33. [Sulit]

6 1 0
                                    

HI WELCOME BACK TO MY WATTPADD


Hembusan udara terasa bernyawa, membawa kesejukkan yang sudah sejak lama dirindukan oleh Kanya, tubuh dengan kaki jenjang itu menghardik semua udara yang bertabrakan dengannya, rambutnya melambai pelan, terkadang ada beberapa helai yang mencoba menutupi wajah manisnya.

Siang ini Kanya hanya berjalan sendiri, tak ditemani siapapun. Dia memilih untuk berkunjung ke toko buku favoritnya sendiri. Semester yang membuat dia gila ini seakan selalu menghadangnya untuk berkunjung ke tempat favoritenya itu. Belum lagi rencana Tobi yang berkepanjangan itu.

Baik kita lupakan semua masalah itu,

"Mbanya nyari apa ya?"

'Mba? Sejak kapan gua nikah sama mas lu.'

"Jangan panggil mba dong pak, bukan tukang jamu. Mau nyari best seller tahun ini, sebelah mana ya? Biasanya disini." Kanya menunjuk bagian depannya.

Biasanya tanpa bertanya Kanya sudah dapat menemukan novel-novel yang sudah di listnya untuk dibeli, namun karena sudah lama sekali dia tidak berkunjung ke toko ini. Semuanya sudah banyak berubah, novel yang biasanya ditempatkan dihadapannya itu sekarang menjadi tumpukan cerita bergambar untuk anak TK. Belum lagi pegawai yang ada di hadapannya itu sangat asing baginya, pria itu terus menatap seperti ingin memangsa.

'Sejak kapan ada pegawai pake kemeja begini sih? Biasanya juga pakai baju seragam gitu?'

"Pak, ibu bapak sudah menunggu di administrasi."

Kanya menelan ludah, menelaah dengan hati-hati apa maksud dari perkataan pegawai yang baru saja mendatanginya dan pria berkemeja itu. 'pak? Mati gua' Kanya memukul keningnya berkali-kali namun pelan, pria berkemeja itu melihat ke arah Kanya dan dibalas simpul senyum terpaksa.

"Baru juga kelar masalah, ada aja lagi masalah. Tolonglah, liburan kali ini biarkan aku menghabiskan novel-novel favorite ku dulu. Jangan ganggu," rengeknya pelan.

"Kanya ya? Pasti mau cari novel? Itu novelnya dipindah ke bagian tengah, soalnya kalau didepan suka di tarik-tarik anak kecil yang iseng jadi pada jatuh-jatuhan."

"oh iya, makasih ya," tuturnya sangat halus sampai hampir tidak terdengar sambil mendelik ke arah rak buku. Sempat dia ingin bertanya soal pria itu, 'Penting banget ga sih? Lagian emang dia siapa?' namun Kanya segera menepis sifat keponya itu dan tidak mempedulikannya lagi, Kanya langsung berjalan menuju tempat yang sudah dia tuju sejak tadi.

Drrttt ... drrttt... drrttt...

"Ih diam dulu dong sebentar. Siapa lagi sih ini?" Kanya mengambil gadgetnya dari slingbag. "hallo dengan Kanya disini, ada yang bisa dibantu?

"Ya biarin aja, lagian siapa suruh iseng. Udah sana belajar, katanya mau fokus masuk PTN."

"Iya lagi beli novel, kamu cenayang ya? Ketularan ayah."

"Mau ngasih sesuatu? Apa?"

"Yaudah iya, nanti aku pulang lebih awal. Jangan obrak-abrik meja belajar ku."

"Apa?"

"Hehe maaf, aku titip ke boneka waktu itu. Udah ya, sampai nanti ..."

Tutt.. tutt.. tut..

"Dasar Anak ini," protesku tak terima.

Tak banyak hal baru yang kutemui disini, barang-barang yang sering Kanya kenakan, dan novel-novel favoritenya yang tersusun rapih. Anak itu selalu saja lebih senang membaca novel dari pada buku. Sampai-sampai dia hampir setengah berteriak saat aku bilang ingin mengunjungin rumahnya hanya untuk mempelajari soal-soal try out.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang