¤ Summer point of view ¤
Aku sampai dirumah dengan selamat, meskipun sedikit tidak percaya tadi malam aku sekamar dengan seorang anak band terkenal.
Aku pun masuk ke kamar dan membersihkannya, semalam aku tidur di bawah menggunakan kasur lipat milik Gwen. Karena tidak mungkin aku menyuruh Calum tidur dibawah, karena pastinya ia akan terkena hangover di pagi hari.
Saat sedang membersihkan ranjang kesayanganku, aku menemukan dompet hitam bermerk tergeletak disamping bantal. Seingatku aku tidak mengganti dompetku dengan dompet bermerk dan mahal seperti ini.
Aku pun mengambilnya dan membukanya, "Calum Thomas Hood? Ya Tuhann". Aku terduduk diranjang, awalnya aku tidak ingin lagi bertemu dengan artis itu, tapi karena dompetnya tertinggal jadi aku harus bertemu dengannya lagi.
Dompet itu kosong, hanya ada jejeran kartu ATM dan kartu pengenal. Aku yang melihatnya pun sedikit ngeri karena banyak sekali kartu ATM disini.
Dan lebih parahnya, bagaimana cara aku mengembalikannya?
Sial sial...
Aku menyimpan dompet itu dilaci dalam lemari. Aku takut jika menyimpannya disembarang tempat, aku jadi lupa dan itu sangat fatal.
"Apa aku ke basecampnya lagi ya?". Pikirku, tadi saat menurunkan Calum, ia bilang jika tempat itu dijaga ketat dan aku dipastikan tidak boleh masuk. Dan sekarang bagaimana aku mengembalikannya?
Aku melupakan hal itu sejenak dan fokus untuk pergi bekerja, karena sekarang hari minggu, aku masih tetap pergi bekerja. Setelah selesai bersiap-siap, aku langsung keluar kamar dan tak lupa mengambil jaket kesayanganku...
Eh jaketnya mana?
"YAAAA JAKETNYA MASIH DIPAKE TADI!!". Aku menepuk-nepuk jidatku berulang kali, kenapa aku sebeodoh ini sampai lupa meminta jaketku kembali?
"Dasar emang tuan artis yang menyebalkan". Aku mendengus dan langsung turun kebawah untuk berangkat kerja. Mau bagaimana pun juga, aku harus meminta jaketku kembali!!
***
"Summer!". Aku menoleh kepintu masuk mendapati Gwen yang tersenyum sumringah kepadaku, "tau ga? Masa 5sos bakal menetap selama beberapa bulan di LA, sebelum konser mereka".
Tiba-tiba aku teringat video Calum...
"Oh ya? Terus kamu bakal nyari?". Gwen mengangguk, "emang mereka keluar ga pake penjagaan gitu?"
"Itu dia, yaa kalo ketemu mereka harus lucky-luckyan gitu". Aku hanya mengangguk dan melanjutkan tugasku mencatat nomor buku-buku baru di perpustakaan ini. Gwen adalah pelanggan nomor satu disini, ia lah yang memberitahukan lowongan kerja disini untukku. "Eh iya, dua hari lagi kamu day off ga, Sam?".
"Iya sih kayanya, kenapa?".
"Ikut aku nonton 5sos yuk di radio, mau ga?". Tanya Gwen dengan mimik wajah memohon. Ia memang selalu mengajakku jika ada sesuatu hal yang berhubungan dengan band kesukaannya, katanya jika mengajak sesama fans, yang ada malah rebutan dan saling iri.
Kesempatan nih buat ngembaliin dompet..
"yaudah ayo, nanti kabarin aja lagi". Gwen pun berteriak kegirangan, namun aku menyuruhnya untuk cepat-cepat tutup mulut karena ini diperpustakaan.
Gwen memang penggemar berat band tuan artis itu, 5 Seconds Of Summer? Dulu saat aku dan Gwen berkenalan dan aku menyebutkan namaku, ia malah berteriak kegirangan. Aku masih ingat dia bilang 'bersyukur namamu seperti nama band kesukaanku' dan aku tidak mengerti apa yang harus di syukuri.
"Gwen". Ia menoleh padaku, "kamu ingin bertemu siapa di band itu?".
"Semuanya, tapi usahakan aku bertemu Calum. Dia itu hot as fuck". Ucapnya seperti membayangkan wajah Calum. Bagaimana jika Gwen tau orang yang menginap di apartemen semalam adalah orang yang ia sukai?
"Yasudah kita liat saja nanti, semoga kamu lucky aja deh ya". Kami pun berkutat pada kegiatan masing-masing, jujur aku tidak tahu menahu soal band itu, hanya sekedar mendengar dari cerita Gwen. Dan itupun terkadang rumit, terkadang juga mengasyikan dan terkadang juga lucu.
Setelah kegiatan mencatat buku selesai, aku sudah dibolehkan pulang untuk berganti shift. Aku memang tidak sepenuhnya menggunakan waktuku untuk menjaga perpustakaan umum seperti ini.
Aku dan Gwen pun memutuskan mampir ke kedai kopi untuk sekedar menghilangkan penat dan bosan.
"Oh iya, jaketmu kemana Sam?". Tanya Gwen, "biasanya juga pake jaket itu". Dan akhirnya Gwen sadar kalau aku tidak memakai jaket kesayanganku itu sekarang.
"Oh aku cuci di laundry". Jawabku bohong, jaket itu atau jaket yang Calum bawa adalah jaket pemberian sepupuku, Demian Houghlas, ia memberikannya sebagai kado natal. Selain itu, jaket itu sangat bermakna. Karena dulu aku pernah memeluk mantan pacarku dengan jaket itu untuk terakhir kali, iya, dia meninggal.
Ia meninggal karena kecelakaan pesawat, jadi ceritanya dia akan pergi ke London untuk melanjutkan studinya. Saat aku mengantarkannya dibandara, aku menggunakan jaket itu. Dan kamipun berpelukan, dan menyudahi hubungan kami tanpa kata 'putus'. Dan jaket itulah barang kesayanganku ketika aku sedang merindukannya. Karena sampai sekarang, jenazahnya belum ditemukan. Jadi aku tidak bisa datang ke nisannya.
"Tumben-tumbenan cuci di laundry". Aku hanya membalasnya tersenyum. Aku sudah tidak bisa memikirkan alasan yang logis untuk itu jadi kuputuskan untuk diam saja.
***
Malamnya aku tidak bisa tidur, mungkin karena efek kopi yang tadi siang. Padahal aku sudah membaca berbab-bab buku pelajaran untuk besok. Aku masih sekolah di sekolah menengah atas, dan sudah kewajibanku untuk belajar.
Kuhidupkan lampu kamarku kembali dan berjalan menuju lemari. Aku mengambil dompet itu, aku sama sekali tidak berpikiran untuk mencurinya atau mengambil uangnya, hanya saja aku penasaran dengan orang itu.
"Calum Thomas Hood, 25 Januari 1996". Aku membaca kartu pengenalnya, disana terdapat fotonya dengan rambut blonde di sekitar jambulnya. Ganteng, pikirku.
"Dia kok ga kebingungan gitu ya dompetnya ilang?". Aku membolak-balikan dompetnya, dan memang uangnya tidak seberapa, namun kartu ATMnya yang banyak. "Orang kaya sih ya".
Lalu aku menemukan pasphoto perempuan disekitar kartu pelajarnya dulu, apa ini pacarnya?
Wanita itu tersenyum manis menghadap kamera, dimplesnya yang cukup dalam di kedua pipi. Rambut blonde panjang yang digerai menjadi sebawah bahu.
Lalu aku masukan lagi foto itu, dan dompetnya kedalam lemari. Aku butuh tidur agar besok tidak kesiangan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Poprock Star : Calum Hood
FanfictionBukan fans tapi hokinya ga ketulungan. ... Summer Houghlas; gadis yang pandai untuk tutup mulut namun sayang ia tak pandai untuk menutupi perasaannya. The last one, ia juga pandai menutupi luka.