Ada apa sih dengan cewe-cewe ini, tadi menatapku segitunya sekarang malah cari masalah, apasih maunya.
Kanya melihat terus kearah segerombolan cewe yang menghancurkan lamunannya itu."Eh tengil ngapain lo liat-liat," ucap salah satu dari mereka, aku yakin betul orang-orang yang bergenk seperti mereka pasti yang bicara pertama ini selalu anak buahnya 'hello mba lo kira gue takut?'
"Ada apa ya?" jawabku santai.
"Wah songong, masih bisa jawab juga lu?"
"Eh denger ya mba, gue punya mulut. ya gue bisa jawab lah. Harusnya ya lo tuh di kasih mulut bersyukur jangan malah ngatain orang seenak jidat lo!" jawabku ketus
"Eh kampung!" mengibaskan rambutnya kearahku, ini cewe sok rambutnya bagus aja sih. sok banget kaya iklan sampo, palingan pake sampo sachet-an nih orang, tapi gayanya udah kaya orang-orang endorse gitu bangga banget sih lo mba.
"Kampung? Emang lo kira gue ayam gitu, kan banyak tuh ayam namanya. Ada ayam kampung lah ayam potong lah atau ay ... "
"Diem lo kampung!" bentaknya, padahalkan aku belum selesai ngomong, "bunda jambaklah cewe yang sok-sok an ini."
"Lo itu baru ya disini, baru aja masuk. jadi gausah kegatelan deh."
"Siapa yang kegatelan, ngga tuh temen lo mungkin yang kegatelan tuh garuk-garuk." untung saja ada satu temannya yang sedang garuk-garuk jadi aku bisa ngeles, 'makanya jangan sok-sok an deh kamu belum tau aku kan mba yang sok cantik iuuhhh.'
"Mel ... Melin lu ngapain garuk-garuk sih?" bisik Sofie.
"Ini boss gatel digigit nyamuk," jelasnya.
Mereka bebisik seakan aku tidak mendengar 'hello mba emang lo kira gue sebudek apa, malu kan lo haha.'
"Lo gausah mengalihkan pembicaraan deh, ish." tangannya, untung saja salah satu temannya menangkap tangan perempuan gila ini yang hampir saja mendarat di pipiku, 'yaelah Kanya segala mendarat emang lu kira pesawat apa, lagian kebagusan tuh tangan masuk dalam kasta pesawat, tangan mirip kuli bangunan gitu juga.' Kuli? Bisa dong bantu-bantu kalo rumah gua mau dibangun.
"Ko lu nahan gue? Lo mau ngebela dia juga? mau jadi temennya dia?" ucap Sofie.
"Yaelah bos orang kayak gini mah jangan dikasarin," ucap Kathy.
"Iya bos, tuh ada jus kasih minum aja," ucap Melin, bicaranya bernada kalem.
Lah kenapa mereka jadi baik gini? Aku yang bodoh apa mereka yang bodoh? Tapi kan itu memang jus wortel punya ku jadi mereka bukan ngasih dong? Wah ada apa-apanya nih.
"Eh nih minum." dia memberikan jus itu, tapi saat aku ingin menggapai jus itu tiba-tiba ...
Byurrrr
"Rasain tuh cewe kampung!" mereka semua tertawa 'dia menyiramku, bunda perempuan gila ini menyiramku seragamku. basah semuanya basah.'
"Astaga novel nya basah." novel favorite Kanya yang baru dia beli saat liburan dengan ayahnya pekan lalu basah, 'perempuan ini arghh.'
Kathy dan Melin menyenggol Sofie dan mata keduanya langsung tertuju pada novel Milik Kanya,
"Eh ada novel bagus nih kayaknya, liat dong." merampas novel dari tangan Kanya."Sini itu novel gue, balikin cepet." mencoba meraih novelnya.
"Cup cup cup urusin aja dulu seragam lu, basah tuh novel kan bisa dibeli lagi," ucap Sofie pelan
"Ga lucu ya. sini ga, eh sini ... Sini!"
"Bos kayaknya itu novel yang limited edition itu deh," ucap Melin sambil berpose seakan dia sedang mengingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
General Fiction"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki