Hari senin, seperti biasa semua siswa siswi di haruskan mengadakan kegiatan upacara.
Panas matahari semakin terik, keringat setiap siswa sudah mulai bercucuran, namun upacara belum selesai juga. Bahkan amanat pun belum kunjung selesai."Wtf! panjang banget sih, cepet selesai kek. Panas banget nih." Kanya membuka topinya lalu membuat topinya bagaikan kipas.
"Kanya, lu di liatin tau. Jangan berisik ntar di suruh ke depan." Rani berbisik kepada Kanya.
"Biarin aja ran. Lagian lama banget."
"Udah ah diem." ucapan Rani membuat Kanya menggeruttu kesal dan berhasil membuatnya terdiam.
"Btw ada pr ga?"tanyanya santai sambil memirinkan badannya.
"Stt! nanti aja Kanya, nanti kita di tarik," jawab Rani.
"Yaelah OSIS aja di takutin."
15 menit berlalu,
"Upacara selesai. Pengumuman-pengumuman," ucap protokol yang bertugas.
"Asik selesai. balik yo ran, udah selesai nih," ucap Kanya mengajak Rani.
"Bawel ya, yaudah ayo." kali ini Rani menarik tangan Kanya.
"Wess tumben tangan gua di tarik-tarik begini," ucap kanya penasaran.
"Ih udah diem, gua tau sesuatu nih," ucap Rani membuat Kanya semakin penasaran.
"Apaan ran? Sesuatu? Lagunya syahrini? Haha," jawab Kanya meledek.
"Ish lu mah bercanda mulu, udah jangan ngomong mulu, ayo ikut gua." lagi-lagi Rani menarik tangan Kanya. Dan memacunya jalan ke tempat yang di maksudnya.
"Liat tuh." menunjukkan ke arah papan mading di depannya.
"Pensi sekolah kita." Kanya melirik ke arah Rani.
"He'eh. Baca lagi coba!" perintah Rani.
"MC nya Kayanti Sifanya dan Rizki Rahman Dicky. Yaelah ran kan emang MC nya gua sama si judes itu. Lu baru tau?" lagi-lagi Kanya melihat ke arah Rani.
"Bukan itu Kanya, coba baca lagi!" perintah Rani kembali.
"Thema : Happy Hallowen. Hah?" tiba-tiba topi yang di pegang Kanya jatuh ke lantai.
"Tuh kan, lu yakin jadi MC?" ucap Rani sambil mengambil topi Kanya yang terjatuh.
"Ah Rani, gua kan paling takut yang namanya begituan, apa lagi kostumnya pasti seram semua Rani," Rengek Kanya.
"Gimana dong? Gua bukan pengurus, jadi ga bisa apa-apa," jawab Rani pasrah.
"Ah Rani ... " teriakan Kanya memecah suasana. Semua orang yang ada di sana langsung melihat kearah Kanya.
"Apaansi berisik banget," ucap salah satu siswa perempuan yang berada di sana.
"Tau nih berisik, caper banget," ucap seorang siswa yang lain.
"Berisik lu semua, kalo ga suka pergi aja sana, aaa ... aa bunda ... " teriak Kanya makin keras.
"Udah yu pindah, berisik banget sih tuh cewe," ucap siswa dan langsung pergi.
"Udah Kanya, ini mungkin saatnya lu ngelawan ketakutan lu itu," hibur rani, mencoba menenangkan.
"Gabisa Rani, aaa ... " Kanya tidak berhenti merengek.
"Udah ah malu. Ayo Kanya. nangisnya jangan di sini." Rani mencoba mengajak Kanya sambil mengangkat badan Kanya yang sedari tadi sudah terbujur kaku di lantai.
"Aaa ... Bunda ... " teriaknya.
🐤
Sumpah kali ini aku bete banget, sekolah favorite gini, masa ngasih ide buat pensinya Hallowen sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
Ficción General"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki