5 : What's wrong with Julian?

793 72 110
                                    

Huahhh akhirnya bisa udpet jugaa setelah sekian lama. Maafkan updet yang nelat buanget gara-gara tdk ada kuota, wkwkwkw parah ini-_-
Maafkan banget atas keterlambatan updet. Sekali lagi maaf, wkwkwkwk harap maklum author juga sedang 'sedikit' sibuk jadi tidak bisa setiap saat lihat wattpad dan updet, semoga aja banyak waktu luang buat updet hehehe. Sekali lagi, mohon maaf yang sebesar besarnyaaaaa cimit cimitku tercintaaahhhh. Abang Julian akan membayar semuanya, wkwkwkwe

***

Westminster, NYC, 2016

"Julian Aero Leonidas....," panggil Mr. Tughlid saat ia tengah mengabsensi kehadiran para siswa di kelasnya. Tetapi tak ada sahutan dari sang pangeran sekolah. Mr. Tughlid mendongak, menatap seisi kelas. "Kemana bocah itu? Adakah disini yang tahu mengapa pangeran sekolah kalian memutuskan absen disaat ujiaan dadakan ini?!"

Seisi kelas menggoyangkan kepalanya tidak tahu membuat raut wajah tersiksa Mr. Tughlid semakin bertambah jelek, "Mr. Bagged!!" Pria paruh baya itu berteriak nyaring dengan suara cemprengnya,

Thommy mengangkat tangannya yinggi-tinggi, "Ya Mr. Tughlid" jawab Thommmy tenang,

"Apa kau tahu dimana sahabatmu itu?" Tanya Mr. Tughlid, Thommy mengedikkan bahunya asal.

Pria paruh baya itu hanya mendesah pasrah kemudian mengambil bukunya di atas meja. Buku setebal 500 halaman lebih yang berjudul 'History of Art' Ancient Greece ia acungkan di tangannya, "Buka halaman 367, pelajari ramalan nubuat Oracle untuk raja Leonidas dari Sparta sebelum ia berperang di cel--

Mr. Tughlid tak pernah menyelesaikan perintahnya karena pintu kelasnya tiba-tiba menjeblak terbuka menampilkan sosok Julian Leonidas. Rambut coklat pasirnya berantakan, dua kancing teratas kemeja yang dipakainya terbuka dan ia menggulung lengan kemejanya hingga kesiku semakin memperburuk penampilan pemuda itu ditambah celana jogger dan sepatu boot yang benar-benar tak cocok dikenakannya. Seisi kelas tercekat melihat Julian datang dalam keadaan memprihatinkan seperti itu. Sedangkan Mr. Tughlid berdecak sebal dengan mata membulat sempurna seolah menyuarakan apa kau sudah kehilangan kewarasanmu, "Well, aku terkesan Mr. Leonidas. Hari pertamamu setelah liburan yang sangat panjang ternyata sanggup membuat separuh kewarasanmu rontok" sindir Mr. Tughlid kalem,

Julian mengedikkan bahunya asal kemudian berlalu menuju tempat duduk nya disamping Thomas, namun belum sempat ia melangkah sesuatu yang ringan dan sedikit menyakitkan melayang mengenai kepalanya. Pemuda itu memutar tubuhnya berbalik menghadap Mr. Tughlid, ingin berteriak memprotes "Hei...."

"Dimana kau menyimpan kewarasanmu Mr. Leonidas?! Cepat keruangan Mrs. Jenkins sskarang juga!" Mr. Tughlid nyaris berteriak dihadapan seisi kelas. Suaranya menggelegar merambat disetiap batu bata penyusun dinding.

Julian mengerutkan keningnya dalam, "Apa-apa an kau seenaknya menyuruhku, dasar budak!!" Pemuda itu mencela Mr. Tughlid dengan tenang. Nada bicaranya penuh kekuasaan dan arogansi.

Mr. Tughlid mengepalkan tangannya kuat-kuat berusaha untuk menahan emosinya yang hampir membeludak. Seisi kelas dibuat tercekat oleh perbuatan Julian yang tidak disangka-sangkanya, "Kau menyebut pekerjaan ku budak?! Lantas bagaimana dengan mu yang masih membutuhkan budak sepertiku. Tidakkah kau lebih rendah dariku, Leonidas!!!"

Vellha melirik Julian ketakutan kemudian berpindah pada Mr. Tughlid yang sedang dikuasai emosi. Urat-urat leher Mr. Tughlid tercetak jelas membuat gadis itu semakin bergidik ngeri. Ia mengalihkan pandangnya pada Thommy yang juga menatap Julian dan Mr. Tughlid lekat namun sedetik kemudian ia menatap Vellha. Gadis itu memberi kode pada Thommy untuk menghentikan Julian bertingkah lagi. Ia menangkapnya dengan baik, segera Thommy berdiri dari duduk dan beringsut mendekati Julian. Thommy menepuk bahu Julian, "Come on Jul's, ruangan Mrs. Jenkins tidak lebih buruk" bujuk Thommy

THE LEONIDAS [Book Two] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang