8

10.9K 692 65
                                    

□□□□

"Kenapa ?" Tanya Ve pada Kinal yang terus memperhatikannya. Sejak tadi, terus memandanginya.
Kinal menggeleng.

Masih banyak yang di takuti Kinal sekarang.
Banyak beban yang dia simpan sendiri.

Terutama tentang perasaan tidak wajarnya.

Kinal diam, dia masih memandangi Veranda dengan raut yang susah di tebak.

Ve tersenyum, sambil jarinya bermain di pipi Kinal. Kinal ikut tersenyum.

Deg... deg.. degg..

Lagi dia merasa jantungnya berulah.
Tapi dia juga menikmati detakkan tidak wajar itu.

"Apa yang sedang kamu fikirkan ? Hm ?" Tanya Veranda pada Kinal.

Kinal tersenyum. Lalu menghela nafas nya.

Dia kembali menatap Veranda dengan lembut.

"Banyak " jawab Kinal ambigu. Membuat Ve mengernyit heran.

"Salah satunya ?" Tanya Veranda penasaran. Tangannya terus mengelus pipi Kinan (?).

"Kamu " jawabnya tersenyum. Veranda tersenyum. Dia sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Kinal.

Cup

Satu kecupan mendarat manis di bibir Kinal. Kinal memejamkan matanya.

Bibir ini,,,..

Aku harus bagaimana ?

Gumamnya dalam hati. Ve tersenyum setelah mengecup bibir Kinal.

" Bagaimana cara nya kamu membuatku jatuh cinta sama kamu ? Hm ?" Tanya Veranda tersenyum. Kinal membuka matanya. Lalu tersenyum.
"Padahal kamu sangat jauh dari type ku.. kamu nyebelin, teledor, aneh, dan lebih parah nya kamu sangat manja.. tapi.. " Ve dengan sengaja memberi jeda pada ucapannya.
Kinal masih menungggu.. dalam hati dia sangat mrasa bersalah pada Ve. Dia sudah berbohong dengan menjadi Kinan.

"Aku suka dengan sifat kamu " lanjut Veranda tersenyum.

Keduanya terdiam sejenak saling menatap satu sama lain.

Sampai getaran ponsel Kinal membuyarkan semuanya.

Kinal beralih.. membuka ponselnya sejenak. Sedang kan ve masih betah bersandar pada Kinal. Sambil sesekali mengcup mesra pipi Kinal.

"Udah larut, aku harus pulang, " ujar kinal membuat Ve cemberut. Kinal tersenyum melihatnya.

"Mama udah nyuruh balik " bohong Kinal. Ve menghela nafas beratnya. Tapi dengan terpaksa dia pun bangun dari sofa yang sedari tadi di dudukinya. Kinal juga bangun.

Ve pun mengantar Kinal hingga depan pintu apartemennya. Dengan sangat berat hati dia melepaskan Kinal pulang.

"Kabarin kalau udah sampai " ujar Veranda dengan senyum manis. Kinal mengangguk dengan senyum.

Ve mengecup Kening Kinal dengan penuh kasih sayang. Yang juga di balas Kinal dengan rasa yang sama.

"Aku pulang dulu ya,.. bye " pamit Kinal. Ve hanya mengangguk. Kinal pun melangkah pergi.

¤¤¤¤


Kinal dengan lesu bangun dari tidurnya. Berjalan menuju ke kamar mandi setelah mengechek notif dari ponselnya.
Semalaman dia tidak bisa tidur. Memikir kan semua yang telah di lakukan dan di rasakannya.

Semalaman dia berfikir, perasaan apa yang telah hinggap di hatinnya.
Getaran dari sentuhan Veranda membuatnya merasa aneh. Getaran yang begitu membuat Kinal ketagihan akan sentuhan itu.

Kinal Or KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang