43 : Caesarion die

111 16 18
                                    

Mata Caesarion terbuka dengan nyalang. Tidak. Bukan lagi Caesarion. Pemuda itu sedang tertidur di suatu tempat di alamnya dengan tenang dan damai. Mungkin sedang merindukan Ferdinand dan menatap disana selamanya. Yang kembali bukan Caesarion. Bukan pemuda itu karena Caesarion sudah mati untuk yang kesekian kalinya.

Bagaimana manusia bisa hidup lagi setelah kepalanya terputus dari tubuhnya. Tidak mungkin seorang manusia. Yang bangkit adalah sesuatu yang lain. Dan hal itu membuat Hades bahagia setengah mati. Ia sudah mendapatkannya sekarang. Jantung Caesarion dan Julian.

Perlahan kepala Caesarion kembali menuju tubuhnya. Menyambung menjadi satu seperti sebuah jalinan benang yang saling merekatkan satu sama lain hingga akhirnya terpasang sempurna dan tak berbekas. Sisi mengerikan Caesarion telah bangkit, menyerap semua kutukan yang diberikan Hades hingga akhirnya secara harfiah jantungnya lenyap tak berbekas.

Ia kembali menjadi maklhuk yang tidak bisa dijabarkan sebelumnya. Tidak memiliki jantung dan masih hidup. Bukan seorang vampir ataupun dewa. Tidak hidup abadi namun tetap akan kembali hidup sebanyak apapun ia mati. Dia adalah maklhuk kutukan yang akan lemah dengan satu hal.

Rangkaian senyum kecil dengan mata berkilat penuh api di dalamnya berkobar. Benar-benar dari api. Seluruh tubuhnya sekarang terbuat dari api yang diambil di dasar Tartarus. Tidak abadi tapi mematikan.

Caesarion berdecak kesal, "Hey! Apa lebih menyenangkan melihat orang pingsan daripada musuh kalian!" Seru Caesarion nyaring.

Mereka semua menoleh melihat nya. Geraman demi geraman kembali muncul. Mereka tak segan-segan lagi untuk menyerang Caesarion bersama-sama. Tapi dengan cepat Caesarion menghindarinya lalu berkacak pinggang, "Maaf saja tapi aku tidak ingin membiarkan diriku merasakan mati untuk kedua kalinya"

Diakhir kalimatnya ia tersenyum sembari menjentikkan jarinya dan sebuah pedang muncul entah bagaimana caranya. Seperti sebuah sihir. Dengan sigap Caesarion meraih pedang tersebut lalu membabat habis semua minotaur yang ada dengan pedangnya. Tidak menyisakan sedikitpun.

Mayat-mayat menyedihkan maklhuk itu bergelimpangan disana dan dengan santainya Caesarion melangkahi tanpa rasa bersalah. Ia mengangkat tubuh Gorgo dengan memanggulnya di pundak,"Fiuh...Gorgo benar-benar menyusahkan saja!"

Minotaur lain yang masih hidup melengking ketakutan. Mereka menggeram-geram menyerukan permintaan maaf. Ketika Caesarion berjalan melangkahi para mayat minotaur menuju lorong, minotaur lain menyibakkan dirinya membiarkan pemuda berparas bak dewa itu lewat.

Sayang sekali Caesarion tak memiliki waktu untuk menyombong karena Persia sedang berusaha menyerang kerajaannya. Pemuda beriris hazel itu menatap salah satu minotaur. Maklhuk buas bertanduk tersebut langsung menundukkan kepalanya, ia maju mendekati Caesarion dengan perlahan.

Caesarion menyentuhkan tangan kirinya pada permukaan kepala maklhuk tersebut lalu memejamkan mata. Selama beberapa saat mereka sama-sama terdiam. Caesarion memberikan mereka perintah melalui pikirannya. Seolah mengerti yang dimaksud, sang minotaur melengking tinggi. Kepalanya terayun-ayun keatas lalu menggeram dengan sangat keras.

Setelah ia menggeram, susulan geraman dari minotaur lainnya saling bersahutan. Caesarion tersenyum miring sembari melangkah ke depan dan dalam sekejap tubuhnya hilang seperti butiran debu. Ia seolah tidak pernah berada disana. Para minotaur menggeram lagi dengan sangat kuat kemudian minotaur yang di sentuh oleh Caesarion berlari tergesa-gesa diikuti yang lainnya

***

Beberapa orang merasa bahwa ada getaran. Ia menoleh ke kawannya, "Apa kau merasakan itu?" Teriak pria itu nyaring.

Kawannya yang tengah mengayunkan pedang untuk melawan menoleh, "Apa? Aku sibuk?!" Teriaknya membalas.

Pria itu mengernyit heran merasakan getaran lagi di kakinya. Semakin penasaran saat getaran tersebut terasa bergerak. Tak menunggu lama ia bergerak cepat menendang perut tentara Sparta dengan kakinya lalu menusukkan pedang miliknya ke dadanya. Satu musuh lagi tumbang.

THE LEONIDAS [Book Two] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang