1

10.7K 693 15
                                    

Sebuah mobil sport merah berhenti di dalam garasi rumah mewah.
Seorang pria tampan dengan ekpresi wajah datar turun. Kinan!
Dengan wajah datar dia turun dan berjalan menuju pintu rumah.

Tanpa menekan Bel dia langsung masuk.

"Malam Ma, Pa " sapanya dengan sopan. Pada dua orang dewasa. Yang tidak lain adalah ke dua orang tua Kinan. Rani dan Widodo sedang bersantai di ruang keluarga. Kinan berjalan duduk di sofa sebelah ke duanya.

"Capek sayang ? Mau mama buat kan teh ?" Tanya Rani dengan senyum.

"Makasih Ma, tapi nanti Kinan buat sendiri " jawab Kinan melonggarkan dasi nya.

"Kamu jangan terlalu memforsir Sayang, kamu juga jaga kesehatan, jangan terlalu capek " ujar Rani perhatian. Kinan hanya tersenyum.

"Namanya juga kerja Ma, pasti capek " jawab Widodo sambil mengganti chanel.

"Oya, Nan, tadi mama ke resepsi pernikahan nya anaknya teman mama, menantunya itu cantik, keturunan indo - paris gitu " ujar Rani mulai. Kinan mendesah lelah.

"Ma.."

"Oya, gimana pertemun kamu sama Nita Nan ?" Tanya Rani.
"Kamu ketemu dia kan ?" Tanya Rani memicing matanya.

"Iya, dan biasa aja " jawab Kinan sambil berdiri.
"Aku ke kamar dulu" pamitnya lalu berjalan menuju tangga rumah.

"Oya, Kinal..."

"Huft, adik mu itu, dia sudah balik ke kosan nya " jawab Rani seolah tau apa yang akan di tanyakan Kinan. Kinan hanya mengangguk lalu berjalan menaiki tangga.
Widodo hanya menggeleng melihat istrinya yang bawel gak ketulungan itu.

Kinan memasuki kamarnya. Membuka dasi merah nya dan melempar asal ke sofa. Dia berjalan sambil membuka kancing kemeja dan masuk ke dalam kamar mandi.

~~~

Di tempat lain..

Di sebuah lapangan basket. Kinal sedang mendrible bola basket. Sesekali matanya awas pada lawan.

"Nal " seru jeje yang berlari di belakangnya. Kinal mempassing bola pada Jeje. Dan dia berlari ke garis vitro.

Pertandingan latihan itu berjalan hampir empat puluh menit.

Saat peluit usai di tiupkan kinal dan teman - teman nya langsung mengambil posisi di pinggir lapangan.

"Gerah " ucap jeje sambil mengibas - ngibas jersey biru nya itu. Kinal duduk di sampingnya sambil meneguk minumannya.

"Je, besok matkul pagi kan ?" Tanya Kinal. Jeje yang sedang meneguk air mengangguk.

"Gue nebeng ya, lagi males naik metro mini atau busway " ujar Kinal. Jeje mengangguk lagi.

"Loe di kos kan ?" Tanya Jeje. Kinal mengangguk.
"Loe aneh deh Nal, punya rumah tapi malah ngekos, punya fasilitas lengkap, rumah mewah, mobil bagus, malah milih jadi gelandangan "

"Sialan lu, gue bukan gelandangan ya.." ujar Kinal mendorong bahu jeje.

"Iya.. tapi loe itu kayak gak bersyukur tau gak " jawab Jeje lagi. Kinal hanya tersenyum.

"Gue lebih nyaman begini Je, apa adanya," jawab Kinal menaikkan turun alisnya.

Kinal memang lebih suka hiduo sederhana di banding bermewah - mewah dengan orang tuanya. Dia suka hidup mandiri.
Dan dia berhasil hidup mandiri.
Walau masih di kota yang sama dengan orang tuanya dan juga sang kakak.

~~~

Siang ini Kinan memiliki meeting dengan client nya di sebuah restoran.
Dengan santai dia memasuki restoran yang sudah menjadi tempat janjian nya.
Banyak mata wanita menatap terpesona pada Kinan, tapi Kinan terlihat acuh. Dengan tampang datar dia berjalan menuju ruang VVIP.

Kinal Or KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang