Chapter 23

100 19 2
                                    

"HEYYY NIALL JAMES HORAN!" panggilku setelah memasuki apartmentnya.

"HAI JUGA, CATHERINE JASE STYLES!" balasnya, aku terkekeh.

Aku duduk di sofa, disebelah Niall.

Ia tidak bisa terlepas dari ponselnya.

"Kau tahu? Aku menulis lagu, lho." ucapku sambil tersenyum lebar.

"Oh. Wait-what? OH MY GOD! AKU MAU LIHAT LIRIKNYA!" ia langsung mengunci ponselnya. Astaga, kenapa dia yang sangat excited?

"Ini. Aku menulisnya kemarin." Ucapku, sambil memberi Niall kertas yang berisikan lirik lagu 'Everything Has Changed'.

Ia melongo, "Astaga, ini sangat keren!"

Aku tersenyum lebar, "Bantu aku untuk mencari nada awalnya ya? Aku sudah berhasil mencari nada reff nya."

"Oh ya? Aku ingin mendengarnya!" Niall memberikanku gitar yang kebetulan berada di sebelahnya. Mungkin tadi ia habis bermain gitar.


Aku mulai bernyanyi sambil memainkan gitar,

"Cause all i know is we said hello,
And your eyes look like coming     home
All i know is a simple name, cause    everything has changed
All i know is you held the door
You'll be mine and i'll be yours
All i know since yesterday is, everything has changed."


"Oh My God! Itu sangat keren! Oke. Kita harus menemukan nada yang cocok dengan nada reff nya," jelas Niall.

Aku mengangguk mengerti, lalu kami mulai mencari nada yang cocok.

-

Ini sudah dua jam sejak kami mencari cari nada yang bagus, untuk lagu ciptaanku. Dan yeah, kami menemukan nada awalnya. Hanya tinggal beberapa bagian lagi yang belum berhasil ditemukan nadanya.

"Coba ini, cocok tidak?" Tanya Niall sambil memainkan gitarnya.

Namun tiba - tiba, pintu apartment Niall diketuk.

"Ni, itu ada tamu. Bukain dulu pintunya," Ucapku.

"Ah iya, oke tunggu ya." Balasnya lalu berjalan menuju pintu apartment nya.

Saat Niall membuka pintu apartmentnya, aku melihat kearah pintu tersebut, agar tahu siapa yang datang.

Oh, oke.

Melissa Anne Whitelaw.

Ada yang mengingatnya?

Tentu saja kalian mengingatnya.

Ia langsung memeluk Niall, sambil menangis.

Aku memaksakan senyumanku, dan merasakan sakit yang sangat mendalam.

Uh, jangan bilang ternyata aku gagal move on darinya.

Bodoh sekali, Catherine.

"Niall aku—aku minta maaf Niall, aku tidak menginginkan kekayaanmu, i love you.." Melissa, dia berakting? Hahaha.

Dan kulihat, Niall mengelus punggung Melissa, "It's ok, Mel. Itu sudah kejadian lalu, biarkan saja berlalu."

"Uhm, Niall. Boleh aku menginap disini? Aku sedang kacau, Ni." Melissa masih dengan tangisannya.

"Ya, tentu saja,"

Aku sudah tidak tahan lagi. Melissa ini berakting kan? Bodoh sekali!

"Hey! Sudah cukup aktingnya? Aku bosan mendengar omong kosongmu." Ucapku, tidak peduli lagi.

Melissa tetap menangis.

"Catherine! Dia sedang kacau, tidakkah bisa kau mengerti perasaan dan keadaannya? Perempuan macam apa kau ini?!" Niall. Seorang Niall Horan dengan pertama kalinya membentakku.

Aku menjatuhkan beberapa tetes air mataku, lalu mengambil kertas lirik laguku.

Aku berjalan keluar dari apartment Niall.

Sebut aku cengeng, terserah.

Ini hanya karena Melissa.

Mantan kekasih Niall Horan.

Dan Niall, ia lebih memilih mantan kekasihnya dibandingkan sahabat lamanya?

Aku terus meneteskan airmataku, padahal dulu, aku menangis juga karena Melissa.

Ugh.

Same old shit, but a different day.

Aku masih berada di depan pintu apartment Niall sampai seseorang menepuk bahuku.

"Hey, apa yang kau lakukan disini? Kau salah kamar? Hey—kenapa menangis?"


A6 updateee

Vomments guys serius yg baca jd dikit bgt

na jis

wwkwkwkwkwk vomments aja jgn lupa

Bhaaii

Lots of love,

Author.

Infinity - h.s [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang