Inilah jalan yang terbaik untuk kita Akashi.
Jadi.. Selamat tinggal..
Sesungguhnya aku juga mencintai mu. Semoga kau bertemu dengan orang yang lebih baik dari pada diri ku.
Dan lekas melupakan ku..
Tapi apakah kau masih mengingat ku?
Masih kah kau mengingat ku?
.
.
.
.
Untouchable
Yang tak bisa di sentuh
.
.
.
.
Chapter 24
My pain
.
.
.Akashi Point of view
(a/n: setting waktu masih mengikuti part sebelumnya. Yaitu sepuluh bulan setelah Akashi pergi.)
Swiss, 07.00 am
Tak terasa ya?
Sudah sepuluh bulan aku meninggalkan mu. Sepuluh bulan itu bukan waktu yang cepat. Bagi ku itu adalah waktu terlama, rasanya seperti seabad. Detik waktu seolah tak menggasihani diri ku ini yang hampir habis tergerogot rindu. Tapi apalah daya ku? Rindu sekalipun aku tak akan pernah mendapatkan mu. Percuma. Itu semua tak mengubah apapun yang telah terjadi. Tak memutar waktu pula. Aku memang pengecut, aku bahkan tak berani sekedar menelphone mu atau menyuruh detektif andalan ku untuk menyelidiki kabar mu. Karena aku sudah berjanji untuk tidak akan pernah muncul di hadapan mu.
Tapi sungguh, ini amat sangat menyiksa diri ku. Belum lagi pekerjaan sialan yang tak ada habis nya ini. Aku harus bersandiwara di depan semua rekan kerja ku. Menyembunyikan semua luka ku dengan wajah kaku penuh kekuasaan bak iblis. Ya, aku memang iblis. Iblis yang tak kan bisa mendapatkan bidadari kayangan yang bahkan telah ku patahkan sayapnya. Bidadari itu lebih memilih pangeran khayangan. Alhasil hanya aku yang tertinggal di bawah tanah, di kerajaan iblis ku sendirian.
Aku menyeruput teh krisan itu sekali lagi. Menatap keluar jendela. Pemandangan di swiss memang yang terbaik. Suasana kota di pagi memanglah yang terindah. Di balik gedung pencakar langit itu matahari terbit. Sinarnya menerpa kulit ku hangat. Aku tinggal di mansion milik ku sendiri yang kebetulan terletak di tengah Ibu kota. Aku punya banyak mansion yang berceceran di berbagai negara eropa, asia dan amerika. Semakin hari kekayaan ku semakin bertambah. Tapi itu semua tak berarti buat ku. Percuma jika aku kaya, tampan, jenius dan sempurna. Nyatanya mendapatkan mu saja tak bisa.
Tuk tuk..
Ketukan pelan menyapa telinga. Aku tau siapa yang di balik pintu. Itu pasti Midorima.
"Masuk saja Shintarou, tak di kunci." Ucap ku. Dan benar saja, pria hijau itu masuk dengan baju nya yang sudah rapih. Sementara aku masih dengan baju tidur ku. Menatap hampa keluar jendela kamar.
"Akashi-sama kenapa anda..."
"Ini bukan di kantor Shintarou." Potong ku, bisa ku dengar Ia menghela menghela nafas.
"Akashi.. Kenapa kau tidak segera bersiap? Kita ada rapat jam delapan nanti." Ucapnya di belakang ku.
"Aku tau, santai saja.. Aku akan segera bersiap." Ucap ku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Untouchable [Akashi X Readers]
Fanfic[COMPLETE ✔️] Rank #9 di #Readers'🎊🎉 (12-05-18)🎉🎊 [SUDAH TIDAK DI PRIVATE. SIDER TOLONG SADAR DIRI :) ] Akashi Seijuuro si Tuan Mutlak yang omongannya selalu absoluth itu bertemu dengan Gadis biasa yang aneh. Si Merah yang berkilau bagai casanov...