Holaaaa..... yap ini last chapter. Thank you buat semua reader yang setia nungguin aku yang upadatenya suppeerr lama.. dan terima kasih karena kalian menyukai cerita ini. Aku minta maaf kalau endingnya tidak begitu memuaskan. dan tidak sesuai dengan ekspetasi kalian. But, I'm doing my besstt guuuyys.. Anyway, Enjooy! Wait for my next stories!! :D <3
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sudah 2 hari wanita itu mengurung diri di kamar. Yang Jessica perhatikan sahabatnya itu cuma bisa menelungkupkan wajah di bantal. Seperti tidak bernyawa. Kadang keluar kamar hanya untuk makan. Kemudian masuk lagi. Seperti ABG lagi jatuh cinta. Ingin Jessica ceburkan ke kolam rasanya.
BYURR
Selena menatap tajam sahabatnya itu. Yang Benar saja. Keadaanya basah kuyup sekarang. Tidak semuanya. Tapi dari ujung kepala sampai dada benar-benar basah. Belum lagi kasurnya. Benar-benar Jessica ini. "Jess! Apaan sih kamu? Pake guyur-guyur segala!"
"Lena! Kamu tuh kayak anak ABG labil yang baru diputusin sama pacarnya. Kamu tuh udah 28 tahun. Mau nginjek kepala 3. Nggak pantes tau gak." Selena menghela nafas. Benar juga sih apa kata Jessica. Ia seperti gadis-gadis galau zaman sekarang. Tidak ada bagus-bagusnya.
"Kalian ngap– Ya ampun Lena! Kok basah basahan gitu?"
"Biarin aja Mas. Abisnya dia udah akayak ABG labil tingkahnya 2 hari ini." Alvin menggelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabat itu. Pagi-Pagi sudah bikin ulah.
TING TONG
Jessica mendecak sebal. Pagi-pagi siapa lagi yang sudah bertamu? Tidak tahu jam apa? Merepotkan. Segera beranjak membukakan. Alvin tersenyum simpul melihat Selena. Masih cemberut karena ulah sahabatnya itu.
"Aldo?" Jessica terkesiap. Mengerjap matanya cepat. Tidak yakin. Jangan-jangan hanya halusinasi. Benar Aldo kok. "Kasia mana?"
"Dia kan sekolah."
"Terus ngapain disini?"
"Aku bertamu nggak boleh?"
"..."
"Nggak boleh masuk nih?" Jessica tersentak dari lamunannya. Cepat cepat memberi jalan masuk. "Aku ada survei untuk lokasi kantor cabang disini. Trus yaudah sekalian mampir. Jessica membentuk O dengan mulutnya. Mengangguk mengerti. Alvin muncul dari belakang. Ia kira siapa yang datang. Ternyata adiknya. Hanya bertukar senyum saja. Mengatakan 'apa kabar?' Kemudian beranjak mengambil perlengkapannya. Tidak pakai basa basi. Hubungan keduanya masih awkward. Kemudian Alvin segera keluar. Menuju tempat kerja. Katanya ada operasi hari ini. Tapi Aldo tahu. Pasti hanya alasan untuk menghindarinya. Jessica mengantar Alvin sampai ke depan pintu. Aldo memperhatikan. Cocok juga Jessica menjadi kakak iparnya. Malangnya gadis itu kalau sampai tahu kakaknya mencintai sahabatnya. Sahabat yang sudah Ia anggap sebagai keluarga. Tapi Aldo akan memastikan. Dalam undangan pernikahan mereka nanti yang ada hanyalah nama Jessica dan kakaknya itu. Tidak akan Ia biarkan nama Selena hadir disitu. Wanita itu miliknya. Hanya miliknya.
"Kamu cocok ya sama kakakku?" Jessica menatap tajam Aldo. Mendudukkan diri di depan lelaki itu. "Kamu..." Jarinya menunjuk tepat wajah Aldo. "Kamu mau dateng nemuin Selena kan?" Aldo tersentak. "Ngaku!"
"Kalau Ia kenapa?"
"Dia cerita semuanya sama aku."
"Semuanya?"
"Semuanya."
"Terus?" PLAKK
"Aw! Kok tiba-tiba main nampar sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Our Story
Teen FictionSelena adalah seorang gadis remaja biasa. Cantik, pintar, dan sedikit lugu. Dirinya bukan gadis yang berasal dari keluarga kaya. Suatu ketika dia mendapati kenyataan bahwa dirinya mengandung anak dari musuhnya sendiri. bagaimanakah Selena harus meng...