yang merampok apa saja dari orang-orang yang lewat disini. Wajar saja sih, saat kehancuran dunia seperti ini, krisis ada dimana-mana, sehingga orang-orang memilih merampok.

"Hey kalian semua!! Kami kelompok perampok Evil Boy yang paling ditakuti, baik manusia maupun zombie!!" seru salah satu dari mereka, sepertinya pemimpinnya.

"Oh jadi begitu, tapi kami nggak nanya" ujar Fajar.

Hening sejenak.

"Pffft..!!"

"Ngapain lu ketawa!?" bentak pemimpin perampok itu keteman dibelakangnya.

"Hahaha, habis dia ada benarnya juga.."

"Berhenti tertawa atau kubunuh kau!" ancam pemimpin itu sambil menodongkan pistol. Orang itu langsung menghentikan tawanya.

"Apa mau kalian?" tanyaku.

"Kalian ingin mengisi bensin bukan? Berikan perbekalan, senjata, obat-obatan, dan yang lainnya kalau ingin lewat. Tapi kalau tidak, kalian tidak bisa melewati kami" ujar pemimpin itu.

Fajar mendengus "Bodo amat, Galih jalankan bus-nya!" seru Fajar. Tapi tak terdengar jawaban. Raihan yang curiga masuk kedalam bus dan melihat bus telah diambil alih, dan semuanya telah berada diluar.

"Hehehe, cepat berikan atau mobil ini takkan kami berikan" ujar salah satu dari mereka. Sebenanya mereka bisa merebut senjata kami, perbekalan, dll. Tapi entah kenapa mereka malah membiarkan kami semua memegang senjata, bodo ah.

"Jangan kasar sama cewek!" Diaz memukulkan 'anu' salah satu dari mereka dengan tongkat. Alhasil orang yang dipukul meringis kesakitan.

"Biarkan kami lewat..." semua dari kami sudah bersiap dengan senjatanya. Fajar dengan Ithaca-nya yang bahkan jarang digunakan. Aku menarik 2 katana sekaligus. Raihan sudah siap menembak dengan SS2-V5. Enggar sudah siap dari tadi dengan M14-EBR. Nuansha, Fitria, Taufik, dan Galih bersiap dengan senapan masing-masing (Galih memakai PINDAD PM-V2 bekas punya Yusuf. Enggar sudah mengajarinya). Apalagi Taufik yang sudah girang karena akan menggunakan AK-47. Diaz dengan tongkatnya. Agung dengan katana-nya. Niam dengan wakizashi-nya. Najwa dengan kelewang-nya. Dan Choki yang tebar pesona (nih anak gunanya apa sih!?). Sedangkan Rika berlindung dibalik Nuansha.

"Woi bos, gimana nih?" tanya salah satu dari mereka.

"Gua juga nggak tahu. Gua nggak tahu kalau ternyata sebagian dari mereka juga bersenjata api" bisik pemimpin dari mereka. Tapi tiba-tiba...

"gro..oouu...uu..."

Tiba-tiba zombie sudah mengepung kami semua. Karena terlalu sibuk dengan perampok itu, kami melupakan zombie itu.

"DOOR!!"

Satu zombie mati, Taufik menembaknya dengan AK-47. Berhubung dia tidak memakai peredam suara, jadi suara tembakannya sangat keras.

"Bodoh! Kenapa kau menembaknya!?" seru Choki.

"Maaf, jariku terpeleset" ujar Taufik.

"Tapi sekarang 'mereka' banyak sekali" ujar Niam.

Saat aku akan berbalik, tiba-tiba salah satu dari mereka menyerangku dengan pedang rapier*. Aku spontan langsung menangkisnya dengan katana-ku.

"Urusanmu dengan kami belum selesai" ujar orang itu.

Journey to Survive in a Zombie ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang