28

12.3K 700 42
                                    

"Temui Papa di rumah malam ini, tidak ada penolakkan "

Klik

Aku mengernyitkan heran pada ponsel ku.
Tumben Papa meminta ku pulang, biasanya papa akan menelfon hanya sekedar menanyakan kabar ku.
Dan nada suaranya juga terdengar sangat dingin dan juga penuh penekanan.

Ada apa ?

"Kenapa ? " aku menoleh pada Jeje yang duduk di sebrang meja sedang menyerumput coffechino nya. "Siapa yang nelfon ?"

"Bokap gue " jawab ku dengan mencoba untuk tenang. Dan kembali menyendok pasta yang ku pesan tadi. Jeje hanya beroh ria tidak lagi bertanya apa - apa.

Tepat pukul tujum malam aku sudah berada di rumah. Dengan santai dan langkah, yang entah kenapa ada perasaan yang tidak enak dalam hati. Bahkan langkah ku sendiri terlihat ragu untuk memasuki rumah ku sendiri.

"Huft " aku membuang nafas kasar ku. Dan mencoba menenangkan fikiran ku. Semoga Papa hanya ingin berbicara hal yang random. Atau sekedar menanya kan kuliah ki seperti biasa jika aku pulang.

Ceklek

"Maaa.. Kinal pulang !!" Seru ku lantang. Sambil melangkah masuk aku berjalan melewati ruang tamu.

Aku mengernyit heran saat aku melihat mama sedang duduk dan sambil menangis dan papa berdiri dengan raut wajah yang sangat sulit aku artikan.

"Ma.. " seru ku, melangkah cepat menuju sofa? Di mana mama duduk.
"Mama kenapa ?" Tanya ku cemas dan sedih, ini pertama kali nya aku melihat mama menangis dengan sorot mata yang kecewa.

"Kinal.." ucap mama terisak. Aku menoleh pada Papa yang menatap dengan tatapan yang sangat dingin.

Ada apa sebenar ny ?

Dengan ragu aku berdiri, dan memandangi papa dengan penuh tanda tanya.

"Pa.."

Sret

Papa melempar beberap kertas ke atas meja. Tidak !
Itu bukan kertas melain kan foto.

Deg !

Jantung ku memompa sangat cepat. Mata ku terbelalak tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.

Kenapa bisa ?
Apa papa menyuruh orang untuk mematai ku ?

Glek.

Dengan susah payah aku menelan ludah ku. Dan dengan menggigiti bibir bawah ku, takut. Pasti.

Perlahan aku mencoba kembali untuk menatapa kepada papa.

"Pa..."

Plak

Perih..
Mata ku terpejam, tamparan kuat melayang ke pipi kiri ku. Setetes air mata terjun begitu saja tanpa di suruh.

"Pa.."

"Papa !" Aku bisa mendengar suara lirih mama dan juga suara lantang dan keterkejutan dari Kak Kinan yang entah datang dari mana.

"Bikin malu kamu !" Ucap papa dengan penuh penekanan.

"Pa, papa kenapa sih ? Kenapa nampar Kinal ? " ujar Kak Kinan menarik ku kedalam pelukkan nya.

Aku menunduk dalam, tidak berani memandang ke arah Papa.

"Dek, kamu gak papa ?' Suara Kak Kinan terdengar cemas.

"Kinal !, kamu tau apa kesalahan kamu kan sekarang ? Apa ada yang salah dengan cara papa mendidik kamu ? Hm ?" Tanya Papa dengan sarat dingin dan penuh intimidasi.

"Pa.."

"Diam kamu ! Papa sedang bertanya pada adik kamu itu " sela Papa memotong ucapan Kak Kinan.

Kinal Or KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang