09

262 38 41
                                    

By: phitamin95

orang memanggil namaku, membuatku menoleh ke arahnya. "Seokjin?" seseorang itu tersenyum ke arahku, kulihat di tangannya ada sebuah kantung plastik. Mungkin makanan?

"Bagaimana keadaanmu?" Seokjin masuk dan menaruh kantung plastik itu di meja, kemudian ia berjalan mendekatiku. Aku hanya tersenyum tipis. "Sudah lebih baik dari sebelumnya" ucapku, Seokjin mengangguk lalu mengelus kepalaku. "Kapan kamu tiba dari LA?" terlihat Seokjin merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah ponsel. ia menunjukan sebuah pesan dari seseorang.

"Oppa? dia yang memberitahumu?" Seokjin mengangguk dan memasukan kembali ponselnya. "Kecewa sekali saat tau yang bilang gitu bukan kamunya langsung" Aku diam. Bukannya aku gamau ngasih tau dia kalo aku sakit, hanya saja aku gamau buat kuliah Seokjin terganggu disana. Cuma karena mengkhawatirkanku. Ya si Seokjin ini selalu berlebihan, pernah saat itu aku hanya jatuh dan mendapat luka kecil saja. Ia langsung membawaku ke rumah sakit.

"Hei.." aku tersadar dari lamunanku dan melihat Seokjin yang mendadah-dadahkan tangannya di depan wajahku. "Apa yang kamu pikirin?" ia menatap cemas ku arahku. "tidak ada," jawabku datar.

"serius?"
"Seokjin. bisakah kamu kembali ke LA sekarang juga?" ia sepertinya sedikit terkejut saat mendengar perkataanku, bisa terlihat dari mulutnya yg ternganga dan tangannya yang mengepal.
"kenapa?" ia bertanya tanpa menatapku. Aku tersenyum ke arahnya, ya walau aku yakin kalau dia gabisa lihat senyumku
"kenapa kamu nyuruh aku kembali ke LA?" ia mengulang pertanyaannya. Aku berhenti menatapnya dan memainkan ujung selimutku, tak berani menatap wajah menyeramkannya

"Kamu gatau perjuangan aku buat ke Korea?" aku masih tak berani menatapnya "Aku udah susah payah buat dapet penerbangan pertama"

"Seokjin. Pokoknya. Kamu harus. Segera. Pergi Sekarang Juga!" ucapku dengan penuh penekanan di tiap katanya. Mataku juga sudah berair dan siap meluncurkan senjatanya. Tapi sekuat tenaga kutahan, karena jika aku menangis. itu malah akan membuatnya tetap di sini.

Dan menyaksikan bagaimana detik-detik terakhirku dalam hidup ini-

Karena penyakit yang kuderita.

DRABBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang