Di pinggir tempat tidur wanita paruh baya itu terus memandangi foto laki-laki yang bukan lain adalah kakaknya. Beserta secarik kertas dan foto anak perempuan kecil yang sedang bersama keluarganya.Dia telah lama kehilangan teman masa kecilnya itu Nengsi. Aku berharap kamu bisa mencarinya dan menjodohkannya dengan keponakanmu Riki yang bukan lain adalah anakku itu. Aku mohon bahagiakan dia Nengsih.
Pesan kakaknya itu berulang kali terngiang-ngiang di telinganya. Dia sangat tidak menyangka dengan kejadian 6 bulan yang lalu. Dia sangat menyesal tidak tahu dengan keadaan kakaknya yang terbaring lemah dirumah sakit saat itu. Mungkin ini saatnya dia melakukan keinginan terakhir kakaknya itu. Air mata mulai mengalir dari pipinya hingga terjatuh di tempat tidur.
🐤
Rizki sibuk memutar mutar rumus yang membuat kepalanya ikut berputar. Di kamar luasnya ini Rizki menumpahkan segala kepintarannya, segala kegigihannya dalam pelajaran. Satu tujuannya adalah membuat bapaknya disana senang walaupun jika dia lulus bapak nya tidak akan hadir.
Tiba-tiba hatinya bergetar disertai getaran yang muncul dari gadgetnya. Rizki segera membuka pesan yang ternyata dari Kanya. Dia sedikit menyunggingkan senyuman sebelum membuka pesan dari Kanya.
Kanya
Eh Mr.robot MC pake kostum apa? Doraemon aja yak biar ucul.Di akhiri dengan tatapan sinis oleh Rizki dan membalasnya dengan cepat.
Rizki
Hallowen yak bukan kartun! Besok pulang sekolah kita ke mall.Tidak perlu menunggu lama muncul pesan balasan,
Kanya
Ih jangan pulangnya, gue kan harus pulang ke rumah dulu. Jam 4 sore deh. Ntar kita ke temuan di depan mallnya aja. Gua sama ayah.Rizki kembali mengetik pesannya dengan cepat,
Rizki
Terserah lo dah.Dan akhirnya pembicaraan mereka selesai. Rizki kembali ke pekerjaannya yang belum selesai tadi.
Klekk
Pintu terbuka yang kemudian masuknya anak kecil a.k.a Fransisco.
"Eh iko ngapain? Abang lagi ngerjain tugas nih jadi ga bisa main," ucap Rizki menoleh ke Iko yang tengah berada diatas tempat tidurnya.
"Ya abangkan ngerjain tugas di bawah. Aku kan diatas bang. Lagian aku bingung mau ngapain, mommy nya lagi nangis dikamar ngeliatin fotonya om," ucap Iko seraya memainkan rubik yang sedari tadi di bawanya dari luar kamar Rizki.
"Maksud Iko, Bapaknya abang?" ucap Rizki yang di balas anggukan oleh Iko.
Rizki segera keluar dari kamarnya menuju ke arah kamar tantenya itu. Rizki tahu betul tante Nengsih sangat sedih kalo sudah mengingat kepergian bapaknya 6 bulan yang lalu. Makanya dia menemui tantenya berusaha menenangkan.
Sampai di ambang pintu Rizki langsung mengetuk pintu kamar tante Nengsih, dengan grasak grusuk tante Nengsih mengusap air matanya dengan kasar dan segera menyimpan kertas serta foto keluarga Kanya, namun tanpa di sadari foto Kanya terjatuh di bawah meja riasnya.
"Masuk ki," ucapnya seraya memegang bingkai foto
"Tante kenapa? Kata Iko nangis lagi?" tanya Rizki duduk disamping tantenya itu.
Tante Nengsih yang tidak kuat dengan kesedihannya langsung memeluk Rizki. Wanita itu sudah seperti ibunya Rizki. Segala kebutuhan Rizki selalu dia penuhi.
"Betapa malangnya nasibmu ki, ibumu meninggal pas kamu masih kecil, dan enam bulan yang lalu ayahmu menyusul," ucap tante Nengsih perlahan seraya melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
General Fiction"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki