"Bu Ijah dateng ... " teriak salah satu siswa dan berlarian masuk ke dalam kelas."Eh rapihin-rapihin."
"Itu bangkunya turunin."
Kanya yang terlihat risih mendengar mereka ribut tiba-tiba berdiri, "Berisik woy! Bu ijah aja ditakutin."
Tiba-tiba bu Ijah sudah berada di depan kelas "Kanya? Bisa diulang omongannya?"
"Ng ... Engga bu, i ... Itu ta ... tadi mereka yang berisik," jawab Kanya gugup dan langsung duduk.
"Yee apaan lu, bohong bu."
"Bohong bu Kanya."
"Yee apaansi lu semua, gausah fitnes deh," jawab Kanya.
"Fitnah kalee," jawab siswa serentak.
"Ya itu maksudnya." Kanya mendengus.
"Sudah-sudah, kalian ini tidak merhargai ada guru di sini?"
"Maaf bu," jawab semua siswa serentak.
"Oke kemarin kita terakhir materi apa?"
"Dua dimensi dan tiga dimensi bu," jawab siswa kurang serentak.
"Ada PR ya?" ucap bu Ijah.
"Ada bu," ucap salah satu siswa.
"Oke kumpulkan di meja ini sekarang." menunjuk meja yang dia tempati.
Semua siswa hampir mengumpulkan tugas, namun Kanya masih sibuk mencari sesuatu dari dalam tasnya.
"Kanya lu kenapa sih?" tanya Rani penasaran.
"Nyari itu loh," jawabnya namun tatapannya masih tertuju pada tasnya.
"Apaan, btw ada PR tuh di suruh kumpulin, cepet nanti ga dapet nilai lho."
"Ih itu ran maksudnya, buku PR gue ga ada, gimana dong? Kayaknya ketinggalan deh." kini wajah panik Kanya bisa terlihat oleh Rani.
"Ya terus gimana? Buku gue udah di kumpulin tadi. Lagian kalo mau ngerjain sekarang ga akan sempat. Lu tau kan bu Ijah gimana?" tutur Rani semakin membuat Kanya panik.
"Duh gimana nih?" Kanya semakin panik.
"Siapa yang belum mengumpulkan tugas." ucapan bu Ijah seakan membius semua siswa didalam kelas. Mereka saling menatap satu dengan yang lainnya namun tidak ada yang mengacungkan tangan.
"Duh ran gimana nih?" bisik Kanya pelan.
"Gatau gua Kanya. Lu ko bisa lupa sih?" jawab Rani seraya mengangkat bahunya.
"Sekali lagi ibu tanya, siapa yang tidak membuat PR? Kalau tidak ada yang mau ngaku, semuanya ibu jemur di lapangan." kini suara bu Ijah lebih keras.
"Yah ibu jangan dong."
"Oii siapa sih yang ga ngerjain?"
"Eh ngaku apa?"
Keadaan di kelas mulai ricuh karna tidak ada satu pun yang mengangkat tangan. Sampai perlakuan Kanya membuat mereka menganga lebar. Bayangkan saja, seorang seperti Kanya yang terkenal pintarnya tiba-tiba tidak mengerjakan PR?
"Sa ... Saya bu ... " Kanya mengacungkan tangan perlahan.
Semua siswa melihat kearahnya,
"Kamu?"
"Maaf bu, buku saya ketinggalan."
"Sekarang buku ketinggalan? Besok apa lagi? Itu cuma alasan siswa yang tidak membuat PR."
"Sekarang kamu ikut saya ke kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
General Fiction"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki