Sembilan| Tawaran

2.3K 401 57
                                    

VOTE DULU YA! ^_^

.

.

Udh?

.

.

.

Enjoyed with story.. hope you like it ^_^.

.

.


"Kau ingin minum apa Teppei-kun?" Kamu berujar dari arah dapur. Kalian sudah masuk ke apartemen. Kiyoshi yang duduk di sofa mu itu, Ia menatap langit langit apatemen mu yang seolah ingin runtuh itu. Ia menatap iba kepada semua yang ada di dalam apartemen ini.

"A-aku.. Apapun yang hangat." Jawabnya. Mata coklatnya kembali mengeliling sekitar. Kamu kembali dengan membawa dua gelas coklat panas. Untung saat pulang dari rumah Akashi kamu sempat berbelanja dulu ke supermarket.

"Ini, maaf.. Aku tak punya apapun." Ucap mu.

"Tak masalah."

Kiyoshi dan kamu menyesap rasa manis dan hangat dari coklat. Kamu menatap bayangan mu yang terbias di dalam cangkir berisi coklat hangat itu. Kamu terlihat lelah sekali. Hening menyapa kalian. Hanya suara angin di luar sana yang mendesah lembut mengetuk jendela. Kiyoshi juga binggung ingin bilang apa. Ia terlalu gugup karena tadi memeluk mu tiba tiba. Kamu memecah keheningan.

"Naa.. Teppei-kun.. maaf ya aku tak menjawab telphone mu. Ponsel ku tertinggal di rumah." Ucap mu.

"Memangnya kemana saja kau semalaman?" Kiyoshi bertanya dengan nada menyelidik.

"Aku.. " Kamu terdengar ragu. Tapi kamu tau kamu tak bisa terus menyembunyikan ini semua dari Kiyoshi. Bagaimana pun juga kamu sudah menganggapnya sebagai Kaka mu sendiri.

"Semalam 'mereka' menganggu ku. Jadi aku kabur. Aku menginap di salah satu rumah teman ku." Tutur mu.

Kiyoshi nampak meneliti ekspresi mu, mencari kebenaran di sana. Tapi kamu memang mengatakan hal yang sebenarnya, yah.. sebenarnya kata 'teman' di sini tak kamu jelaskan secara jabar. Kiyoshi mendesah lelah, Ia percaya pada mu. Tak ada kebohongan di wajah mu. Dan kamu memang menyatakan yang sebenarnya. Iya kan?.

"Kenapa kau tidak datang ke pada ku?" Kiyoshi bertanya, tatapan nya berubah sendu. Kamu menunduk.

"Aku tak ingin merepotkan mu selalu Teppei-kun.." Lirih mu. Kiyoshi tersenyum lembut, satu tangan terulur kemudian mengacak rambut mu yang memang sudah acak acakan itu.

"Jangan begitu. Kau tak pernah merepotkan buat ku." Ucap nya tulus. Kamu membalas senyuman Teppei dengan lembut.

Malam itu, menjadi malam yang menyenangkan. Bukan seperti malam horor biasanya. Kamu menonton tv bersama, menonton film komedi bersama, tertawa bersama, dan main game bersama. Hal hal yang tak pernah kau lakukan sebelumnya karena satu kau takut, dua kau tak memiliki teman, tiga kau terlalu sibuk akan gangguan dari 'mereka'. Malam itu menjadi malam yang menyenangkan buat mu dan Kiyoshi.

Dan tanpa kamu ketahui....

Seseorang tengah berdiri ragu di depan pintu apartemen mu.

Dia sendiri juga tak tau kenapa dia bisa di sini. Ini semua terjadi akibat dia yang terus mengkhatirkan mu tanpa alasan. Meskipun dalam fikirannya dia berkata bahwa dia ke gedung apartemen kumuh ini karena ingin melakukan ritual bulanan nya yaitu membawa bunga lilly putih kesukaan Ibu nya yang telah tiada, tapi jauh di lubuk hatinya Ia juga ingin menjenguk kamu yang tadi siang diantarnya pulang kemari. Jujur, Ia khawatir pada mu. Dia takut kamu kerasukan lagi.

✔Untouchable [Akashi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang