Apartment Niall.
Silahkan bertanya kenapa aku bisa berada disini.
Jawabannya adalah, Harry secara tiba - tiba masuk ke dalam kamarku, lalu memaksaku ikut. Dia bilang, dia tidak mau menjadi nyamuk disana.
Huh, menyebalkan.
Sedari tadi aku hanya duduk di sofa, lalu bermain ponsel. Oh ya, Louis, Harry, dan Liam berada di ruang bermain game, bersama pacar mereka. Sedangkan aku, berada di ruang tamu. Sendirian.
"Hai." Seketika aku kaget, lalu menoleh.
Sialan, itu Niall.
"Apa?" Ucapku kesal.
"Maaf,"
"Untuk apa?" Jawabku singkat.
"Kemarin. Aku minta maaf, oke?"
"Iya, sudah dimaafkan," Ucapku sambil tersenyum.
Niall merangkulku erat, lalu aku tertawa.
"Hey, awas pacarmu marah padaku," Candaku.
Ia terkekeh, "Tidak akan."
"Benar? Kalau dia marah bagai—" ucapanku terpotong.
"Niall, tolong antarkan aku ke bawah, please? Aku ada jadwal photo shoot, please." Sialan, anak ini lagi.
"Oh iya, sebentar, ya. Aku mau ke toilet." Ucap Niall, lalu langsung bergegas ke toilet.
Melissa lalu duduk disampingku.
"Hey, adik Harry. Jangan dekat - dekat dengan Niall, apalagi bermesraan dengannya, bitch." Ucap Melissa, ia menekankan kata 'adik' dan 'bitch'.
"Aku sahabatnya, tidak mungkin aku menjauhinya, Melissa," Ujarku.
Plak!
Melissa menamparku.
"Dasar perebut kekasih orang!" Desisnya.
Aku hanya menatapnya.
Bertepatan dengan Niall yang datang, Melissa langsung memegang pipinya,
lalu meringis."Kenapa kamu menamparku, Cath? Aku tidak punya salah padamu, kan?" Melissa lalu menangis. Tidak, lebih tepatnya berpura - pura menangis.
Aku mengerutkan dahiku, "Hah? Aku tidak menamparmu, Melissa."
Niall lalu melihat kearahku, "Kau melakukannya? Untuk apa, Cathey? Kau iri dengannya? Apa? Apa yang kau inginkan darinya, Catherine? Jawab!"
"Tidak, Niall—ak—"
Plak!
Tamparan Niall lebih pelan daripada Melissa, tapi sama saja. Sakit. Pipiku perih, sangat perih.
"Baiklah. A—aku akan menjauhinya, Melissa. Tenang saja. Akan kucoba." Aku menitikkan air mata. Menyesal telah memutuskan untuk menjauhinya.
Aku berjalan menuju pintu keluar sambil menyeka air mataku dengan kasar. Sebelum keluar, aku berteriak kepada Harry, "Harry, aku pulang duluan, see you!"
Lalu saat benar - benar sudah berada di luar, aku berbisik pelan.
"I loved you first, why can't you see?"
-
Starbucks.
Yap, aku di Starbucks. Bersama Lottie.
Aku meneleponnya tadi.
Lalu aku menceritakan kejadian tadi.
Lottie menghela nafas, "Itu mengapa aku benci pada Melissa."
"Ia juga pernah bilang padaku, bahwa aku harus menjauhi Niall. Padahal kami lumayan dekat. Dan aku tidak punya perasaan apapun padanya. Menyebalkan, kan? Maka dari itu, aku dan the girls lainnya tidak suka dengannya. Egois."
Aku mengangguk mengerti.
"Lottie! Aku ingin membeli baseball cap adidas, temani aku ya?"
Ia mengangguk, "Aku juga ingin beli."
-
(Anggep aja ini Cath sama Lottie. Ok?)With @lottietomlinson! Love ya!😘
185,992 likes 18,384 comments
HELLO HELLO HELLO HOW ARE U?
WKWKWKW. VOMMENTS GAIS. ok w lg bosen jd apdet. jd jga maafkan kalo ceritanya makin aneh :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity - h.s [slow update]
Fanfic❝And now i'm, one step closer to being. Two steps, far from you.❞