Selena memandang makanan dihadapannya dengan sungkan. Sekarang ini banyak yang berkecamuk dalam pikirannya. Kasia, Aldo, ibunya, semuanya. Semua keluarga Bramawijaya tentu saja berserta ibu dan kakaknya, sedang berkumpul makan malam untuk merayakan kepulangannya. Sempat tadi menanyakan kenapa dirinya menghilang selama ini. Dia ceritakan saja seperti apa yang Ia ceritakan pada Alvin. Termasuk bahwa sekarang ini Ia memiliki Kasia. Untung sang ibunda dan kakak tidak marah. Mereka menerima Kasia. Malah tadi ibunya bilang agar membawa Kasia ke Jakarta. Tinggal bersama mereka. Agak terkejut mereka awalnya. Jelas tergambar di wajah mereka. Apalagi Aldo. Selena sempat melihat Ia membuka rahang dengan lebar saat mendengar penjelasannya. Mungkin pria itu bingung dengan apa yang Ia katakan. Ah.. sudahlah. Ia tidak peduli.
“Nah.. Lena. Jadi kapan kamu menetap lagi di Jakarta?” Pak Brama memulai pembicaraan. Selena menatap pria paruh baya itu dengan senyum.
“Aku gak tahu om. Mungkin aku harus omongin dulu ini ke Kasia. Takutnya kalau aku bawa langsung, dia kaget.” Pak Brama mengangguk mengerti. “Okelah.. terserah kamu saja. Yang penting sekarang kamu udah jelas keadaanya. Kasian ibu kamu.” Selena menunduk “Maaf.” Gumamnnya.
“Pa.. tau nggak ternyata Jessica itu sahabatnya Lena?” Alvin mencoba mengalihkan topik.
“Jessica?”
“Iya Pa. Jessica anak temen papa.”
“Iya om. Jessica tunangannya Mas Alvin. Iya kan mas?” Alvin menyenggol bahu Selena pelan. Apa-apaan dia. Tunangan? Sejak kapan? Alvin tidak ingat pernah memakaikan cincin pertalian itu di jari manis Jessica.
“Loh bener kan Mas? Udahlah tunangan aja. Sebagai sahabat dan adik yang baik untuk Jessica dan Mas, aku merestui kalian kok. Cocok.” Semuanya tertawa mendengar pernyataan itu. Benar-benar wanita ini. Selalu saja membuat suasana menjadi hangat. Tapi entahlah. Alvin sedang tidak berniat tertawa saat ini. Mendengar pernyataan Selena barusan. Ada yang janggal. Ia tidak suka Selena menganggap dirinya sebagai kakak. Tidak. Ia ingin lebih. Ingin status yang lebih tinggi bersama wanita itu. Sebagai ayah Kasia mungkin? Alvin memasang senyum getir. Selena masih menggodanya. Tidak tahukah wanita ini bahwa mood-nya berubah tiba-tiba? Tidak peka sekali. Aldo memperhatikan. Tanpa suara. Hanya sesekali tersenyum agar tidak mencurigakan. Akrab sekali mereka berdua. Padahal baru beberapa hari bertemu setelah 11 tahun. Aldo iri. Ia ingin menggantikan posisi kakaknya di samping wanita itu. Bukan memperhatikan seperti orang tolol. Ia ingin senyum wanita di depannya ini di tujukan untuknya. Hanya dia. Tidak orang lain. Termasuk kakaknya. Ia ingin memiliki wanita ini. Pikirannya berputar lagi tentang penjelasan Selena tadi. Apa yang dia pikirkan? Kenapa berkata seperti itu? memangnya bicara yang sejujurnya tidak bisa? Sungguh Ia sudah siap untuk kena amuk orang tuanya dan juga sangat siap untuk menerima putrinya. Ngomong-ngomong tentang putri kecilnya yang tadi di ceritakan. Aldo jadi ingin bertemu. Menurut cerita ibu dari anaknya itu. Putrinya itu cukup pintar. Umur 11 tahun tapi sudah kelas 1 SMP. Pasti karena gen. Siapa tadi namanya? Ah! Kasia. Ia tersenyum memikirkannya. Siapa dulu ibu dan ayahnya? Tunggu.. apakah Ia berhak menyebut dirinya sebagai seorang ayah? Dia rasa tidak. Tidak pantas malah. Ayah macam apa yang tidak pernah tahu rupa anak kandungnya? Ayah macam apa yang tidak pernah berbicara dengan putrinya? Aldo mendengus. Ia harus berbicara dengan Selena setelah ini. Hanya mereka berdua. Dia butuh penjelasan.
“Do.. Liat deh. Manis ya?” Alvin menyodorkan foto dari sebuah ponsel. Foto anak perempuan. Berpose di depan pantai. Anak itu duduk di pangkuan ibunya. Aldo tahu pasti wanita itu. Sekarang tengah ada dihadapannya. “Iya mas. Manis” Aldo tersenyum miris. Foto putrinya. Selena memperhatikan ekspresi pria itu. Sungguh Ia tidak bisa menebak apa yang ada di balik wajah itu. “Manis ya?” Selena bergumam. Berbicara pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Our Story
Roman pour AdolescentsSelena adalah seorang gadis remaja biasa. Cantik, pintar, dan sedikit lugu. Dirinya bukan gadis yang berasal dari keluarga kaya. Suatu ketika dia mendapati kenyataan bahwa dirinya mengandung anak dari musuhnya sendiri. bagaimanakah Selena harus meng...