Cieee di mulmed ada Adrian
Mana nihhh fans nya TIAN........Tatiana pov
Udah sekitar satu bulan gue dekat sama William, entah kenapa tapi kalau gue dekat sama dia bawaannya nyaman gitu.. serasa gue lagi bersama Ian
Hari minggu adalah hari wisuda nya William yang artinya lima hari lagi dan dia meminta gue buat menemani dia, dia sudah berpesan untuk gue berdandan cantik soalnya katanya dia ingin memperkenalkan gue ke ortu nya, gue gak punya hubungan special sama William kita hanya sebatas teman yang saling melengkapi.
Gue gak pernah bawa hati saat menghadapi dia tapi entah dengan William semoga dia juga gak pakai hati saat bersama gue.
Hari ini gue lagi santai dirumah, tumben juga William gak ngerepotin gue dengan dateng ke rumah atau mengajak gue pergi kemana pun.
Gue mencoba menjalani hidup seperti biasa dan memulai hidup baru tanpa perasaan yang dulu gue simpan dalam dalam. Tapi sejujurnya dibalik senyuman dan kegembiraan gue saat bersama William masih ada bagian hidup gue yang kosong tak ter isi, gue gatau sebabnya apa tapi gue bisa merasakannya.
Gue duduk di ayunan telur secret garden sambil memandang ketiga kelinci gue yang masih gue rawat dengan baik, kini mereka sudah tumbuh besar dan bulu bulu nya juga menjadi indah.
Adrian, gimana kabar dia? Apa dia baik baik saja? Dia gak pernah memberi tau kabarnya lagi selama sebulan ini, gue tau mungkin gue masih belum terbiasa berjauhan dengan dia.
"I'm so sorry.. I'm so sorry!!" Kata gue yang mulai kesal dengan fikiran gue yang tidak bisa diajak kompromi sambil menutup muka gue dengan kedua tangan gue.
"Kenapa lo harus buat gue memutuskan ini sihh?!" Ucap gue sambil menahan air mata
"Gue gabisa kaya gini gue gabisa!" Teriak gue sambil mengeluarkan air mata gue yang sudah tidak bisa ditampung lagi
"Kenapa lo jauh dari Gue? Kenapa? Gue gabisa kaya gini! Lo mau gue bertahan? Tapi lo gabisa bikin gue bertahan!" Ucap gue dengan yang sudah tidak bisa menahan rasa sesak gue karena menangis dan dari tadi gue berteriak terus
"Mama....!" Teriak gue dengan nada sudah tak lagi kuat karena nafas gue yang mulai sulit
Gue memegang dada gue yang dari tadi sesak sambil berjalan perlahan untuk mencapai pintu keluar dan gue pun langsung menekan tuas pintu dan gue terjatuh tergeletak di depan pintu sambil menangis kesakitan
"Non tiana?!" Panggil salah satu pembantu gue yang ada di rumah dengan muka super duper panik nya yang melihat gue hampir tak sadar kan diri
"Nyonya! Non tiana nyonya! " teriak pembantu gue dengan suara yang kencang sampai membuat mama gue lari ter birit birit kepanikan
"Tiana?!" Teriak mama saat melihat kondisi gue yang sudah melemah
"Ma.." ucapan terakhir gue sebelum gue tidak sadarkan diri
- - - -
Gue membuka mata gue dengan perlahan, Kini gue terbangun di sebuah kamar asing dan berbau steril, apa gue masuk rumah sakit lagi? Kenapa? Ini beru pertama kali gue seperti ini.
gue melihat begitu banyak bayangan orang yang ada di depan gue dan ada orang yang di samping gue, apakah itu Adrian?
"Ian..." panggil gue sambil mengangkat tangan gue dengan perlahan dan mencoba memfokuskan mata gue
"Tiana!" Panggil semua orang yang ada di kamar itu
"Dokter! Tiana siuman dok! " teriak seseroang keluar ruangan sambil memanggil dokter dan ada seseroang ber jaz putih memasuki ruangan gue dirawat
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Or Love
Teen FictionNote : part 35-44 yang tadinya di private baru saja di unprivate jadi silahkan membaca SAHABAT adalah sebuah batasan perasaan yang dia simpan agar terus bisa bersama dan memberikan cinta kepada seseorang yang special. Perjalanan cinta nya tidak s...