Vlacacia {16} : The Chance

237 23 10
                                    

"You got something to say? Why don't you speak it out loud instead of living in your head?"


Udara segar khas pagi hari menyambut Vlarena yang sudah siap mengawali hari Minggunya kali ini. Matahari baru saja menampakkan dirinya di balik awan seputih kapas yang memenuhi langit dengan biru yang tampak lembut. Dengan perlengkapan olahraga milik Hana, Vlarena siap menjalani sesi olahraga kali ini.

Saking antusiasnya, gadis itu bahkan sudah melakukan gerakan pemanasan yang semalam ia contek dari Youtube. Tangannya terangkat ke atas, membentang ke samping dan turun ke bawah, begitu seterusnya selama beberapa menit sampai suara bel rumah membuyarkan fokusnya pada gerakan yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh itu.

Vlarena lari terbirit-birit menuju pintu utama, rambutnya yang dikuncir kuda bergerak kesana kemari saat Vlarena berlari macam tokoh kartun yang kecentilan, tidak lupa senyum itu yang terpasang di wajahnya.

"Haaai!" sapa Vlarena riang saat mendapati Sara berdiri di hadapannya sambil membawa tas yang ia sampirkan di bahu. Vlarena tidak bisa berhenti memuji keindahan tubuh gadis di hadapannya ini. Baju olah raga yang menutupi bagian dada sampai setengah perutnya, sehingga bagian perut bawah yang begitu rata bisa terlihat. Dilengkapi celana yang terlihat pas dengan ukuran tubuhnya, tidak lupa pula jaket olahraga yang terlihat kebesaran dan terdapat nama Alfariel di bagian kanannya.

Tunggu,

Alfariel?

Vlarena menekan bibirnya saat menyadari bahwa jaket yang Sara kenakan adalah milik Alfa. Ya, kemungkinan seperti itu sebab jaket itu sepertinya memang diperuntukkan bagi laki-laki. Menggeleng singkat, Vlarena lantas mengajak Sara untuk masuk ke rumahnya dan langsung mengarahkan Sara ke halaman belakang.

"Wah, niat banget sih, Vla!" Sara terkejut saat ia melihat dua matras yang sudah tergelar dengan jus lemon yang ditaruh di sampingnya.

Rencananya hari ini Vlarena akan diajari Sara mengenai gerakan-gerakan olah raga yang bisa dilakukan di rumah. Mengingat tempo lalu saat Alfa dan Sara mengantar Vlarena pulang dari Rumah Sakit, dua kaum hawa itu larut dalam obrolannya tentang bentuk tubuh yang ideal.

Vlarena memuji keindahan tubuh Sara yang terlihat begitu ideal, berbeda dengan dirinya yang terlihat biasa-biasa saja, tidak terihat fit dengan otot-otot kecil di tangan, ditambah pipinya yang bisa dibilang agak bulat.

Meski Alfa sepertinya tidak setuju dengan rencana Vlarena dan Sara sebab cowok itu bilang bahwa Vlarena tidak perlu melakukan hal semacam itu, melakukan olahraga yang menguras tenaga saat Alfa tahu bahwa Vlarena memiliki kondisi fisik yang lemah.

"Gak usah memaksakan diri untuk terlihat menarik di mata orang, jadi apa adanya lo itu lebih baik."

"Apa sih, Fa? Gue kan cuma mau tubuh gue sehat, fit kayak Sara. Gue bukan mau cari perhatian, kok."

"Bohong kalau lo gak akan cari perhatian. Setiap cewek kalau punya sesuatu yang menurutnya adalah sebuah kelebihan, maka dia akan pamer ke siapapun secara gak langsung, bukannya begitu?"

"Sok tau lo, Fa. Udah sana nyetir yang bener!"

Percakapan di mobil sore itu terulang kembali di otak Vlarena. Saat tampang Alfa berubah masam kala Vlarena minta diajarkan olahraga pada Sara. Bahkan Alfa sampai tidak mengeluarkan kata selain "Hmm", "Iya", dan "Nggak" saat Alfa dipancing untuk berbicara.

"Tapi keadaan lo udah membaik kan, Vla?" tanya Sara yang sepertinya tidak yakin dengan kondisi Vlarena. Belum genap dua hari gadis itu pulang dari Rumah Sakit, kini Vlarena sudah berulah. Mentang-mentang Alfa sedang latihan basket dan tidak sedang berada bersama Vlarena, maka gadis itu santai-santai saja.

VLACACIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang