"Hanya ada satu cara...."Hening... Tak ada yang berbicara. Bahkan Kiyoshi pun enggan untuk bersuara.
"Aku harus kembali melakukan perjalana ke masa lalu untuk menyeret jiwa Kuroko dan membawanya pulang." Ucap mu pelan. Momoi melepaskan cengkramannya di kedua bahu mu. Ia kembali menangis. Kali ini Kiyoshi memeluknya dan membiarkan gadis itu menangis di dalam pelukannya.
.
.
.
.
.
Untouchable
Tidak dapat di sentuh.
.
.
.
Chapter 17
Who your lover name?
.
.
.Ketiga orang itu duduk dengan membentuk pola lingkaran kecil. Lilin lilin kecil melingkari mereka. Tak jauh dari mereka ada satu kasur yang di huni satu manusia tak bergerak yang tengah sekarat. Mata saling melempar pandangan di dalam gelap. Hari sudah malam, bulan sudah naik sampai pada titik puncaknya. Jendela dengan korden putih itu di biarkan terbuka. Korden menari nari bersama angin malam. Sesekali lilin ikut bergoyang terkena angin. Hawa dingin menyapu leher. Pintu pintu sudah tertutup. Sunyi. Tak ada suara selain detak detektor jantung, jam dinding dan suara halus dari infus yang menancap di tangan Kuroko.
"Kau sudah siap [your name]?" Kiyoshi bertanya pada mu yang tengah menyiapkan batin dan mental itu. Kamu menghela nafas panjang kemudian menatap mantap ke arah Kiyoshi.
"Aku siap!" Ujar mu mantap. Kiyoshi mengangguk, Momoi menatap mu khawatir.
"Kau yakin ini akan baik baik saja?" Lirih Momoi, suaranya hampir habis karena manangis terlalu lama. Kamu menatap ke arahnya dan tersenyum teduh.
"Semoga saja begitu Momoi.. Yang perlu kulakukan adalah menyeretnya kembali. Tenang saja, aku pasti akan membawanya pulang. Aku berjanji pada mu." Ucap mu. Momoi kembali menitikkan air matanya.
"Terimakasih.. Hiks.. Hikss.." Isak Momoi.
"Sama sama, aku tidak akan membiarkannya begitu saja." ucap mu.
"Sekarang biarkan diri ku relax dulu ya.." Lanjut mu kemudian. Momoi kembali memeluk Kiyoshi yang ada di sebelahnya. Mereka terlihat seperti adik kaka sekarang.
Kamu kembali menghela nafas. Membuat dirimu serelax relax nya. Nafas mu mulai teratur mata mu mulai kau pejamkan. Sesaat kamu menuli kan segala indra mu. Memfokuskannya menjadi satu kesatuan titik. Di detik berikutnya kamu merasa kepala mu melayang. Kamu mulai berhasil memasuki alamnya. Kamu kembali membuka mata....
Dan kamu sudah berada di tempat berbeda....
Tempat di mana kamu dulu sering menjumpainya. Pintu besar menuju masa lalu.
Ya, pintu masa lalu.
-Untouchable-
Akashi terdiam cukup lama. Secarik foto ada di tangannya. Gambar seorang wanita yang di puja nya ada di sana. Siapa lagi kalau bukan Ibunya?. Tersenyum ke arahnya. Seolah Ia membalas tatapan nya. Akashi tersenyum, Ibunya memang yang tercantik. Jari telunjuk menggelus foto itu. Kemudian tangan nya memindahkan foto itu kebelakang, foto pertama berganti ke foto kedua. Dan di sana dia kembali melihat orang itu.
Ada dua foto di tangannya, satunya foto Ibunya sendiri yang tengah tersenyum manis dan satunya lagi foto Ibunya dengan seorang pria yang di sana tertulis bernama Agatha. Tapi siapa sebenarnya si Agatha ini?. Kenapa di berkas map mengenai kasus pembunuhan ibunya itu tersimpan foto seperti ini?. Apakah Ayahnya sengaja menyelipkan foto itu di sana karena cemburu? Atau pria bersurai coklat dalam foto itu ada kaitannya dengan si pembunuh?. Semakin Akashi memikirkannya kepalanya semakin terasa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Untouchable [Akashi X Readers]
Fanfiction[COMPLETE ✔️] Rank #9 di #Readers'🎊🎉 (12-05-18)🎉🎊 [SUDAH TIDAK DI PRIVATE. SIDER TOLONG SADAR DIRI :) ] Akashi Seijuuro si Tuan Mutlak yang omongannya selalu absoluth itu bertemu dengan Gadis biasa yang aneh. Si Merah yang berkilau bagai casanov...