32. [Tertangkap]

16 2 0
                                    

Lima bulan telah berlalu, sekarang saatnya seluruh murid di SMA ini mengikuti Ujian Akhir Semester, tentunya semester Ganjil. Banyak yang telah terjadi disekolah ini. Lebih tepatnya terjadi padaku, mungkin jika ayah tidak memilih sekolah ini, aku tidak akan bertemu teman-temanku, tiga sejoli yang menyebalkan itu dan terutama Riki kecilku.

Aku mungkin tidak bisa menjadi orang yang paling bahagia sepanjang dunia, tapi menurutku aku bisa menjadi orang yang paling bahagia bagi duniaku sendiri. Dunia yang memberiku banyak pelajaran, ya pelajaran hidup, mempercayai teman, setia kawan, bahkan menepati janji seperti yang sering Riki lakukan.

Kalian pasti bertanya-tanya tentang kaum nyirnyir si Sofie dan kawanannya ya? Mereka sudah tobat setelah ketuanya disekolahkan ke luar negri oleh ibunya. Ingat kejadian pas Rani di sekap kan?

Semua terjadi didepan mataku, kekerasan walaupun memang baik, masalah politik yang selalu ingin ku hindari, bahkan cinta yang tak kunjung kembali utuh walaupun akhirnya utuh juga sih.

Aku jadi ingat kejadian dua bulan lalu,

"Jadi kamu tau semuanya?"

"Maaf Kanya, aku bukannya menghindar selama ini. Aku berusaha selalu dekat mereka supaya aku tau, kenapa Ali memperalat Dilla."

"Lalu?"

"Dilla itu dulu pernah suka sama ka Rizki, dan sakitnya adalah ka Rizki ga pernah menyukai dia kembali. Dilla itu ngerasa ka Rizki ngasih perhatian ke dia karna ka Rizki suka padahal ka Rizki ngelakuin itu karna disuruh sama ka Tobi."

"Ka Tobi suka dia?"

"Yups betul sekali, ka Tobi sayang banget sama Dilla dari SMP, dan posisinya dulu ka Rizki itu ade kelasnya ka Tobi yang udah dianggep adek sendiri sama dia. Kamu udah tau kan kalau Rizki bisa diatas kita setahun karna apa?"

"Iya tau, ikut test gitu dia, sok pinter dia mah. lagian suka kok sama brondong sih tuh si Dilla."

"Sttt ... jangan keras-keras kankan. Aku takut Reno denger, apalagi Ali. Mau diterusin ga?"
Kanya mengangguk.

"Nah dia kembali kesini karena suruhan Ali. Awalnya Ali Cuma mau minta bantuan dia buat godain ka Rizki, tapi karna si Dilla liat fotonya ka Rizki, dia langsung mengiyakan buat ikut rencananya Ali. Dan dia juga cerita soal masa lalunya sama Rizki ke Ali."

"Jadi intinya kankan, Ali itu mau kamu sama ka Rizki ribut dan kalian jauh-jauhan ya kaya saat ini. Tapi aku ga suka, menurut aku cara Ali salah. Makanya aku mau jelasin ini semua ke kamu sekarang biar kamu ga marahan lagi sama ka Rizki."

"Sebenarnya ka Tobi udah kasih tau aku dari awal ran, kalau Dilla ada hubungannya sama Ali dan kawan-kawannya bahkan kamu. Dan aku jauh-jauhan sama Rizki bukan karna kita beneran salah paham, kita selama ini jauh-jauhan buat dapet bukti. Cuma ya gitu, hasilnya nihil karena Dilla sama Ali mainnya halus. Kamu ingat kejadian seminggu yang lalu?"

Dua bulan yang lalu aku mendapat pengakuan dari Rani, memang aku juga merasa bahwa sahabatku itu tidak mungkin menghianatiku dan berpihak diarea lawan. Saat itu aku mendapat banyak informasi yang segera ku laporkan kepada kak Tobi. Padahal sebelumnya aku tidak pernah berhasil mendapat informasi apa-apa dan sering di ledek oleh Riki ketika melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini.
Aku ingat malam itu,

"Kamu mah ga dapat informasi terus."

"Lagian mereka mainnya halus, liat aja di lapangan basket kemarin. Dia marah-marahin Dilla begitu. Udah gitu kamu sok-sokan mukul dia, terus dia malah balik mukul kamu. Makanya tuh pipi jadi bengep gitu. Ya kan jadinya bingung juga siapa yang bener. Kamu juga kalau lagi sama si Dilla kayaknya asik banget."

"Ututututu ngambek."

Ya begitulah ceritanya, aku selalu dibilang tidak pandai mendalami peran, jadi tidak dapat informasi.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang