20 : Lost

575 39 11
                                    

Playlist kali ini Say something (I'm giving up on you). Selamat membaca😊

***

"Senat ada disini Jenderal" Mardonius menghilangkan fokusnya pada lembaran papyrus di hadapannya untuk melihat siapa yang dimaksud kasim istana padanya.

Tithraustes tidak pernah mengunjungi nya. Walau hanya satu kali pun ketika ia hanya seorang bawahan nya hingga menjadi senator. Tithraustes adalah tipikal pria ambisius yang menghalalkan segala cara untuk mendapat posisi sebagai seorang senator. Bahkan ketika ia harus membunuh puluhan nyawa supaya meloloskannya menduduki posisi tersebut. Beruntung sewaktu itu Mardonius menjalin kerja sama dengan Tithraustes hingga akhirnya ia mendapat posisi sebagai jenderal besar Persia setelah kekalahannya dari Yunani pada invasi kedua mereka. Ia paham betul bagaimana Tithraustes melakukan semua misinya tanpa ragu-ragu dengan penuh pertimbangan matang. Setiap taktik sudah di ukur dan dipikarkan secara terperinci akibatnya pada masa depan. Tidak pernah ada taktik nya yang gagal sama sekali. Mardonius tidak akan pernah berhasil sejauh ini tanpa bantuan senator seperti Tithraustes. Tapi bukan melakukan nya dengan cuma-cuma. Selalu ada harga mati untuk setiap langkah yang diambil Tithraustes.

Apalagi ketika secara tiba-tiba Tithraustes berkunjung pada nya saat ini. Bukan tanpa alasan atau sekedar menanyakan kabar, Tithraustes pasti punya maksud lain. Mardonius sudah yakin saat melihat sosok nya yang menghalangi sinar mentari pada pintu nya. Tidak perlu menjadi pintar untuk mengetahui kenapa Tithraustes datang padanya selain membawa mimpi buruk. Mardonius harus menyiapkan sejuta senjata kata-kata untuk bisa membuat Tithraustes bekerja sama dengannya di bawah kuasa nya merebut Yunani lagi. Dan Mardonius harus bisa meyakinkan pria gila kekuasaan itu. Mardonius mendorong kursinya mundur saat Tithraustes berjalan memasuki ruangan.

"Kasim macam apa yang kau pekerjaan ini Mardonius?! Dia bahkan tidak tahu caranya menerima seorang tamu dengan benar" Tithraustes menggerutu.

Mardonius hanya bisa menggelengkan kepala. Tithraustes menatap kasim di depannya dengan tajam sebelum akhirnya duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu gelondongan. Sedangkan sang kasim menundukkan kepala tidak berani menatap kedua nya dengan takut-takut seolah-olah nyawanya akan melayang jika berani menatap Mardonius apalagi Tithraustes. Mardonius berdecak sebelum menjawab Tithraustes, "Dia dari Yunani, pemberontak kecil. Aku tidak bisa memilih karena Persia tidak tahu bahwa aku masih hidup. Tempat ini pun hanya seadanya"

"Pantas saja" Tithraustes mengurut hidungnya, "Jadi berita itu benar-benar palsu saat aku melihat mu sekarang di depanku. Ku kira kau telah berakhir" ia bergumam

Mardonius menyeringai, "Aku tak pernah berakhir Tithraustes. Tidak pernah. Semuanya hanya rekayasa saat mereka menyebarkan rumor itu. Kemungkinan terbesar adalah aku akan meruntuhkan kesombongan Liga delos dan merebut Yunani paksa dari tangan Athena atau nama ku akan berakhir menjadi sebuah debu"

Tithraustes tertawa lebar. Gigi nya yang berukuran serupa biji jagung menyembul keluar. Satu gigi taring Tithraustes hilang karena dihantam oleh Leonidas, "Yakin kah kau?"

Mardonius menyipitkan matanya merasa tersinggung karena ucapan Tithraustes. "Apa maksudmu Senator? Apa tujuan mu kesini?"

Tithraustes memalingkan muka nya melihat sekeliling ruangan kecil tersebut. Tempat persembunyian Mardonius tidak mirip seperti benteng. Lebih kepada rumah tikus di jalanan becek. Ia tidak pantas mendapatkan ini semua. Bagaimana bisa jenderal besar Persia berakhir seperti pemulung setelah kekalahannya. Jika Tithraustes menjadi dirinya, ia akan memilih mati terhormat daripada melarikan diri dan mendekam di tempat menjijikkan itu. Lihatlah! Dinding dinding dalam kuil bekas yang dijadikan tempat persembunyiannya? Mereka berwarna kekuning-kuningan dan memiliki noda besar berwarna hitam di atap nya. Tithraustes yakin bahwa kuil ini akan tergenang saat hujan badai atau bahkan hujan kecil sekalipun melihat banyak nya atap yang bocor. Saat ia sampai di depan kuil pun keadaannya tidak jauh lebih buruk selain reruntuhan bangunan. Menjijikkan sekali. Tapi merupakan sebuah kabar hebat mengetahui Mardonius masih hidup. Pengecut sepertinya memang tidak mudah mati, namun semuanya tidak akan berakhir lama. Mardonius hanya akan tinggal kenangan sebentar lagi.

THE LEONIDAS [Book Two] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang