Chapter 21

84 13 0
                                    

"Tumben sekali kau tidak sibuk, Ni." Ujarku.

Aku dan Niall sudah semakin dekat, dan tidak ada kecanggungan lagi. Dan, aku merasakan sebagian dari hidupku yang lalu telah kembali.

"Kami sedang ada libur satu minggu. Jadi, ya. Aku kesini, karena lebih dekat kemana - mana."

"Ohya, Harry kesepian." Lanjutnya.

Responku? Diam, lalu menunduk.

"Ehm.. I'm sorry. Maaf aku sudah menghilang," Ucapku, akhirnya berani untuk berbicara.

"It's ok, Cath. Aku mengerti. Harry sampai putus dengan Kendall, dan tidak mau mempunyai kekasih lagi. Ia takut akan kehilangan orang yang dicintainya lagi,"

Pandanganku buram, karena air mata.

Dan aku sedikit terisak.

"Niall, ku–kurasa a–aku harus pulang," Ujarku lalu beranjak menuju pintu keluar.

Namun, Niall menahanku, lalu memelukku.

"I'm sorry, Cath. I didn't mean that."

Aku mengangguk, lalu membalas pelukannya.

-

2 minggu kemudian...

Aku membuka pintu apartment Niall setelah membukanya dengan kunci.

Yap, Niall memberikanku kunci duplikat apartment nya.

Dia bilang, supaya jika aku kesepian, aku bisa pergi ke apartment Niall, karena dia bilang, bisa saja dia tertidur.

Aneh, kan?

"Niall," panggilku.

"Hoi, Neil!" Ucapku lagi.

Menyerah karena tidak dapat jawaban, aku berjalan menuju ruang tengahnya.

Oh, crap.

Disana ada Louis yang sedang bermain XBOX dengan Niall.

Lalu dengan tidak sengaja, aku menyenggol remote TV yang berada di meja, hingga jatuh.

Brakk..

Duh, dasar bodoh.

Louis dan Niall langsung menoleh.

Dan Louis, ia memasang tampang terkejut.

"Uhm.., sorry boys." Ucapku, lalu menaruh kembali remote tersebut ke tempat semula.

"Loh? Kau tidak memanggilku, tadi?"

"Sudah, dan kau tidak menjawabnya, jadi aku kesini." Jawabku.

"Uhm... Hey, Louis. Remember me?" Sapaku.

"Oh My God. Ini kau, Cath? Really? Kau kemana saja?" Ujarnya, masih menampakkan raut wajah terkejut.

"Hey, balas sapaanku dulu." Ucapku, lalu Niall dan Louis tertawa.

"Hai Cathieee, aku ingat sekali padamu." Jawabnya kembali.

Aku tertawa, "Dan aku tidak kemana - mana. Apartment ku berada tepat di sebelah apartment Niall,"

"Astaga! Bagaimana bisa aku tidak tahu? Padahal aku sering bermain kesini." Ucapnya.

Aku dan Niall tertawa.

"Ohya? Tolong.. uhm, jangan beritahu Harry dulu. Oke?" Ujarku.

"Aye aye, captain!" Balasnya.

-

Ini sudah jam delapan malam.

Aku, Louis, dan Niall masih berkumpul, kami main monopoli.

"Hey, Louis! Kau curang, kau mencuri uang bank!" Teriakku kesal.

"Ah tidak, kau salah lihat." Ucapnya.

Aku dan Niall tertawa.

"Dasar bodoh. Aku melihatnya." Ujar Niall, berhasil membuatku tertawa lagi.

Tiba - tiba, ponsel Niall berbunyi.

Lalu ia menunjukkan layar handphonenya.

Bertuliskan,

'HAROLDz'

lalu ia mengisyaratkanku untuk diam.

"Hey mate."

"Oh ya?"

"Bagus. Disini ada Louis."

"Tidak apa. Aku tidak terganggu."

"Oke."

"See you, mate."

Lalu Niall menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Itu Harry, dia bilang dia ingin bermain kesini. Jadi, kau pulang dulu, ya? Cara sudah pulang, kan?" Tanyanya.

"Oh God, oke, aku akan pulang. Oh, soal Cara, dia pulang nanti jam sembilan. Tapi, it's okay." Ucapku sambil tersenyum.

"Sorry, Cath. See you!" Niall memelukku singkat.

"Bye, Cath. Oh iya, aku minta nomor ponselmu, ya?" Ujar Louis sambil memberikan ponselnya.

Aku mengetikkan nomorku, lalu memeluk Louis singkat.

"Bye, guys. See you. Mungkin besok atau lusa aku datang lagi," Aku memakai sepatuku dan berjalan keluar, menuju apartment ku yang berada di sebelah apartment Niall.



A P D E T

yeaaayyy!

Vomments kawan semuaaaaa

bai bai ai lap yu

Lots of love,

Author.

Infinity - h.s [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang