23

15K 771 74
                                    

♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣

Drtt drttt drtt

Getaran ponsel di atas nakas membuat Kinal yang tertidur menggeliat. Dengan pelan dia membuka matanya, mulai mengerjabkan nya beberapa kali. Mengumpul kan nyawa nya yang masih bercecer entah di mana.
Setelah di rasa cukup, Kinal menoleh ke samping. Lalu senyumnya mengembang lebar. Saat matanya melihat bidadari yang terlelap sambil memeluk nya.
Getaran ponsel Kinal kembali bergetar memgalihkan perhatiam Kinal. Kinal menoleh ke arah nakas yang ada di sampingnya. Dengan perlahan dia memindahkan tangan Ve yang memeluk perut nya. Lalu dia bangun dan meraih ponsel pintar nya itu.

"Huft.. " helaan nafas lolos dari Kinal saat nama Naomi tertera di layar. Kinal menoleh kembali pada Veranda sejenak. Lalu dia bangun dari tempat tidur sambil menggeser gambar telfon hijau.

"Pagii.. " sapa Kinal sambil berjalan ke dalam kamar mandi.

"Pagi sayang.. baru bangun ? " ujar Naomi dari seberang. Kinal memandangi dirinya sendiri di cermin.

"Hmm.. iya.. hoammmm " jawab Kinal menguap.

"Mandi gih, aku ke kosan kamu bentar lagi "

"Hah.. ? Eh.. jangan Mi, aku sendiri aja " ujar Kinal gelagapan. Bagaimana tidak, sekarang dia tidak di kosan, malah di apartemen Veranda.

"Kenapa ? Biasanya kan gitu,, aku gak mau kamu melewatkan sarapan kamu ya Nal "

"Emmm.. gak kok, aku gak akan ngelewati sarapan aku, kamu langsung ke kantor aja, gak apa kok "

"Tapi... "

"Sayang, kamu ke kantor aja ya, aku bisa berangkat sendiri,lagian aku bawa mobil " ujar Kinal dengan lembut.

"Yaudah, tapi kamu harus janji ya, harus sarapan tuh "

"Iya, aku janji, yaudah aku mandi dulu, kamu hati - hati di jalan "

"Hm.. bye sayang.. love you "

"Me too " jawab Kinal kemudian memutuskan sambungan telfon.
Kinal menopang kedua tangan nya di atas wastafel memandangi dirinya sendiri melalu cermin.

"Menang banyak loe Nal, pacaran sama Naomi yang cantik penuh kasih sayang, dan juga ngedapetin bidadari yang begitu cantik.." monolognya sendiri pada cermin.

"Huft.. terkutuk lah aku sekarang " ucap Kinal lemah. Lalu dia menghidupkan keran air. Dan membasuh mukanya dengan sedikit kasar.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, Veranda yang sudah bangun sedang bersandar di kepala ranjang menoleh ke arah tersebut.
Senyum Ve mengembang saat melihat Kinal keluar dengan pakaian lengkap. Menggunakan pakaian yang semalam di pakai nya.

"Pagi.. kamu udah bangun " sapa Kinal berjalan ke arah Ve. Mendarat kan kecupan di kening Ve.

"Hmm.. pagi sayang " jawab Veranda, lalu mengecup pipi Kinal.
Veranda meraih tengkuk Kinal dan mengecup bibirnya.
Lalu kembali melepaskan nya. Tersenyum merasakan bibir Kinal yang dingin karena bekas air.
Kembali dia mengecup dan di ikuti lumatan nya. Kinal tersenyum melihat kelakuan nakal Ve di pagi hari.

"Nal..."

"Hm ? Aku harus bersiap, ada kelas pagi, kemarin aku melewat kan nya demi kamu Ve, kamu mandi gih " ujar Kinal setelah melepaskan diri dari Ve. Kinal tersenyum sambil menggeleng melihat Veranda cemberut layak nya anak kecil.

"Hm " gumam Ve bangun dari tempat tidur. Kinal mundur, Ve berlalu kedalam kamar mandi dengan muka cemberut.
Kinal hanya menggeleng kan kepalanya. Lalu melangkah menuju cermin.

Kinal Or KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang