20

1.7K 314 13
                                    

"Kenapa sih?" Barusan Michael menjemputku di sekolah. Ia bilang padaku untuk ikut dengannya malam ini saja. Kupikir ia bersama Calum, tapi ternyata tidak. Jika ia bersama Calum, sudah pasti aku menolak mentah-mentah ajakannya.

Kalian tahu, tadi pagi Gwen bilang padaku. Kalau kemarin pacar barunya Calum memposting fotonya dengan Calum di instagram. Bagaimana dengan caption fotonya, lil cutie @Calumhood. Apa itu tidak menyayat hati?

"Nanti malem jadi pasanganku ya? Aku minta tolong." Aku menatap Michael bingung. Pasangan? "Jadi nanti malam tuh ada pesta pernikahannya Alex, tau alex gaskarth ga? All time low."

Aku mengangguk singkat, sepertinya pemilik rumah yang Calum ajak padaku saat natal waktu itu. "Dih ngapain coba? Malu."

"Please, semua temen-temenku tuh udah bawa pasangan masing-masing. Dan aku ga mau sendirian-," aku memutar mataku jengah, "jangan memutar mata."

"Bacot." Sebenarnya aku tidak mau ikut Michael, karena pastilah aku akan bertemu Calum dan kawan artisnya. Aku sih bakal di kacangin.

"Please Sam please." Ia memohon padaku dengan sihiran matanya, "aku mohon."

"Ga mau, lagian aku ga punya baju pesta." Bohongku.

"Udah urusan itu biar aku aja, nanti kita beli yang baru biar baju kita match." Aku menganga. Hanya pesta semalam ia membeli pakaian baru? "Please ya Sam, aku janji deh ga bakal ngacangin kamu."

"Ya." Michael langsung berteriak girang. Ia melajukan mobilnya ke daerah pertokoan busana pesta di sudut Los Angeles dengan harga yang relatif mahal.

Ia membetulkan letak topinya dan masuk ke butik itu denganku, tak lupa ia menutupin wajahnya karena takutnya paparazi lewat.

"Pilih aja yang bagus." Kata Michael saat kami masuk ke dalam toko.

"Ga bisa milih." Gerutuku. Ia lantas memanggil penjaga tokonya dan memintanya untuk memilihkan baju yang cocok denganku dan dia.

Setelah beberapa gaun dicoba, aku jatuh pada pilihan gaun selutut berwarna rose gold. Kini giliran Michael yang mencoba bajunya. Kemeja rose gold dan jas hitamnya. Setelah pas, ia membayarnya di kasir.

"Mahal banget dah." Kataku saat keluar dari toko.

Aku dan Michael melanjutkan perjalan mencari sepatu. Kupikir sneakersku masih cocok dengan gaunnya, tapi sayangnya Michael menolah mentah-mentah.

Kami berhenti tepat di sebuah toko sepatu, Michael berjalan dibelakangku. Dan tiba-tiba saja, ikat rambutku terlepas sehingga rambutku jatuh terurai. "Kalo lagi jalan sama artis tuh, rambutnya diurai." Katanya sambil terkikik.

"Bacot dah." Aku melihatnya yang memasukan ikat rambutku ke kantong celananya.

Kami mencoba beberapa pasang sepatu. Dan tak satupun sepatu yang pas di mata Michael, "Yaudah pulang aja deh, mending pake sneakersmu aja."

"Tuh kan nyebelin." Ia tertawa nyaring membuatku ingin memukul wajahnya.

***

Tepat pukul enam sore, Michael datang menjemputku. Aku yang berdandan seadanya--atau mungkin dibilang seadanya juga tidak--duduk disebelahnya.

"Gausa nervous, selaw." Kata Michael.

Aku tersenyum palsu lalu menatap ke depan, jalanan. Sebentar lagi, aku pasti akan bertemu Calum. Aku baru menyadari betapa bodohnya aku mengutarakan perasaanku pada Calum tempo lalu.

beberapa menit kemudian, kami telah sampai. Aku berusaha untuk menutupi wajahku agar tidak terkena foto. "Ayo masuk." Kata Michael.

Aku langsung duduk bersamanya di salah satu kursi. Itu karena sang pengantin sedang sibuk menerima tamu, "Eh Sam." Panggil Michael.

"Apa?"

"Makan mau ga?" Aku menggeleng. "Minum?"

"Boleh deh." Ia mengambiliku soda dan mencomot satu cupcake dari towernya. "Thanks."

"Michael!" Kami menoleh kearah pemanggil namanya. Kulihat laki-laki berdiri memanggil nama Michael.

"Bentar ya Sam, ga lama kok." Aku mengangguk sembari memperhatikan punggung Michael yang menjauh. Tiba-tiba saja, seseorang menarikku sedikit kasar. Namun dari tatanan rambutnya aku sudah tahu jika itu Calum.

"Ikut bentar." Calum menarik tanganku, dan jelas au memberontak. Kudapat melihat rahangnya mengatup keras dan mata yang memerah.

"Apasih gadanta banget." Kataku sambil melepaskan pegangan tangannya.

"Kamu sama siapa kesini?" Tanyanya saat kami sudah jauh dari keramaian.

"Peduli?" Ia memutar mata lalu mengangguk. "Bacot, urusin aja pacar baru kamu sana."

Saat aku akan melenggang pergi, telapak tangan seseorang sedang mencengkram tanganku erat.

"Ternyata mama kamu ga salah ya ngasi nama kamu Summer, bisanya bikin panas doang."

To be continued..

Lama kelamaan gadanta gini anj

Poprock Star : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang