Sparta, Ancient Greece 465 BC
Caesarion sedang memeriksa beberapa lembar papyrus yang baru saja di berikan kasim Nauplius--kasim kepercayaan kerajaan--beberapa menit yang lalu. Ekspresinya terlihat begitu serius, dengan dahi berkerut, pandangan tak tak pernah lepas dari lembar-lembar dedaunan tersebut dan tangan yang memijat pelipisnya sendiri. Sungguh, jika Caesarion boleh mengaku segala hal yang ada dalam pemerintaha pada era Yunani kuno lebih rumit ketimbang Alexandria. Caesarion bahkan hampir tidak mengerti apa yang ia baca. Bukan tulisannya yang tidak dimengerti olehnya, melainkan maksud lembaran-lembaran tersebut. Ia tidak mendapatkan urusan pemerintahan yang serumit ini sebelumnya di Alexandria.
Walau pun sudah membaca nyaris enam kali dan mengulang serta merapalkan maksud tulisan yang tertera, Caesarion tetapi saja tidak mengerti. Ada beberapa istilah yang tidak bisa dipahaminya dalam bahasa Yunani. Itu memang faktor utama, namun selain itu cakupan informasi yang diberikan kurang sehingga Caesarion tidak dapat menerka-nerka apa hubungan hasil yang sebelumnya dan sesudahnya. Bagaikan bermain dengan beberapa missing puzzle yang tidak diketahui keberadaannya, dia hampir harus menerka-nerka semuanya menggunakan logika untuk dapat menyimpulkan suatu hasil. Dan sekali lagi, itu bukanlah hasil MUTLAK. Karena Caesarion hanya mengandalkan logikanya.
Dalam keseriusan yang terasa beku untuk dicairkan. Seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya dengan perlahan. Caesarion memerintahkan siapapun sumber suara tersebut untuk masuk tanpa mengindahkan perhatiannya dari lembaran papyrus tersebut, "Yang Mulia Julian Leonidas. Ibu suri telah kembali"
Suara kasim Nauplius membawa Caesarion berenang ke permukaan, separuh fokus nya hilang teredam di batas khayalannya. Pemuda itu mendongakkan wajahnya menatap kasim Nauplius berdiri di ambang pintu besar yang memiliki dua pilar tinggi. Ia sedikit membungkukkan badannya menghormat ketika Caesarion menatapnya. Pemuda itu mengkerut kan dahinya lebih dalam, "Ibu suri?" Caesarion balik bertanya,
Kasim Nauplius mengangguk sebelum kembali menjawab, "Ya yang Mulia. Yang Mulia ratu Gorgo telah memasuki halaman istana. Sebagai seorang raja sekaligus anak, seharusnya anda tidak melewatkan ritual penyambutan" kasim menjelaskan panjang lebar.
Jika tidak salah, dalam sejarah mereka mencatat bahwa Gorgo adalah istri Leonidas yang merupakan anak Cleomenes I--atau dalam konteks lain, Leonidas bisa dikatakan menikahi keponakannya sendiri--Caesarion meletakkan lembaran papyrus tersebut di meja, "Ritual apa? Seperti apa itu?"
Kasim menghela nafasnya sedikit terkejut namun ia kembali menjelaskan sambil tertunduk dalam tak ingin melihat wajah Caesarion seolah pemuda itu memiliki penyakit langkah yang bisa tertular hanya melalui tatapan. Sebenarnya Caesarion tidak suka ketika seseorang mengajaknya bicara namun tidak menatapnya, tetapi apa daya ia tidak bisa menyalahkan kasim Nauplius karena ia menghormati raja mereka. Sang Kasim nampak menghela nafas sebentar.
"Saya akan menjelaskannya selagi yang Mulia ikut saya ke ruang perayaan" Caesarion segera mengangguk. Ia memilih berdiri dalam diam sembari mengikuti Nauplius menuju ruangan yang dimaksud.
Mereka berjalan lurus disepanjang koridor sayap kanan istana menuju pusat istana. Dari situ kasim mulai bercerita, "Sejak lima belas tahun yang lalu. Ketika yang Mulia Leonidas meninggalkan Sparta untuk pergi berperang di celah Thermopylae bersama tiga ratus pasukan terkuat nya, ratu Gorgo selalu menantikan beliau untuk kembali. Tidak peduli seberapa seringnya beliau menunggu di depan gerbang suatu saat ia mengharapkan raja Leonidas untuk kembali padanya dalam keadaan utuh. Tetapi berita itu sungguh mendiamkan seisi Sparta, termasuk anda. Setelah sepuluh tahun berlalu di Sparta tanpa kehadiran yang Mulia Leonidas dan anda diumur yang sangat muda sudah menggenggam tambuk pemerintahan, kami dikejutkan dengan berita gugurnya yang Mulia Leonidas di medan perang. Hal tersebut mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, terutama anda dan ratu Gorgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEONIDAS [Book Two] ✓
Fiksi PenggemarFor Those Who doesn't Believe in Love *** Book two : Ancient Civilization Trilogy Kembalinya Caesarion ke kehidupannya yang sekarang tak selalu berjalan mulus. Musim panas keduanya kembali datang. Kali ini lebih menyeramkan. Sisi lain dari dirinya b...