19

12K 764 64
                                    


♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣♧♣

Ceklek

Pintu ruangan Veranda terbuka, membuat Veranda yang sedang berkonsentrasi pada kerjaan nya menoleh.

"Udah mau gelap " ujar Frieska yang masuk kedalam ruangan nya.

"Huft, kamu duluan aja Fries, masih ada beberapa kerjaan yang harus aku selesai kan " jawab Veranda. Frieska duduk di kursi yang ada di hadapan meja Veranda.

" akhir - akhir ini kamu keliatan beda " ucap Frieska memandangi Veranda. Ve menoleh tanya padanya.

"Apa yang beda ?" Tanya Veranda tidak mengerti. Frieska mengindikka bahunya.

"Entah lah, beda aja, kamu jadi kembali lagi ke Veranda yang menutup diri " ujar Frieska seolah acuh.
Veranda menghembuskan nafas beratnya.

"Trus bedanya apa ?"

"Ya.. jujur, aku lebih suka Veranda yang selalu tersenyum tulus, wajah yang berseri setiap hari, dengan semangat yang cerah " ujar Frieska lagi.
"Lagi ribut sama Kinan ?" Tanya Frieska menyelidik kini.

Ve balas memincing matanya pada Frieska. Kemudian kembali menghela nafas beratnya.

"Fris, Kinan yang sekarang bukan Kinan yang awal kita bertemu " ujar Veranda lesu.
Frieska mengerutkan dahi nya.

"Maksud nya ?" Tanya Frieska tidak mengerti.
Veranda kembali memandangi Frieska sahabat nya itu.

"Huft.. " helaan nafas lelah itu lolos begitu saja. Dan kemudian mengalirlah semua cerita, bagaimana dia bisa mengetahui semua kedok atau permainan Kinan dan juga Kinal.

......................................

.........

Veranda PoV

Aku merindukan nya.

Entah siapa yang aku rindukan aku tidak tau. Kinan atau Kinal ?
Yang jelas aku merindukan orang yang selama ini aku cintai.

Kinal ? Mungkin!

Ini sudah hampir sebulan sejak kejadian itu. Sejak pertunangan ku dengan Kinan. Hingga kini aku tidak pernah lagi bertemu dengan nya.

Ingin bertemu dengannya, bisa memeluknya dengan nyaman.

"Trus ? Kinal gimana ?" Tanya Frieska membuka suara setelah sedari tadi terdiam sejak aku menyelesaikan cerita ku.

"Entah lah, saat itu aku berharap, kalau dia berani untuk coming out " ujar ku memandang kosong ke luar gedung kantor ku.
Rintikkan hujan deras di luar membuat ku semakin merasakan kerinduan ku padanya.

"Kamu bagaimana ? Apa kamu berani coming out di depan ke dua orang tua mu ?" Tanya frieska.

"Fris, jika saat itu dia berani, aku akan dengan tegas menolak pertunangan itu, aku yakin mama dan papa akan menerima nya " ujar Veranda datar.

"Aku tau, perasaan ku dan dia salah, dosa, tapi aku gak bisa membohongi diriku sendiri. Aku terlanjur mencintai nya "

"Sejak awal, dia datang memberi warna baru dalam hidup ku, aku jadi tau, bagaimana caranya untuk tersenyum dan bahagia. "

"Mama dan Papa selalu menyerah kan semua pada ku, karena ini hidup ku, aku yang akan menjalani nya " ujar Ku padanya. Memberi penjelasan padanya.

"Ve, mungkin mereka menerimanya, tapi pasti ada rasa kecewa dalam diri mereka, tidak ada orang tua yang ingin anaknya tenggelam dalam dosa " ujar Frieska. Aku terdiam.
Frieska benar, tapi selama ini aku selalu memperjuang kan apa yang menurut ku benar.

Kinal Or KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang