CHAPTER 21

18.1K 607 10
                                    

Note:Haaaiiii guuuyys! Sorry aku baru update lagi. kemarin marin tugas sekolah numpuk banget. Anyway, Enjoy!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selena mengidarkan pandangannya menyusuri stasiun. Mencari Jessica yang bilang akan menjemputnya. Dia sudah tiba di Jogja saat ini. Hari lumayan panas. Ia mengeluarkan Handphone disakunya. Bermaksud untuk mengubungi Jessica.

            “Lena!!” Selena tersentak saat ada suara yang berteriak tepat di samping telinganya. Ia sudah tau pasti siapa pelakunya. Tentu saja Jessica. Dasar temannya ini. Kalau dia tiba-tiba kena serangan jantung bagaimana? “Jess, aku gak budek. Gak usah teriak di kuping aku bisa?” Jessica hanya tersenyum lebar. Menggandeng lengan Selena. Mereka berjalan bersama. “Aku kangen tau Len sama kamu. Kamu nggak seneng apa ketemu aku?” Selena menghela nafas. “Kita baru ketemu 2 hari yang lalu Jess..” Jessica tersenyum.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

            Jessica menghampiri Selena yang tengah duduk di sofa ruang tamunya. Mengulurkan secangkir coklat panas untuk sahabatnya itu. Selena tersenyum. Tangannya terulur menerima cangkir itu. Kemudian menyeruputnya.

            “Jadi gimana? Kasia nggak papa di tinggal disana?” Jessica memulai pembicaraan. Selena menghela nafas. “Dia sempet nangis waktu tau aku netap lagi di Jogja. Malah sempet mogok ngomong sama aku.” Jessica terlihat kaget. “Kok bisa? Terus sekarang dia masih marah sama kamu?”

            “Nggak sih. Dia udah mulai ngerti. Agak susah juga sih ngebujuk dia. Untung Aldo bantuin.”

            “Kasia udah mulai deket sama Aldo?”

            “Begitulah... mungkin? Aku juga gak tau. Tapi waktu dia mogok ngomong sama aku. Aldo bantuin ngebujuk dia. Aku gak tau Aldo ngomong apa sama dia. Tapi setelah itu Kasia jadi mau ngomong sama aku lagi.”

            “Mungkin itu ikatan batin  mereka” Jessica berkata asal. atapi cukup untuk membuat Selena tersentak. “Maksudnya?” Jessica menghela nafas. “ Mungkiin itu Ikatan batin Bapak sama anak Len.. masa kamu nggak ngerti?” Selena menggeleng. “Gini.. kamu bilang Kasia ngambek sama kamu. Nggak mau ngomong sama kamu kan? Tapi dia mau ngomong sama Aldo.” Selena terdiam. “Itu artinya dia ngerasa nyaman Len sama Aldo. Yang notabene Ayahnya.” Selena menghela nafas Jessica terdiam sebentar. Memperhatikan Selena dengan mata meyelidik. “Kenapa liatin aku kayak gitu?” Jessica  menggeleng. “Nggak papa..” kedua sahabat itu terdiam. Menonton acara TV yang disajikan. Sebenarnya hanya Selena saja. Sedari tadi Jessica gelisah. Ada sesuatu yang menggelitik benaknya. Ingin Ia tanyakan pada sahabatnya itu.

            “Len...”

            “Hm..”

            “Gak jadi deh.” Selena menatap sahabatnya itu. “Kamu mau nanya apa?” Jessica mengubah posisi duduknya. Selena kembali menyeruput coklat panasnya. “Kenapa kamu nggak nikah aja sama Aldo?”

            “uhuk... uhukk..” Selena tersedak “Kamu bilang apa?”

            “Maksud aku kenapa kamu nggak nikah aja sama Aldo? Kan Kasia juga udah deket sama dia mung- Au!” Selena meggetok pelan dahi Jessica dengan sendok kecil yang ada di tangannya. Kenapa sahabatnya malah menanyakan hal seperti ini?

            “Kenapa sih Len?! Nggak usah getok –getok deh..” Jessica mengusap dahinya. Lumayan sakit juga. Selena juga. Kenapa sih? Kan dia hanya bertanya. “Aku mikir hal sama Jess..” Jessica tersentak. “Tapi itu nggak mungkin.”

This Is Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang