Empat tahun kemudian....
Banyak hal yang terlewati selama empat tahun belakangan ini. Sehari setelah pernikahan mu, kamu di bawa Akashi menuju Australia untuk kembali. Meski Akashi mendapat omelan dari Midorima karena pergi seenaknya, Akashi tidak memecat Midorima dan terima saja di omeli. Nyata nya memang dia yang salah. Hanya Midorima yang bisa seperti itu pada Akashi. Di sana kamu dan Akashi tinggal sementara di hotel milik Akashi sendiri. Tahun tahun berlalu. Akashi memang masih harus menjalani perjalanan bisnis ini selama lima tahun. Karena satu tahun sudah Ia lewati tanpa mu, maka empat tahun ini dia sangat bahagia karena Ia lewatkan bersama mu. Namun perjalanan bisnis ini akan berakhir beberapa bulan lagi.
Semua orang berbahagia...
Bahkan Kuroko dan Momoi. Sebulan setelah pernikahan mu dengan Akashi, Momoi di diagnosa bahwa Ia tengah hamil dengan umur janin sebulan. Dan musim gugur tahun lalu Anaknya sudah menginjak usia tiga tahun. Sekarang kedai jauh lebih baik. Ada banyak cabangnya. Kiyoshi sukses bersama Kuroko. Dua orang itu menyatukan modal dan membuka restoran baru di sebelah kedai. Sebuah idea investasi yang hebat.
Yah.. Tahun nya terus berganti.. Dan semuanya mengalir bagai anak sungai. Tapi Kiyoshi lah yang tak bahagia di sini...
Kiyoshi menatap langit. Pikirannya berkelana. Kamu sudah menikah empat tahun yang lalu, lalu apa yang bisa Kiyoshi lakukan? Pada akhirnya pangeran kayangan harus merelakan salah satu bidadarinya tinggal bersama sang Iblis. Jujur malam ini Kiyoshi rindu pada mu. Kamu sering menelphone Kiyoshi sekali sekali. Seminggu bisa dua sampai tiga kali kamu menelphone Kiyoshi dan mengatakan bahwa kau sedang baik baik saja dan berada di negara mana. Kemarin Kiyoshi mendapat telphone dari mu.
Kamu bilang saat ini kamu sedang berada di Amsterdam, Belanda.Jika kau sudah bahagia?
Lalu kapan dirinya sendiri bahagia?
Ah, bagi Kiyoshi tak ada wanita yang bisa menggantikan mu di hatinya. Bullshit Kiyoshi, suatu hari nanti kau pasti menemukan kebahagian mu...
TOK ! TOK! TOK!
...Sendiri.
TOK TOK TOK TOOKKK!!!!
Suara ketukan yang tak sabaran itu begitu menganggu. Kiyoshi segera bangkit dari posisi tidurnya. Siapa sih tengah malam begini menganggunya? Suara ketukannya berasal dari pintu masuk kedai kopinya. Tapi seingat Kiyoshi dia sudah membalik papannya menjadi kata 'tutup' sebelum Ia naik untuk ke kamar. Ia membawa tongkat bisbol. Takut kalau itu maling atau sebangsanya. Kiyoshi menuruni tangga. Suasana kedai gelap kala itu. Hanya cahaya dari luar yang menyorot kedalam. Jantung Kiyoshi berdebar saat Ia melihat ada bayangan seseorang di balik pintu. Perlahan Kiyoshi mendekati pintu.
Tok tok tok tok!!
Suara ketukan itu masih sama, tak sabar.
BRAK!
BRUGH!
"EH?!"
Kejadiannya begitu cepat, Kiyoshi sendiri binggung menjelaskan rentetan ceritanya. Begitu Ia membuka pintunya, seseorang menerjangnya. Membuatnya jatuh tertindih seseorang yang saat ini tengah menangis di atas dadanya itu.
"Ka-kau siapa?" Lirih Kiyoshi.
Seseorang itu terkejut. Kemudian Ia mengangkat kepalanya dan menatap Kiyoshi dengan mata coklatnya. Matanya terlihat begitu indah di mata Kiyoshi, tapi mata itu terlihat jelas begitu ketakutan. Kiyoshi juga tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena minimnya sinar dari luar. Yang Kiyoshi tau dia seorang gadis. Gadis yang cantik. Gadis itu segera menyingkir dari atas Kiyoshi. Ia duduk di hadapan Kiyoshi, menghapus air matanya. Kiyoshi ikut duduk mengusap belakang kepalanya yang membentur lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Untouchable [Akashi X Readers]
Fanfic[COMPLETE ✔️] Rank #9 di #Readers'🎊🎉 (12-05-18)🎉🎊 [SUDAH TIDAK DI PRIVATE. SIDER TOLONG SADAR DIRI :) ] Akashi Seijuuro si Tuan Mutlak yang omongannya selalu absoluth itu bertemu dengan Gadis biasa yang aneh. Si Merah yang berkilau bagai casanov...