18

1.8K 325 18
                                        

"Sam, tau ga sih uang tabunganku mau dipake sama mama." Kata Gwen dengan raut wajah sedihnya. Iya, uang tabungan yang dimaksudnya adalah tabungan untuk menonton konser bandnya Calum.

"Dipake buat apaan?" Gwen mengedikkan bahunya, "udah kan aku udah bilang, kamu ga usah bayarin aku nonton konser. Ntar biaya yang keluar banyak."

"Ga bisa Sam, ada aku ada kamu. Aku juga ga mau nonton konser sendirian, ga asik tau ga." Bukannya aku tidak mau menonton konser, sudah tentu harga tiketnya akan mahal. Dan konsernya akan diadakan di Inggris, jelas aku tidak mempunyai uang untuk membeli tiket konser serta tiket penerbangannya.

"Sumpah maksa banget, aku tau kalo uang tabunganmu tuh cukup buat kamu sendiri." Kataku menyela.

"Ga peduli Sam, pokoknya kita berdua harus nonton meskipun kamu ga suka mereka."

Gak suka?

Kupikir aku menyukai mereka, terutama Calum. Dan menyukai bukan dalam artian 'fans' tapi orang yang benar-benar jatuh cinta.

"Terserah aja deh Gwen, aku nurut aja sih." Aku menurunkan Gwen di depan pekarangan rumahnya. Lalu kujalankan mobilku menuju apartemen, hari ini hari yang cukup melelahkan untukku karena tadi aku ada ekskul tambahan.

Sesampainya di lobby apartemen, resepsionis itu memanggil namaku dan membuatku harus kembali kesana, "Ada titipan untukmu." Ia menyerahkanku satu kotak biru polos yang dihiasi pita diatasnya.

"Dari?"

"Entahlah." Aku langsung membawa kotak itu ke kamarku. Lalu kubuka dan melihat satu pasang baju beserta atribut pelengkap disana. "Siapa sih yang ngirim?" Kucari surat ataupun pengenal dari pengirim hadiah ini.

Kutemukan sepucuk surat yg diletakkan di bagian bawah kotak ini, for my gurl-calum

Jelas saja aku jadi tersenyum sendiri melihat siapa pengirim hadiah ini, terlebih ada kata 'my' yg diselipkan disana. Buru-buru kutelpon Calum, dan pada dering keempat baru ia mengangkatnya.

"Ada apa Sam?" Kata Calum.

"Makasi buat hadiahnya."

"Udah dibuka? Gimana suka?"

"Bangetlah."

"Oke deh, nanti aku jemput jam 7 ya. Dipake hadiahnya." Calum langsung mematikan sambungan telponku. Kupikir ia sedang terburu-buru, jadi tidak apa-apa.

***

"Mau kemana dah? Rapi gini?" Tanyaku pada Calum yang sedang asik menatap jalanan didepannya.

"Liat aja nanti." Lalu mobil Calum berhenti pada rumah, maksudku seperti villa didaerah terpencil Vegas. "Ini rumah orang tuaku." Aku langsung terlonjak kaget saat Calum mengatakan itu.

Ia buru-buru membukakan pintu mobilnya dan menarikku untuk ikut masuk kedalam villa itu. Jelas aku belum tahu maksud dan tujuan ia mengajakku kesini.

"Jangan kaget gitu lah, santai. Anggep aja calon mertua sendiri." Tepat saat itulah seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk kami, "Hi ma." Kata Calum, aku juga langsung menunduk untuk memberikan salam pada wanita itu.

"Yaampun kalian berdua, ayo masuk." Calum menggenggam tanganku dan membuatku berjalan disampingnya. "Udah langsung aja ke meja makan."

"Kita dinner dulu ya." Aku meneguk ludahku sendiri. Sebentar lagi aku akan satu meja makan dengan keluarga Hood ini.

"Siapa namamu nak?" Kuketahui jelas, itu papanya.

"Summer, panggil aja Sam biar lebih pendek." Kataku.

"Wah kebetulan sekali namanya Summer ya." Aku hanya membalasnya tersenyum. Jujur ini semakin menjadi canggung karena aku sangat malu untuk bertemu dengan keluarga Calum. Mungkin inilah yang Calum rasakan saat bertemu dengan keluarga.

Selesai makan malam, kami langsung pamit karena mendapat telpon dari Luke untuk cepat ke basecamp. Jadi kami belum sempat mengobrol banyak.

"Maaf ya acaranya jadi keganggu gini." Ucap Calum saat kami menuju perjalanan pulang.

"Santai aja sih." Aku tersenyum tipis padanya, namun tiba-tiba ia mengelus pipi kananku. "Dih apaan si?"

"Kok aku baru nyadar kamu punya dimples." Ia mengusap sekali lagi, dan aku juga baru nyadar jika memiliki dimples.

"Wah iya nih, aku baru nyadar."

"Coba aku liat." Ia menghidupkan lampu di mobilnya dan aku tersenyum kearahnya untuk melihat dimplesku. "Cuma satu ya, gemes." Ia mencium tepat di pipiku yang ada dimplesnya.

"Anjir cium-cium." Gurauku. Padahal seneng.

"Gemes banget dimplesnya, mirip Luke gitu." Ia memang terlihat seperti gemas dengan penemuan dimples di pipi kananku. "Sam maaf ya kalo akhir-akhir ini kita jarang hangout."

"Iya tau kok kalo sibuk." Lirihku.

"Jangan kangen ya." Aku menggeleng sambil tersenyum. "Aku sayang kamu, Summer English Houghlas."

3 kata ditambah namaku yang membuat senyumku tak bisa luntur dari bibirku. Kurasa, aku juga memiliki perasaan yang sama dengan Calum. Kurasa.


To be continued.

Sorry lama update wkwkwkw semoga chp ini menjawab semuanya ya gmn perasaan Calum.

Oke jangan lupa baca, Holiday : Michael Clifford.

CEK WORKS!!!

Poprock Star : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang