Sakit...
Sakit hati ini [Your name]...
Sakit hati ini mengetahui bahwa kau tak kan bersama ku lagi. Tega nya kau meninggalkan ku di sini sendiri. Apa kekurangan ku? Apa salah ku?. Tapi baiklah jika aku tak bisa bersama mu...
Aku akan pergi dan lenyap dari dunia ini. Tenang saja, kau tak akan pernah menemukan ku.. Di belahan bumi manapun..
.
.
.
.
.
Untouchable.
Yang tak bisa di sentuh.
.
.
.
.
Chapter 23
Untouchable.
Hujan masih mengguyur. Kamu menerima uluran tangan Kiyoshi. Melewati uluran tangan dari Akashi. Rasanya hati Akashi hancur berlebur. Pria merah itu masih mengulurkan tangannya meskipun hampa menyapa nya. Air hujanlah yang menyambut tangannya. Tangan pria merah itu menutup. Baru Ia rasakan yang namanya sakit hati. Rasanya sesak, dada tak sanggup bernafas. Rasanya ada beribu ribu tombak yang menohok hatinya secara bersamaan. Bahkan bibir pun tak sanggup menjelaskan rasa sakitnya. Akashi menatap mu yang kini bergandengan tangan dengan Kiyoshi. Kiyoshi segera memeluk mu yang mulai mengigil kedinginan. Kenapa cinta begitu penuh penderitaan?. Kamu bahkan kini tak ingin menatap Akashi lagi. Bukan kamu membencinya, tapi kamu hanya tak sanggup menatap ekspresinya."Sesuai perjanjian Akashi.." Lirih Kiyoshi. Akashi mengangguk.
"Mulai esok, kau tak akan pernah melihat ku lagi. Nantinya akan terasa.. Bahwa aku tak pernah hadir di kehidupan mu." Ucap Akashi entah kalimat itu di tujukan untuk Kiyoshi atau untuk diri mu. Akashi berbalik, berjalan meninggalkan kau dan Kiyoshi.
"Selamat tinggal [Your name]..." Gumam Akashi.
Pria merah itu berjalan limbung menembus hujan. Menghilang di balik kabut. Tak ada yang tau bahwa selama perjalanannya Ia menangis. Meremas dadanya kuat. Harusnya dari dulu dia tidak mengenal cinta jika akhirnya akan sesakit ini. Bolehkan dia mati saat ini? Ingin Ia menabrakkan diri di rel, tapi dia tak ingin kamu sedih karena kematiannya. Tapi hidup sama saja menyiksa dirinya.
Pergi.
Mungkin adalah jawaban terbaik.
-Untouchable-
Pria tampan bersurai merah itu sudah rapih pagi harinya. Ekspresinya juga sudah berubah seperti biasanya, dingin dan kaku. Ia menatap biasan dirinya yang ada di dalam kaca. Tampan, dan sempurna. Sebuah ketukan pelan terdengar dari pintu kamarnya. Itu pasti Midorima asistennya.
"Masuk." Ucap Akashi pelan. Perlahan pria hijau itu menyembul di balik daun pintu.
"Kau sudah siap Akashi?" Ucap Midorima. Kali ini Ia tidak menggunakan bahasa formal. Akashi mengangguk, Ia hendak keluar kamar. Tapi Midorima mencegahnya. Akashi menatap Midorima.
"Kau yakin dengan kepergian mu ini? Kau akan meninggalkan negara ini selama lima tahun Akashi.. Ini adalah perjalanan bisnis yang panjang. Kenapa kau tidak menyerahkan nya pada ku? Kau bisa mengurus sisanya di sini.." Ucap Midorima. Dengan pelan Akashi melepaskan cengraman Midorima pada lengannya. Ia menatap pria hijau itu.
"Aku tak ingin membebani mu Shintarou, sudah cukup kau bekerja dengan ku selama ini.. Untuk yang kali ini biar ku lakukan sendiri." Ucap Akashi Ia hendak melangkahkan kakinya keluar. Tapi terhenti saat Midorima berujar sesuatu.
"Tapi bagaimana dengan 'sesuatu' yang dulu kau pernah ceritakan pada ku. Apakah kau sudah menemukannya? Jika sudah kenapa kau kembali ingin meninggalkannya?"
"Karena..."
.
.
.
.
.
.
"Karena 'sesuatu' itu ternyata sudah milik orang lain Shintarou. Aku tak bisa memilikinya lagi. Sudah terlambat. Benar kata mu. 'karena yang sudah hilang tak akan pernah kembali dengan mudah.' Aku sering melepasnya, dan sekarang aku benar benar kehilangan dirinya. Untuk selamanya."Ucap Akashi, kemudian Ia keluar ruangan. Sementara Midorima hanya diam. Dia mengerti yang Akashi maksud adalah seorang wanita. Tapi dia tak tau siapa gerangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Untouchable [Akashi X Readers]
Fanfiction[COMPLETE ✔️] Rank #9 di #Readers'🎊🎉 (12-05-18)🎉🎊 [SUDAH TIDAK DI PRIVATE. SIDER TOLONG SADAR DIRI :) ] Akashi Seijuuro si Tuan Mutlak yang omongannya selalu absoluth itu bertemu dengan Gadis biasa yang aneh. Si Merah yang berkilau bagai casanov...