Sepuluh| Jangan takut, Aku di samping mu.

2.4K 382 35
                                    

Hola hola minna-sann!! ^_^ Balik lagi ama author kedjeh ini ;) Akhirnya update juga ya :v

Arigatou yang setia menunggu :) Lup lup muach :)

hari ini kartinian :) Ada yang sekolahnya ngadain kartinian kaya sekolah author? Kalau ada cieee... yang tadi jadi emak emak pake kebaya :v *author juga* :v Pasti caem caem semua deh ^_^ Sebagai salah satu dari sekian banyak pemuda pemudi di indonesia, Author mengucap kan...

SELAMAT HARI KARTINI!!! ^_^

Terimakasih pada Ibu Raden Ajeng Kartini yang sudah membuat wanita Indonesia bisa berjaya, membaca, dan menulis, berkat Ibu Kartini Author bisa nulis cerita ini :) Karena kalau ngak ada dia, mungkin kita semua ngak bisa baca apa lagi nulis :v

HAPPY KARTINI DAYS!!! ^_^

.

.

Vote dulu sebelom baca :)

.

.

Udh?

.

.

Enjoyed.. :) This is a long part :)

.

.



"Sebenarnya ada hubungan apa kau dengan si merah itu?" Kiyoshi bertanya tanpa basa basi setelah toko tutup lima menit yang lalu. Kamu yang tengah membersihka meja sontak menoleh ke arah pria itu.

"Kami.. Seperti yang kau ketahui, dulu dia pernah menolong ku dan... Kami saling mengenal.." Ucap mu berusaha menjelaskan dan berusaha untuk tidak terdengar gugup. Kamu masih tak ingin menceritakan semua soal Akashi. Tidak bahkan pada Teppei. Tangan masih mengelap meja, mata masih terfokus kan pada pekerjaan di depan. Sementara Kiyoshi hanya berdiri di samping mu.

"Sepertinya kalian tadi berbicara sangat akrab?" Kiyoshi kembali bertanya. Kamu menatap pria brunute itu.

"Tentu saja. Kita kan teman?" Ucap mu. Dan kenapa juga Kiyoshi jadi bersikap seperti ini pada mu?.

'Tapi kalian terlihat tidak seperti teman di mata ku..' Batin Kiyoshi.

"Begitu." Kiyoshi menjawab singkat ekspresinya nampak terlihat frustasi. Kamu kembali mengelap meja.

"Kenapa kau bertanya begitu Teppei-kun?" Ucap mu seraya membersihkan meja yang lain. Kiyoshi hanya membuntuti mu.

"Hanya bertanya [your name]..." Lirih Kiyoshi. Lagi lagi kamu menatapnya, wajah tampan itu kini mengulum senyuman. Kenapa juga orang itu sulit sekali kamu tebak?.

"Teppei-kun.. besok aku izin untuk tidak masuk." Ucap mu membahas topik lain.

"Kenapa?"

"Aku.. Akashi meminta bantuan ku." Ucap mu kamu menatap pria jangkung itu. Bibir bawah kamu gigiti, takut bahwa pria itu tak mengizinkan mu. Kiyoshi terhenyak sesaat. Namun kemudian memasang senyum untuk mu. Mengusap pelan kepala mu.

"Baiklah.. Hati hati ya?" Ucapnya kemudian berlalu di hadapan mu. Kamu tersenyum bahagia.

"Terimakasih Teppei-kun!" Pekik mu. Kiyoshi yang sudah berbalik dan hendak ke kamar mandi itu menoleh dan kembali memasang senyum tipis pada mu.

Di dalam kamar mandi, Kiyoshi mencuci mukanya lebih banyak. Ia memukul dada nya pelan berulang kali. Sakit. Dada ini terasa sesak. Kenapa Ia tak suka saat kamu bersama dengan Akashi? Kenapa dadanya sakit saat kamu menceritakan soal Akashi? Kenapa begini? Kiyoshi pun tak tau apa yang terjadi pada hatinya saat ini. Mungkinkah ini yang namanya cemburu?.

✔Untouchable [Akashi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang